04. Karsa

114 26 3
                                    

Ada senyuman lebar yang Sana lihat dari Soonyoung ketika laki-laki itu dihampiri oleh anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada senyuman lebar yang Sana lihat dari Soonyoung ketika laki-laki itu dihampiri oleh anak-anak. Sana pikir, Soonyoung akan sungkan untuk bermain dengan mereka. Pada kenyataannya, si kelahiran Juni sekarang bersikap seolah ia seumuran dengan mereka. Tidak jauh berbeda dengan adik-adiknya. Sana sempat meringis melihat mereka bertiga yang bertingkah heboh melebih anak-anak.

"Sana, jangan kaget, ya, sama anak-anak Mama," ucap Mama seraya menuntun Sana, meskipun merasa sungkan Sana mau tidak mau harus menerima bantuannya daripada harus terjatuh.

Soonyoung seolah lupa kalau Sana ada di sini semenjak mobil yang mereka kendarai terparkir di depan rumah besar ini. Sana mengikuti kemana Mamanya Soonyoung akan membawanya, ternyata untuk duduk di salah satu bangku yang ada di halaman luas itu.

Ah, tempat ini.

Ini pertama kalinya lagi ia datang kemari setelah sekian lama.

"Mereka punya topeng kalau lagi di dunia luar, Mama juga gak tahu apa alasan mereka kayak gitu," ucap Mama lagi, "tapi, kalau udah di rumah, terlebih kalau udah bertiga kayak sekarang. Bisa dilihat, 'kan, aslinya mereka gimana."

Sana memandang lekat ke arah mereka bertiga yang kini sudah berlarian, mengejar para anak itu. Ia langsung teringat masa kecilnya. "Iya, Tante ... mereka kayak ngingetin saya ke teman-teman kecil saya dulu."

Mama terdiam untuk beberapa saat. Akhirnya ia sadar apa yang membuatnya merasa janggal. Dari sikap Soonyoung, atau ketika ia melihat Sana untuk pertama kalinya tadi sesaat sebelum berangkat.

"Seungyoun pernah bilang, kalau Soonyoung selalu bersikap tak acuh sama perempuan selain Mama sama Adek. Sana tahu itu?"

Sana mengangguk. "Iya, Tante. Dulu aku juga gak nyangka dia mau bantu aku nyari kucing."

"Sebenarnya, kalau menurut Mama ... ada satu perempuan lagi selain Mama sama Yena," balas Mama, "dia teman kecilnya anak-anak Mama, tapi memang paling dekat sama Soonyoung."

Wanita itu menatap ke arah Soonyoung, membuat Sana tanpa sadar mengikuti arah tatapannya.

"Waktu mereka kecil, kami rutin berkunjung ke sini. Sampai akhirnya kami harus pindah, jadi kami mutusin buat berkunjung ke sini sebelum berangkat." Mama kembali melihat ke arah Sana. "Waktu itu Soonyoung kecewa karena temannya itu sudah diadopsi, dan gak pamitan sama dia."

Sana terlihat membeku untuk beberapa detik. Dengan geralan yang kaku, dia melihat ke arah Mama.

"Oci?"

Mama tersenyum, ada kehangatan yang ia tawarkan dalam senyuman itu. Ia mengusap lembut rambut Sana.

"Iya, Sana. Dia itu Oci. Sekarang, Mama paham kenapa jaket Mama dikasih ke kamu," ucap Mama, "jaket merah ini berharga buat Mama. Dulu pernah bilang ke mereka, kalau jaket ini boleh diberikan ke orang yang kelak bakal mereka beri kepedulian sama besar seperti ke keluarga."

Karsa; ksy.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang