-4-

3.7K 103 5
                                    

Hari ini aleta sudah 1 minggu berada di sekolah Tunas Bangsa dan alhamdulillah selama aleta bersekolah disini dia merasa tenang dan damai.

Hari ini adalah hari kamis.
Aleta di antar ke sekolah oleh ayahnya.

Baru aja aleta sampai di depan gerbang sekolahnya, ia melihat ada banyak kerumunan di lapangan, aleta yang bingung ada apa melangkah ke kerumunan itu.

"Hey ada apa sih?" tanya aleta ke orang yang gak dia kenal.

"Alvaro lagi berantem sama adek kelas gara gara dia cari masalah ke alvaro" ucapnya.

Kok orang cuma liatin sih, bantuin kek- batin aleta

Aleta berjalan ke depan kerumunan dengan susah payah dan berhasil.

Aleta meringis / ketakutan karena ini pertama kalinya dia melihat orang berantem di depan matanya sendiri. (Begitupun trauma):)

"HEY BERHENTI" teriak Aleta dengan ketakutan yang ia sembunyikan ke alvaro yang sedang membabi buta adek kelasnya yang berada di depannya.

Semua pandangan yang berawal dari alvaro langsung tertuju ke aleta.

Semua orang terkejut karena pertama kalinya ada seseorang yang berani membuat alvaro berhenti bertengkar dengan seseorang.

itu cewek berani banget sih

aduh cewek aku berani amat sih

berani banget sih dia ke alvaro masih murid baru aja udah belagu

wahh ada superwoman di pagi bolong nih

dasar cabe, cari perhatian

Begitulah tanggapan siswa/i di sana.

Alvaro yang mendengar seseorang berteriak ke arahnya pun menoleh ke aleta.

Aleta berjalan meghampiri Bara (adik kelas/orang yang habis dipukul alvaro) dan membantunya berdiri dan ingin membawanya ke UKS karena merasa kasihan.

Alvaro yang melihatnya pun murka, karena pertama kalinya dia dihentikan buat bertengkar dengan seseorang yang membuatnya marah.
Ia sangat tidak suka kalau ada orang berani mencampuri urusannya.

"SIAPA SURUH LO BUAT BANTU DIA HAH?" murka alvaro ke aleta. Ia menatap muka aleta dengan tajam.

"Seharusnya gue yang nanya, kenapa lo mukul adek kelas ha? Biar dibilang keren gitu? Seharusnya lo bimbing mereka bagaimana dia mencontohi lo bukan kek gini tau gak? Ini sekolah buat cari ilmu bukan arena pertandingan untuk berkelahi" balas aleta.

Alvaro menatap tajam aleta.
Siapa sih yang tidak takut dengan tatapan tajam alvaro bagai mata elang seperti ingin menerkam orang yang dia tatap.

Aleta yang merasa ditatap tajam oleh alvaro pun tidak merasa takut dengan tatapannya, ia memalingkan wajahnya ke Bara, aleta menopang Bara dan mengantarnya ke UKS.

"Selangkah lagi lo jalan, gue makin buat dia babak belur." ucap nya dengan pelan yang dimana alvaro udah sangat emosi.

Semua orang yang melihat alvaro pun takut dan menundukkan kepalanya karena mereka tau bagaimana jika alvaro emosi. Ia akan lampiaskan kemarahannya ke orang yang melihat matanya.

"Apasih, kasihan tau gak" ucap aleta.

Alvaro melangkah maju menuju aleta dan memegang pergelangan tangan aleta dengan keras dan mematap tajam dengan tatapan elangnya.

Aleta meringis karena alvaro mencengkram pergelangan tangannya dengan keras. Mungkin udah merah.

"Lepasin gue bilang, Lo gak usah bantu brengsek ini karena lo gak tau sama sekali " ucap alvaro dengan tegas dan marah.

"Lepasin! Sakit" rasanya aleta ingin menangis karena cengkraman alvaro ditangannya sangat sakit.

Alvaro menggenggam tangan aleta dan membawanya pergi dari lapangan itu.

Alvaro membawa aleta ke belakang sekolah, dia tau kalau aleta sedang nangis karena kesakitan.

Alvaro menghempaskan tangan aleta disaat mereka telah sampai di belakang sekolah. Ia melihat pergelangan tangan aleta sudah membiru.

"Jangan pernah sekali kali lo ikut campur masalah gue"

"Lo bisa gak sih ngomong dengan baik gak usah pakek kekerasan"

"Dia itu udah sok didepan gue jadi lo gak usah ikut campur"
"Dia udah sok senioritas didepan gue tau gak"

"Tapi gak gini juga caranya" bentak aleta

Seumur hidup alvaro baru pertama kali ia bertemu dengan cewek kayak aleta. Dia adalah cewek pertama yang berani dengannya. Mungkin dia belum tau alvaro yang sesungguhnya.

Dia menarik aleta tidak ke tau mau kemana
"Lo mau bawa gue kemana sih?"
"Bacot. Diam"

Alvaro membawa aleta ke UKS agar mengkompres pergelangan tangan aleta yang membiru akibat ulahnya.

Aleta hanya meringis saat alvaro mengompres pergelangan aleta.
Setelah sudah mengompres pergelangan tangan aleta alvaro berlalu pergi dari ruangan meninggalkan aleta yang menahan kepedihan dipergelangan tangannya. Tidak lupa menyerapahi alvaro dengan segala amarahnya.

SORRY KALAU ADA TYPO

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang