pak seungmin dan jeongin bertemu

879 157 17
                                    

pic: Jeongin dengan outfit magang hari pertamanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ting!

Suara mesin pemanggang roti terdengar. Menandakan jika sarapan paginya sudah matang. Jeongin mengambil roti itu dari panggangan dan menaruhnya di piring. Selai stroberi ia bubuhkan cukup banyak pada rotinya.

"Hmm, ini baru yang namanya surga dunia~" Jeongin memakan rotinya dengan semangat.

"Belepotan tuh." Sang kakak menginterupsi.

"Dek, kamu kebiasaan. Makan selai tuh jangan banyak-banyak, nanti diabetes loh." Kali ini sang ibu menasehati.

"Gak apa-apa bu. Anak bontot kita kan masih dalam masa pertumbuhan hahaha." Sang ayah membela. Jeongin mengangguk-angguk bangga mendengar perkataan ayahnya.

"Ntar gendut baru tau rasa, gak ada yang mau loh." Lino meledeknya.

"Ih bagus dong aku jadi semok? Justru banyak yang mau lah!" Jeongin menjulurkan lidahnya, balas meledek sang kakak. Lino tertawa melihatnya. Ayah dan ibu pun ikut tertawa.

Seperti inilah suasana pagi di meja makan keluarga Bapak Kuswanto. Mereka saling melempar candaan, membuat suasana semakin ceria dan hangat. Jeongin selalu bersyukur berada dalam keluarga ini. Seluruh kebutuhan untuknya juga sang kakak, sejak dulu sudah terpenuhi. Mulai dari kebutuhan materi, pendidikan, sampai pada kebutuhan kasih sayang, tidak satupun terlewatkan.

Ayah yang bekerja sebagai owner dari salah satu restoran spanyol ternama di Kemang, tidak pernah lupa akan keluarganya. Ia bukanlah tipikal seseorang yang bekerja sampai lupa waktu. Karena menurutnya, keluarga adalah segalanya.

Nah, kalau ibu, saat ini ia sedang menekuni bisnis kue keringnya. Dengan modal yang ia kumpulkan selama beberapa bulan, jadilah sebuah toko kue kering yang ia buka tepat di sebelah rumahnya. Kebetulan, rumahnya sangat strategis karena terletak di pinggir jalan, sehingga tokonya tidak pernah sepi pelanggan.

Sang kakak, Lino, bersama dengan kekasihnya, Chan, mendirikan sebuah kafe yang terletak di daerah Senopati. Biarpun kafe dengan nuansa kekinian itu masih terbilang baru, namun mampu menarik perhatian pelanggan yang sekiranya hanya ingin singgah sebentar, mengerjakan tugas, sampai pada meeting perusahaan.

Berbeda dengan orang tua dan kakaknya, Jeongin memilih untuk berada di jalur lain. Katanya sih, ia lebih suka kerja kantoran. Maka itu, ia mengambil jurusan Administrasi. Orangtuanya pun tidak keberatan dengan apapun keputusan Jeongin.

"Dek, semangat ya magang hari pertama."

"Siap, bu!" Jeongin nyengir sambil mengacungkan jempolnya.

"Kamu bener dianter jemput Jiji kan Je? Kakak udah minta tolong jemput Chan nih. Jadi kakak gak bawa mobil."

"Iya, Kak. Bentar lagi juga Kak Jiji dateng." Jeongin mengecek isi tasnya. Memastikan jika semua keperluannya sudah lengkap dan tidak ada yang tertinggal.

"Anak bontot ayah udah gede ya, bentar lagi skripsian. Gak kerasa loh." Ayah mencubit pipi Jeongin dan ingin mencium pipi gembulnya. Namun, tangan Jeongin menahannya.

"Ett, adek udah gede, yah. Gak mau dicium-cium lagi." Jeongin membuat pose tangan menyilang.

"Iya yang cium bukan ayah sama ibu lagi, tapi sama pacarnya nanti."

"IH  APAAN SIH KAK INO!!!" Adek blushing.

"IH  APAAN SIH KAK INO!!!" Adek blushing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☆ pak seungmin (seungmin x jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang