BAB 4

2.2K 251 55
                                    

Pada saat Jeno memasuki kelas pertamanya disekolah menengah atasnya, Jeno menjadi perbincangan diantara pada siswi di sekolahnya.

Wajahnya yang terus bertambah tampan, berotak cemerlang, kuat, atletis dan keturunan dari konglomerat yang memiliki nama di dunia internasional, dengan tubuh tinggi, membuat dia menjadi pujaan setiap gadis yang melihatnya.

Keramahan dan kerendahan hatinya membuat dirinya mudah mendapatkan teman yang baik untuknya.

Tidak ada yang meragukan, Jeno benar-benar menjadi terkenal dalam sekejap disekolahnya.

Semua wanita memujanya, berharap untuk mendapatkan cintanya, hingga memberikan sesuatu yang manis setiap harinya, hanya untuk mendapatkan perhatian darinya.

Hanya saja, hatinya sudah tertambat pada seorang gadis cantik yang menjadi seniornya.

Satu tingkat diatasnya, seorang yang tidak sengaja ditabrak olehnya pada saat dia hampir saja terlambat, seorang gadis yang menatapnya berbeda pada awalnya dan untuk pertama kalinya, seorang gadis berani memakinya dan menyombongkan diri dihadapannya.

Gadis itu tidaklah sederhana, dia seorang gadis yang modis yang memiliki merek ternama pada setiap barang yang digunakannya.

Dan untuk pertama kalinya, Jeno jatuh Cinta bukan pada gadis sederhana.
.
.
.
.
.
Disuatu siang di musim semi, pada saat jam istirahat dan semua siswa berkumpul di dalam kantin untuk makan siang.

Jeno berdiri diatas meja, dan berteriak, mengatakan jika dia menyukai seorang perempuan yang kini berada tepat dihadapannya, duduk dibangku dibawahnya, menatapnya dengan terkejut, dan perempuan itu adalah pujaan hatinya.

Gadis itu terlihat malu, dia memasang wajah kesal hingga mengatakan "Kau membuat ku malu" tapi Jeno bukanlah seorang pria yang mudah ditolak, terlebih perjuangan Jeno sebelumnya untuk melakukan pendekatan padanya tidaklah biasa, hingga meski merasa cukup malu, gadis itu tetap menerima ungkapan Cinta dari Jeno, karena dia juga menyukai Jeno "aku menerimamu, tapi berjanjilah untuk tidak melakukan hal bodoh seperti ini lagi"

"Tentu saja, sebenarnya bukan hanya kau yang malu, tapi aku juga" Jeno mengedipkan sebelah matanya, dan kemudian dia turun dari meja untuk memeluk gadis itu.

"Jika kau malu mengapa kau tetap melakukannya? " gadis itu membalas pelukan Jeno.

"Karena aku mencintai mu, Haechanie"

"Bodoh"

"Karena mu aku menjadi bodoh" dan mereka tersenyum, semua orang yang ada dikantin bersorak dan bertepuk tangan untuk mereka.

Semua berbahagia, mereka berdua terlihat cocok terlebih keduanya memiliki wajah dan riwayat yang tidak biasa, Jeno sangat tampan dan Haechan sangatlah cantik dan mereka sama-sama dari keluarga konglomerat.

Dan...

Renjun juga ada disana, duduk tepat dibawah Jeno yang tadi berdiri untuk mengungkapkan perasaan cintanya pada Haechan, dan pada saat pria itu turun untuk memeluk Haechan, Renjun hanya diam untuk sesaat hingga akhirnya dia memutuskan untuk ikut bertepuk tangan sebagai ungkapan dukungan, meski dia merasakan sesuatu yang berat telah menekan hatinya.

Karena....

Haechan adalah teman dekat Renjun semenjak mereka memasuki kelas pertama disekolah menengah atasnya.
.
.
.
.
'Aku tidak bisa pulang bersama mu hari ini, Aku sudah mengatakan pada mommy jika aku memiliki kegiatan tambahan, jadi dia mengijinkan mu untuk pulang sendiri, dan pak Park akan menjemput mu, tunggulah'

Renjun hanya bisa terdiam saat menatap ponselnya, dia sudah duduk di halte dimana biasa mereka bertemu dan pulang bersama menaiki bus, meski tidak saling berbicara.

GIFT (NOREN VER.) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang