Chapter 2

1.5K 234 4
                                    

Jisoo menikmati waktu paginya dengan menonton kartun sambil menikmati sebungkus keripik kentang. Berbaring terlentang dengan rambut acak-acakan seperti gelandangan sambil tak henti-hentinya mengunyah.

Berpindah ke sisi lain dengan Seokjin yang telah rapi dengan setelan Jas nya, tampak begitu tampan dan memikat dengan wangi parfum Hermes nya. Seokjin memang husband material, apalagi ia pandai dalam urusan dapur. Ia lebih mematikan saat menggunakan apron nya walaupun hanya memotong bawang.

“i’m leaving now”. Ucap Seokjin menghampiri Jisoo.

“kemana kau?”. Tanya Jisoo yang melirik kakaknya sekilas.

“making money dummy”. Jawab Seokjin menyambar remote di meja lalu mematikan tv.

i’m not dummy, hidupkan tv nya! jangan mengajakku berkelahi pagi-pagi”. Omel Jisoo tak terima.

“pergilah bekerja, kau mengerikan”. Sahut Seokjin. Jisoo mengacuhkan Seokjin, mengambil bantal disampingnya lalu menutup wajahnya.

“bisakah kau berangkat saja?”. Ucapnya malas.

“anak nakal, baiklah. Aku berangkat”. Pamit Seokjin setelah membuang bantal Jisoo dan mengusap pelan rambutnya.

“bawakan aku Vanilla Latte saat pulang!”. Teriak Jisoo yang dibalas dengan acungan jempol oleh Seokjin.

Jisoo diam setelahnya, jika dipikir-pikir kakaknya benar. Ia sangat bosan sekarang, ia butuh pekerjaan. Jisoo beranjak dan berkeliling mencari ponselnya yang tak tersentuh beberapa hari, ia membawanya kembali ke sofa begitu menemukannya.

Beberapa email masuk terpampang saat ia menghidupkan benda pipih tersebut. Jarinya sibuk membuka email yang ia terima satu persatu, matanya membaca cermat, setelah beberapa menit senyumnya mengembang. Jisoo menemukan pesan menarik dan memutuskan untuk membalasnya.

🥂🥂🥂

“i’m home”. Seokjin kembali.

“kau mau kemana?”. Tanyanya melihat Jisoo yang duduk cantik di sofa dengan dress hitamnya. Make up on point, rambut badai, dan heels yang Seokjin bersumpah belum pernah melihatnya.

“work, is that mine?”. Tanya Jisoo melihat bungkusan di tangan Seokjin. Seokjin segera menyerahkan Vanilla Latte pesanan adiknya.

“but it’s night already”. Balas Seokjin.

“i know. So, you want to drop me or pick me up?”. Tanya Jisoo disela-sela minumnya.

nope, go by yourself. Aku ingin tidur, hati-hati”. Jawab Seokjin.

“alright then”. Jisoo beranjak kemudian memeluk kakaknya sebentar sebelum meninggalkan apartemen mereka.

Penerbangan dari Milan ke Calabria memakan waktu satu setengah jam. Jisoo menikmati waktunya sambil menghabiskan Latte nya. Penerbangan malam ini adalah hasil dari kesepakatan berbalas email pagi tadi. Seorang yang beruntung itu merupakan  seorang mafia, Jisoo terkekeh tak menyangka.

Ia pernah berasumsi bahwa mafia hanyalah imajinasi fiksi yang sering ia temui saat menonton film action, namun ternyata memang benar adanya. Cukup menarik, bahkan ia sampai repot-repot merias diri. Perasaannya sedikit menyesal saat pikirannya membayangkan pria tua obesitas yang akan ia temui.

🥂🥂🥂

Sementara itu, Taehyung telah mempersiapkan makan malam mewah di mansion nya. Wanita itu ternyata bukanlah hantu seperti yang ia kira, sedikit kecewa namun juga merasa penasaran dengan pilihan Jungkook.

Half of me [Vsoo] - END (SEDANG DIREVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang