13 :: Good luck, Bro

1.2K 318 13
                                    

Sebelum pulang, Karina sibuk mencari keberadaan Yoshi untuk memastikan sesuatu. Gadis itu tidak percaya Pak Teddy meliburkan mereka selama 3 hari. Padahal biasanya tidak ada kamus libur jika mendekati olimpiade seperti ini.

Akhirnya Karina berhasil menemukan Yoshi, pemuda itu baru saja keluar dari ruang kelasnya. "Yosh," panggilnya yang sontak menghentikan langkah Yoshi.

"Ini beneran Pak Teddy ngasih libur 3 hari?"

Yoshi mengangguk membenarkan, "katanya Pak Teddy lagi sibuk, jadi nggak bisa ngajar dulu. Terus kayaknya dikasih libur 2 minggu deh, bentar lagi kita ujian tengah semester kan?"

"Lah iya ya, jangan bilang habis ujian langsung dapet pelajaran balas dendam. Maksudnya, tiba-tiba di kasih soal/materi banyak gitu."

"Bisa jadi sih," jawab Yoshi yang membuat raut wajah Karina muram.

"Kenapa lo? Takut kangen sama gue ya gara-gara kelas Pak Teddy libur?"

"Nggak lah. Malahan gue seneng. 2 week without Kanemoto Yoshinori."

Yoshi hanya bisa tertawa menyikapi ucapan Karina, kemudian keduanya berjalan beriringan melewati koridor kelas 11.

"Btw, makasih ya kemarin udah nganterin Giselle balikin buku gue."

"Kemarin pasti geng lo lagi ngomongin gue di chat kan?"

"Dih sok kepedean banget lo."

"Tapi fakta kan? Giselle di parkiran senyum-senyum sambil ngetik mulu. Terus tiba-tiba ketawa kenceng."

Karina menjadi tertawa mendengar kelakuan temannya itu, "eh tapi gue nggak ikutan, cuman Giselle, Lia, sama Shuhua doang yang ribut."

Pemuda itu mendecih tidak percaya, sedangkan Karina bersikukuh meyakinkan Yoshi bahwa dia tidak ikut-ikutan membicarakan dirinya.

Ketika Karina sudah hampir kehabisan bahan untuk mengelak, ia mencoba mengalihkan pembicaraan mereka. "Lo tega banget nggak mau nyapa Lia. Sampai nangis loh dia."

Yoshi terkejut seolah tidak percaya Lia benar-benar menangis, namun di dalam hati nya ia juga merasa tidak enak kepada Lia. "Heh jangan bikin gue jadi ngerasa bersalah gini dong. Beneran nangis?"

"Nggak tahu sih. Tapi kata Shuhua gitu. Hayoloh bikin anak cewek nangis lo."

"Rin sampaiin permintaan maaf gue ke Lia ya. Gue bener-bener nggak bermaksud kayak gitu. Gue cuman nggak mau ngulangin kejadian dulu aja, gue cuman pengen jaga perasaan Junkyu doang."

"Eh? Santai aja kali Yosh. Lia orangnya emang gitu, tapi nggak beneran kok. Cuman bercanda aja dia."

"Serius?" Karina mengangguk menjawab pertanyaan Yoshi. Kemudian cowok itu mulai menjelaskan alasannya kenapa dia tidak mau menyapa Karina.

Sekitar satu tahun yang lalu, Yoshi dan Jihoon tidak sengaja bertemu dengan Junkyu yang sedang bersama pacarnya, yang sekarang sudah menjadi mantannya. Akhirnya, mereka duduk di meja yang sama.

"Ternyata ceweknya Junkyu ini kayak Giselle sama Lia gitu, jadi heboh banget ketemu sama gue. Gue udah liat muka nya Ajun jadi nggak enak, dan beneran gue di diemin 2 hari sama dia. Junkyu nggak ngajak ngobrol gue sama sekali."

Ekspresi wajah Karina terlihat terkejut mendengar cerita Yoshi tadi, "gue kira pertemanan lo adem ayem. Ternyata pernah ribut juga ya Yosh."

"Eh tapi gue penasaran, lo kok bisa temenan sama mereka? Maksud gue, image lo kan cool banget tapi temenannya sama 2 orang yang petakilan," sambung Karina.

"Kalo gue sama Ajun emang udah kenal dari TK. Kalo Jihoon, kita bertiga sekelas pas SMP. Jihoon dari awal emang tengil orangnya, jadi dia sering gangguin gue sama Ajun. Eh malah keterusan nempel bertiga."

"Lo sendiri? Lo juga sama kayak gue kan, image nya beda sendiri sama geng lo," Karina menyetujui apa yang dikatakan Yoshi. Semua orang pasti bertanya-tanya bagaimana bisa Karina bergabung dengan geng itu.

"Dulu gue anak pindahan di kelas mereka pas kelas 9. Lo tau kan gue orangnya bisa dibilang pendiem, jadi setiap hari ya diem doang di tempat duduk gue. Terus waktu mapel apa gitu, gue lupa. Kita berempat satu kelompok, eh tiba-tiba gue jadi deket sama mereka."

"Berarti lo sekelas mulu sama mereka dari SMP?" Karina menggeleng, "kelas 10 pisah, kelas 11 malah disatuin lagi."

Mereka terus menceritakan tentang sirkel pertemanan mereka masing-masing sambil berjalan menuju depan sekolah. Kelas 11 terletak di bagian paling belakang, jadi membutuhkan sedikit waktu untuk menuju gerbang sekolah.

Di saat mereka sedang asik mengobrol, tiba-tiba seseorang lewat di tengah-tengah mereka. "Permisi orang ganteng lewat," siapa lagi pelakunya kalo bukan Jihoon.

"Mentang-mentang lagi kasmaran, pacarannya jangan di tengah koridor dong. Mau pamer ke satu sekolah kalo lagi pdkt?" katanya kemudian Jihoon langsung pergi begitu saja.

"Temen lo kenapa sih?"

"Paling habis ditolak sama Chaeyeon lagi."

Anehnya, walaupun keduanya sama-sama introvert tapi ketika sedang bersama mereka tidak pernah kehabisan topik. Selalu ada aja hal yang mereka bicarakan. Misalnya tentang foto yang dikirim oleh Giselle kemarin.

"Fotonya annoying banget nggak sih? Senyumnya kelihatan kepaksa."

"Udah gitu jarak duduk kita jauh banget Yosh, masih cukup lah kalo Giselle nyempil ditengah," mereka berdua menertawakan hasil foto kemarin yang tidak memuaskan. Ketika sedang asik bercanda, Jeno datang dan mengalihkan perhatian keduanya.

"Akhirnya ketemu lo juga Rin."

"Ada apa Jen?" pemuda itu menyerahkan proposal dari tangannya ke Karina. "Udah gue tandatangani."

"Eh? Kok di kasih gue? Katanya Chaeyeon yang ngurus?"

"Iya, tadi dia buru-buru pergi. Sebenarnya gue disuruh naruh ke ruang ekskul lo, tapi tadi ruangannya dikunci. Jadi gue cari lo aja."

Setelah semuanya selesai, Jeno pergi untuk melanjutkan kegiatan Osisnya. "Ada acara apa Rin?"

"Biasa, mau ngadain lomba Cheerleader kalo mendekati ulangtahun sekolah gini. Tahun kemarin udah skip, jadi tahun ini lanjut."

"Lo banyak job banget ya, olimpiade belum beres udah sibuk latihan cheers juga."

"Eh gue nggak ikut, gue bagian belakang layar aja. Sebenarnya gue nggak nyaman sih kalo harus pake pakaian kayak gitu," Yoshi mengangguk paham.

Karina pamit karena ojeknya sudah datang, sedangkan Yoshi berputar arah kembali ke kelasnya Jihoon. Mereka bertiga memang terkenal sebagai penunggu sekolah, walaupun tidak ada kegiatan ketiganya tetap memilih berada di sekolah. Katanya kalo di rumah nggak ada temen main.

"Masih jam set 5 Yosh, ngapain sih balik?"

"Kemarin gue udah pulang malem, capek di omelin kakak gue mulu. Gue duluan ya," Yoshi pergi meninggalkan kedua temannya terlebih dahulu.

Namun ketika sampai di tempat parkir, seseorang menghampiri dirinya.

"Lo keliatan makin deket aja sama Karina," Yoshi hanya diam tidak menjawab ucapan Jeno.

"Lo suka kan sama Karina?"

"Jangan sok tahu, lo kali yang suka Karina."

"Dari tingkah lo aja udah ketahuan kalo lo suka Karina."

Yoshi menarik nafas sebelum menjawab perkataan Jeno, "kalo lo mau nyuruh gue jauhin Karina, sorry gue nggak bisa."

Dengan sikapnya yang tenang dan terlihat cool, Jeno menyeringai mendengar jawaban Yoshi. "Justru gue nyamperin lo karena gue mau ngajak lo bersaing secara sehat. Lo bebas deketin Karina, dan gue juga bebas. Keputusan akhir ada ditangan Karina, dia mau milih lo apa gue."

Jeno mengulurkan tangan kanannya, dan Yoshi membalas jabat tangan tersebut. "Plot twistnya, Karina suka sama Jihoon," jawab Yoshi santai.

Setelah mereka melepaskan tangannya, Jeno menepuk lengan kanan Yoshi dan mengatakan "Good luck, bro."

♔♔♔


get well soon, Doyoung!!!

Forelsket || Yoshinori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang