03. Taruhan

168 8 3
                                    

Hallo semuanyaaaaa

Apa kabarr??

Semoga kalian sehat-sehat terus yaaaaa!

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN!

JANGAN LUPA JUGA UNTUK FOLLOW
IG : @ANE.SULISTIA
WP : @ITSMEANE_
IG : Wattpadanee_

HARUS FOLLOW POKONYA!!

SELAMAT MEMBACA!

***

"Tatapan itu. Aku sangat percaya bahwa kedua matanya sedang memperhatikanku. Namun, untuk apa?"

_Athaya.

***

Hari sudah pagi, itu artinya semua anak sekolah diharuskan bangun pagi karena harus pergi ke Sekolah. Sama halnya dengan Athaya, perempuan berambut pirang itu kini sudah siap dengan seragam lengkapnya. Ia sedang mengemasi buku yang seharusnya ia bawa ke Sekolah sesuai jadwal pelajaran saat ini. Ini hari selasa, itu artinya Athaya harus membawa baju Olahraga karena hari ini adalah bagiannya.

Athaya menuruni anak tangga untuk menuju lantai dasar. Beruntungnya Athaya tidak sendiri tinggal di rumah ini. Bibirnya melengkung ke atas membentuk bulan sabit saat ia sudah melihat sang Nenek sedang menyiapkan sarapan dan bekalnya untuk dibawa ke Sekolah.

"Pagi Nek," sapa Athaya kemudian duduk di kursi meja makan samping Neneknya.

"Pagi Tha, hari ini seperti biasa, bekalnya udang asam manis kesukaan kamu, ya." Fira memasukan kotak bekal itu ke dalam Tas berwarna biru milik cucunya.

"Makasih Nek, lagian gak usah repot-repot, aku bisa beli nanti."

"Gak repot Athaya, untuk cucu Nenek satu-satunya apa yang harus direpotkan?" Fira kemudian menyendok nasi goreng untuk diletakan di atas piringnya.

Mereka menikmati sarapannya dengan tenang. Hanya ada suara dentuman sendok dan garpu yang menghiasi sarapan mereka berdua. Fira menatap Athaya dengan tersenyum simpul, perempuan cantik yang ada dihadapannya ini membuat Fira tidak tega dengan kehidupan cucunya saat ini.

"Tha, apa gak sebaiknya kamu berhenti bekerja?"

Athaya tersedak makanannya sendiri. Ia kemudian meneguk satu gelas air mineral yang terletak di sampingnya. Athaya menatap Fira dengan kening yang berkerut.

"Maksud Nenek gimana? Kalo Athaya berhenti, nanti yang ngurusin semuanya siapa Nek?" tanya Athaya.

"Sayang, Nenek cuma mau kamu di rumah. Nikmati masa muda kamu, jangan terlalu mementingkan pekerjaan." ujar Fira. "Lagi pula Restoran itu seharusnya milik kamu, kamu tidak perlu bekerja, kamu hanya perlu mengawasi karyawan kamu saja."

"Tapi Nek, gak bisa begitu. Itu bukan cuma milik Athaya Nek, itu juga milik Nenek, biarin Athaya menjalankan tugas Athaya di sana, Nek. Nenek hanya diam di rumah dan jangan kasih tau siapapun." Athaya memohon kepada Fira agar tidak menyuruhnya untuk berhenti.

Fira menghela nafasnya panjang. "Ta-tapi-"

"Nek, percaya sama aku, aku gak papa." Athaya mencoba meyakinkan sang Nenek.

PESAN TANPA NAMA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang