BAB 7

2.3K 259 47
                                    

Johnny hampir saja menyemburkan minuman dari dalam mulutnya saat melihat anak semata wayangnya memakai rok pendek diatas selutut, kaos putih dan blazer hijau muda ditubuhnya, belum lagi sepatu berhak berukuran 7 cm yang digunakannya saat menghampirinya.

"Papa kau baik-baik saja? " Renjun yang tadi tersenyum jadi sangat khawatir saat melihat ayahnya.

Taeyong terlihat senang sekali melihat anaknya, usaha seharian mencari pakaian yang cocok untuk anaknya kemarin tidak sia-sia menurutnya, setelah melihat anaknya yang terlihat sangat cantik pagi ini.

Taeyong mengelus bahu suaminya dan memukul ringan saat suaminya terbatuk-batuk "kau sampai terkejut begitu melihat anakmu, Renjun cantikan?"

Johhny menggelengkan kepalanya, anaknya itu memang selalu cantik, tapi bukan itu yang membuatnya tersedak, dia menerima minuman lagi dari Taeyong, tapi kembali terbatuk-batuk dan menyemburkan minumannya saat melihat dua koper besar dibawa oleh maid mereka keruang makan dimana mereka berada.

"Ini harus dibawa kemana nyonya? "

"Letakkan saja dimobil tuan ya" perintah Taeyong dan di angguki oleh kedua maid mereka.

Johhny yang sudah lebih baik langsung menghentikannya "jangan dibawa ke mobil, kembalikan lagi kekamar Renjun"

Renjun dan Taeyong terlihat bingung.

"apa maksud mu? Renjunkan harus berangkat John"

Renjun mengangguk mengiyakan ucapan ibunya.

Tapi Johnny menggeleng dan menghela nafas, dia meletakkan kain putih berukuran kecil yang digunakannya untuk mengelap mulutnya diatas meja.

"Sayang, kau tau kan kemana Renjun akan pergi? "

"Perkemahan" Jawab Taeyong polos.

"Lalu jalur apa yang akan dilalui olehnya? "

Taeyong diam dan berpikir, kemudian Renjun menjawab "gunung"

Johhny harus bersabar-sabar dengan kedua perempuan yang disayanginya ini.

"Renjun sayang, kau sudah pernah ke puncak gunung? "

"Papa ini bagaimana, jelas saja Renjun sudah pernah ke gunung, kita juga kan yang mengajaknya kesana" Taeyong menjawab dengan sedikit jengkel "sebenarnya papa ingin mengatakan apa? Dan Jelaskan juga mengapa bibi papa suruh untuk mengembalikan koper Renjun ke kamarnya? "

Johhny rasa-rasanya ingin sekali membenturkan kepalanya diatas meja, " Bubu sayang" Suaranya lembut sekali menyebut panggilan mesra untuk istrinya meski sedikit menahan ke sabarannya "saat kita mengajak Renjun kegunung, itu untuk berlibur dan kita juga kesana naik mobil dan menginap di vila"

Taeyong mengangkat kedua alisnya "Lalu? Apa bedanya? Renjun-kan juga kesana naik mobil"

Johhny kembali menghela nafas "aku harusnya sudah bisa menduga jika ini akan terjadi" menyerahkan keperluan berkemah Renjun dengan Taeyong dan Doyoung benar-benar tidak beres, mengingat kedua wanita itu belum pernah berkemah dan mendaki gunung sebelumnya, Johhny jadi benar-benar menyesal, syukur saja pagi ini dia belum berangkat dan bisa melihat kejadian seperti ini, jika tidak, bisa-bisa anak kesayangannya malah ditertawakan oleh teman-temannya.

GIFT (NOREN VER.) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang