Chapter 1

3.6K 268 2
                                    

Pria itu meneguk habis wine-nya, menyilangkan kaki sembari menikmati pemandangan indah Calabria di malam hari, kota yang terkenal miskin namun berbahaya. Wajah tampannya tampak tenang, tak bergeming walaupun kadar alkohol dari wine nya tinggi, tak meracau walaupun pikirannya terlampau berisik.

Sementara itu ditempat yang sama pria lainnya sedang menikmati menghisap rokoknya, bersandar pada pembatas balkon membuatnya seratus kali lebih menggiurkan. Tuhan? Ia bahkan bisa membuat setiap wanita jatuh cinta hanya dengan bayangannya. Memilih sambil menutup mata pun tidak akan menyesal, keduanya 10 out of 10.

"we need a pilot". Ucap pria wine tadi. Kim Taehyung, mafia tersohor di Calabria.

"you must be kidding. Kenapa tiba-tiba?". Tanya pria yang menghentikan menghisap rokoknya. Jeon Jungkook, Taehyung's beloved step brother, maybe?

"it's about work Jung. Temukan untukku". Perintahnya. Jungkook mengangguk paham.

Tampan dan kaya tak cukup untuk mendeskripsikan mereka berdua, siapa sangka dua orang yang begitu terkenal malah begitu tertutup. Terkenal namun diam saja merupakan hal aneh untuk orang-orang, namun berbeda menurut keduanya.

Ketenaran sama dengan masalah besar, mereka tak suka bekerja di ekori masalah, terlebih Taehyung. Mereka juga bersih dari catatan kejahatan walaupun mereka bekerja untuk kejahatan, lucu. Tapi memang tak ada yang tak bisa Taehyung dan Jungkook lakukan. Mungkin mereka adalah wujud nyata dari lagu 7 rings - Ariana Grande, They want it - they got it.

Taehyung dan Jungkook merupakan dua orang berkepribadian berlawanan, katakan saja jika Jungkook adalah matahari maka sangat jelas jika Taehyung adalah bulan. Jungkook lebih hangat dan ceria, suka bermain-main. Sedangkan Taehyung lebih dewasa, tegas, dan berwibawa.

🥂🥂🥂

Sementara itu di Milan, sepasang kakak beradik sedang menikmati waktu mereka bermain golf. Jika diingat kembali, ini merupakan waktu yang akhirnya bisa mereka habiskan bersama setelah kembali dari kesibukan masing-masing. Seokjin dengan dunianya, dan Jisoo dengan taman bermainnya.

"you suck". Jisoo terkekeh melihat pukulan Seokjin.

"ah benarkah?". Tanya Seokjin.

"tentu saja, bahkan anak sekolah dasar pasti tertawa melihatmu". Balas Jisoo.

Seokjin mengamati seberapa jauh bolanya melambung, dan Jisoo memang benar, pukulannya buruk. Meski begitu ia merasa tak terima dan mengejar sang adik lalu menggelitikinya sampai lemas. Jisoo tertawa lepas, kakaknya memang kurang ajar, tapi ia menyayanginya, sangat.

"stop, hahah hah hah... i'll tell mom". Ancam Jisoo.

"tukang mengadu". Timpal Seokjin.

Seokjin menghentikan gelitikannya, membuat Jisoo bernafas lega setelah terengah-engah karna banyak tertawa. Tak kapok, Jisoo menjulurkan lidahnya mengejek, tak mau kalah Seokjin ikut menjulurkan lidah membalas Jisoo. Ia kemudian duduk di lantai menyusul adiknya yang masih berbaring terlentang. Seokjin memperhatikan Jisoo yang diam sejenak, matanya menerawang.

"do you miss mom? And dad? Oppa?". Tanya Jisoo tiba-tiba.

"kenapa? Kau merindukan mereka?". Seokjin balas bertanya, Jisoo mengangguk.

"tentu saja, ayo kita gali mereka". Ucap Jisoo tanpa rasa bersalah.

"bodoh, akhh... tolong hidupkan lampu disini sangat gelap". Sahut Seokjin sambil menutup matanya.

"hahaha, setan kau Kim Seokjin". Balas Jisoo kembali terkekeh.

Mereka Kim bersaudara, Kim Seokjin sang kakak, Kim Jisoo sang adik. Seperti manusia purba yang hidup nomaden, mereka tinggal berpindah-pindah, jarang ada orang bisa menemui mereka, sekali menemui mereka merupakan keberuntungan, dua kali menemui mereka mustahil. Bukan tanpa alasan, mereka dihujani panggilan kerjasama, baik itu dari para petinggi negara, pebisnis kaya raya, atau bahkan orang biasa yang memiliki uang dan dendam.

Half of me [Vsoo] - END (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang