hari pertama di semarang

845 129 35
                                    

Perjalanan dari Jakarta ke Semarang memakan waktu kurang lebih satu jam. Mereka masih memiliki waktu untuk berleha-leha hari ini karena meeting dilaksanakan besok.

"Maaf, Pak Seungmin. Salah satu kamar tidak bisa digunakan karena masih dalam proses renovasi." Salah satu pegawai yang bertugas menjaga dan membersihkan villa keluarga Seungmin menatapnya cemas, kerutan-kerutan karena penuaan itu semakin terlihat jelas, takut-takut si bos marah besar karena hal ini.

"Jadi?" Seungmin menunggu kelanjutannya.

"Hanya ada satu kamar yang bisa digunakan, Pak. Sekali lagi saya mohon maaf." Si pegawai membungkuk sembilan puluh derajat. Seungmin sontak menahan pegawai tersebut agar tidak membungkuk lagi.

"Hei, gak apa, Pak Johan. Saya gak masalah hanya memakai satu kamar, yang penting kasurnya cukup. Iya kan, Jeongin?" Seungmin menoleh ke belakang, menunggu jawaban dari sekretaris barunya.

"I-iya, gak apa kok, Pak!" jawab Jeongin terbata.

Apanya yang tidak apa-apa? Sesungguhnya Jeongin cukup kaget dengan fakta yang baru saja disampaikan pegawai Pak Seungmin. Hanya ada satu kamar yang bisa digunakan.

Mati aku, begitu pikir Jeongin.

Ia akan sekamar dengan Pak Seungmin, bosnya yang belakangan ini sering kali membuat hatinya berdegup kencang.

"Syukurlah ...." Pak Johan menghela napas lega.

"Kamarnya sudah saya rapihkan. Silahkan masuk, Pak." Si pegawai membukakan pintu depan villa. Seungmin dan Jeongin segera masuk agar bisa beristirahat.

"Jeongin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeongin."

Duk!

Panggilan Pak Seungmin membuat Jeongin yang sedang merapikan bajunya terbentur sisi lemari, tepat di kepala.

"A-aw ...." lirih Jeongin sambil mengusap sisi belakang kepalanya.

"Astaga! Jeongin? Are you alright??" Seungmin segera menghampiri Jeongin, meninggalkan kopernya yang masih terbuka lebar.

"Maaf tiba-tiba manggil kamu." Yang lebih tua sontak ikut mengelus pelan kepala Jeongin, membuat kedua tangan itu menyatu.

Jeongin yang masih merasakan sakit luar biasa tidak menyadari Seungmin yang sudah berada di sebelahnya dan sedang mengusap kepalanya.

"Gak apa-apa kok, Pak. Hehe ...."

Menyadari Seungmin berada di sebelahnya, Jeongin segera menjauh.

"Tadi ... kenapa Pak Seungmin manggil saya?" tanya Jeongin.

"Mau makan siang apa?"

Ah, ternyata jam sudah menunjukkan pukul sebelas siang.

"Apa aja, Pak. Makan di pinggir jalan juga gak apa saya mah," jawab Jeongin sambil tersenyum lebar. Seungmin terkekeh, ia menyadari sejak awal jika Jeongin memang seseorang yang sederhana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

☆ pak seungmin (seungmin x jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang