-10-

367 18 7
                                    

Aleta terbangun dan merasakan pusing dan lemas. Aleta tersadar bahwa ia berada di UKS.

Ia tiba-tiba mengingat kejadian tadi betapa jahatnya perlakuan Qiana dan temannya terhadapnya.

Aleta mendongak mendengar suara pintu terbuka dan menampilkan Alvaro yang membawa bubur dan mineral. Melihat Aleta yang sudah bangun ia langsung duduk dikursi dekat brankas Aleta.

"Gimana keadaan lo? Ada yang sakit gak? Atau butuh sesuatu? Masih dingin?" Tanya Alvaro ke Aleta bertubi-tubi.

"Nanya satu-satu dong al" ucap Aleta dengan suara seraknya.

Alvaro memegang dahi Aleta apakah masih demam atau udah agak mendingan.

"Masih panas banget." Khawatir Alvaro.
"Makan" Alvaro menyodorkan bubur dan mineral yang tadi ia belli buat Aleta.

"Gak lapar" Aleta menepisnya dengan pelan.

"Makan sendiri atau gue yang suap" pinta Alvaro yang tidak menerima penolakan.

Aleta menerimanya dan memakannya dengan perlahan karena tenggorokan nya sakit.

Sesekali ia tersedak dan Alvaro seketika menyodongkan air putih ke Aleta dan langsung diminum oleh Aleta.

Seusai Aleta makan, Alvaro memberikan obat yang di titipkan petugas PMR tadi agar Aleta meminumnya jika ia sudah makan.

Aleta dengan pasrah menerima apa yang disuruhkan Alvaro.

Alvaro yang melihat Aleta menurutinya mengelus kepalanya lembut. "Pinter" sambil tersenyum manis untuk Aleta seorang.
Seorang!

Aleta merasakan pipinya memerah langsung menutup mukanya agar tidak dilihat Alvaro.

"Kenapa? Ada yang sakit hm" tanya Alvaro yang tidak paham Aleta kenapa.

"Ngga papa kok."
Ketika merasakan pipinya yang sudah tidak panas atau memerah lagi ia membuka tangannya dan menatap Alvaro yang dari tadi menatapnya.

"Kok gak masuk kelas?"

"Nemenin" singkat, padat dan jelas.

"G usah, mending lo ke kelas aja nanti dicariin guru"

"Udah mau pulang" SPJ 2.

Aleta beroh-iya dan melanjutkan rebahannya dibrankas empuk yang berada di UKS sekolahnya.

Aleta kaget merasakan tangannya digenggam oleh Alvaro terasa lembut,panas dan besar itu menggenggam tangan mungilnya.

Aleta menatap bingung Alvaro yang memandang pergelangan tangannya yang saling menggenggam.

"Alvaro?" Bingung Aleta yang tiba-tiba tangannya digenggam.

"Maaf. Gara-gara gue lo ngalamin hal begini. Pasti sakit" Ucap Alvaro sedih dengan mengelus muka Aleta dan mengelus kepalanya dengan satu tangan yang masih menggenggam tangan mungil Aleta.

Aleta merasakan degupan dijantungnya. Ia terpaku dengan perlakuan manis Alvaro terhadapnya.

"Gue ngga papa kok al. Lupain aja, ini biar berlalu." Dengan mata sendu ia menatap Alvaro yang ingin menangis.

Seketika Alvaro memeluk Aleta dan membuat nya terkejut. Mengapa Alvaro sangat aneh?

"Gue sakit liat lo terluka. Gue ga mau lo terluka kayak tadi. Gue  janji bakal selalu ada disamping lo dan jaga lo." Tegas dan isakan Alvaro yang mendekap Aleta.

Aleta membalas pelukannya dan mengelus punggung Alvaro untuk berhenti menangis dan menanyakan bahwa ia tidak kenapa kenapa.

"Udah, kok cowok nangis sih. Lemah tau gak" Aleta berusaha untuk melerai pelukan Alvaro karena bel bunyi pulang berbunyi.

Aleta mengusap air bening yang berada dimata dan pipi lelaki itu.

"Tunggu disini, biar gue yang ambilin tas lo. Jangan kemana-mana" Aleta mengangguk.

Menunggu 5 menit Alvaro akhirnya datang menjemput Aleta di UKS.
"Tas gue mana" tanya Aleta.
"Dimobil" jawab Alvaro.

-------
•Dimobil Alvaro•
Alvaro sesekali melirik Aleta yang tertidur pulas didekatnya. Ia seketika senyum-senyum sendiri.

Saat lampu merah Alvaro tidak lupa mengabaikan kesempatannya untuk mengabadikan Aleta yang tertidur.

Sesampai di rumah Aleta, Alvaro tidak tega mengganggu tidur Aleta alhasil ia menggendong bridal-style.

Alvaro mengetuk pintu rumah Aleta
dan wanita paruh baya membuka pintunya. Mamahnya Aleta.

"Eh Aleta kenapa? Kok pucat?" Khawatirnya.

"Aleta sakit tante. Nggak tega bangunin jadi saya gendong aja tante" sopannya.

"Oh yaudah masuk, kamarnya diatas yang pintunya bernuansa biru ya." Alvaro mengangguk sopan mengiyakan.

...
Selesai merebahkahkan Aleta dikasurnya ia mengatur rambutnya yang mengganggu penglihatannya terhadap wajah cantiknya.

Puas memandangnya ia meninggalkan kamar Aleta dan duduk disofa ruang tamu. Alvaro.

Maya ingin Alvaro tinggal sebentar karna ingin bertanya sesuatu ke dia.
Tak lupa Maya ke dapur untuk mengambil minuman serta cemilan untuk Alvaro.

"Siapanya Aleta ya?" Kepo Maya sambil menaikkan alisnya ke Alvaro.

"Calonnya tan. Doain aja tante." Ucap Alvaro sambil nyemil yang disajikan oleh Maya.
Maya yang mendengarnya hanya tertawa. Bikin ingat masa mudah aja .

"Saya pamit dulu ya tante soalnya sudah sore" pamit Alvaro setelah berbincang-bincang dengan calon mertua hehe.

"iya nak, hati hati dijalan nak" ucap Maya yang melambaikan tangan dan Alvaro membalasnya.

——
18.06
Aleta baru aja bangun dan sadar bahwa ia sudah ada dikamar. "Perasaan tadi di mobil Alvaro deh" bingung Aleta.

Aleta mengesampingkan hal itu dulu, ia ingin sholat maghrib dan mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya.

...
Setelah mengerjakan PR nya Aleta merebahkan dirinya ke kasur empuknya dan sangat capek.

Merasa ada notif di hpnya yang terus menerus masuk ia pun menceceknya.

+6288*****
P
P
P
P
P

Siapa?

Alvro

Dapat nmr gue dmna?

Camer

Apsih! Gaje bgt

Tdr sn
Bsk gw jmpt
Nght

Iya
*read







------------------------

Hai!
Jangan lupa follow wattpad aku yah supaya lebih semangat.

Mau silaturahmi ig gak?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang