BAB 8

2.9K 279 90
                                    

"Jeno kau tau, aku lolos audisi"

Jeno hanya tersenyum tipis "Selamat"

Haechan tersenyum bahagia dan langsung memeluk Jeno "aku menantikan ini sejak lama, aku tidak menyangka jika mereka meloloskan ku"

"Kau berbakat, jelas mereka akan meloloskan mu"

Haechan mengangguk, tapi dia merasakan jika Jeno tidak terlalu bersemangat atas berita bahagia darinya.

Haechan melepaskan pelukannya dan menatap Jeno "ada apa dengan mu? Kau tidak bahagia dengan kabar ini? "

Jeno diam, senyum diwajah Jeno menghilang .

"Apa karena aku akan tinggal di amerika? "

Jeno kini menghela nafas "aku tau ini mimpimu sejak dulu, tapi setelah ini kau akan jauh dari ku"

Haechan tersenyum, dia menangkup kedua pipi Jeno dan mengecup bibirnya "jika itu masalahnya, kita masih bisa saling menghubungi, kau taukan alat komunikasi sekarang sudah sangat canggih? jadi jarak jauh bukan sebuah masalah"

Jeno masih tidak bisa tersenyum, dia melepaskan tangan Haechan dari pipinya "tapi aku tidak bisa melakukannya"

"Apa maksud mu? "

.
.
.
.

Renjun menyanggah pipinya dengan kedua telapak tangannya, dia terlihat bosan menunggu Jeno di cafe yang biasa dia datangi setelah pulang sekolah, akibat dari Jeno membuatnya pulang sendiri dulu, mereka jadi dituntut untuk pulang bersama, meski pada akhirnya merugikan Renjun karena dia selalu menunggu Jeno datang setelah Jeno mengantar Haechan pulang terlebih dahulu, tapi hari ini Jeno sangat terlambat untuk menjemputnya.

Malam semakin larut, dia melihat jam ditangannya sudah menunjukan hampir jam 8 malam, apa dia harus pulang sendiri?

Lalu bagaimana jika nanti Jeno akan dimarahi?

Dia ingin sekali menghubungi Jeno, tapi dia terlalu takut untuk melakukannya karena Jeno pasti tidak akan mau repot-repot untuk mengangkat atau jika harus terpaksa mengangkat pria itu akan sangat datar menjawabnya.

Terlebih, pria itu sedang bersama Haechan.

Minuman di gelasnya sudah habis, buku yang dibawanya sudah selesai dibaca, tapi pria itu masih belum datang untuk menjemputnya.

"Apa terjadi sesuatu padanya? " Tiba-tiba Renjun merasa panik, dia langsung segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Jeno, masabodo jika nanti Jeno menjawab datar, dia sangat khawatir dengan pria itu.

Tapi sebelum dia melakukannya, Jeno terlebih dahulu mengirim pesan padanya.

'Kau pulang sendiri, aku tidak bisa menjemputmu'

Renjun menghela nafas lega, dia mengetik dengan sangat cepat 'apa terjadi sesuatu pada mu? Kau dimana? Apa kau baik-baik saja? ' tapi semua langsung dihapusnya dan yang terkirim hanyalah kata 'baiklah'

Renjun keluar dari cafe dan dia melihat rintik hujan yang tidak terlalu deras, sebelum hujan semakin banyak, Renjun segera melangkahkan kakinya untuk mencari taxi.

GIFT (NOREN VER.) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang