15 :: Confess

1.2K 302 21
                                    

Sudah satu minggu berlalu, tetapi Yoshi masih kesal memikirkan kejadian dimana Karina tidak peka terhadap kode keras yang ia berikan melalui soal di hari itu. Namun fakta yang tidak Yoshi ketahui, sebenarnya Karina sudah terdeteksi tidak waras setelah menyelesaikan soal yang diberikan olehnya.

Sejak saat itu mereka belum bertemu sama sekali. Hingga akhirnya, Yoshi memantapkan niatnya untuk sengaja melewati ruang kelas Karina di hari senin, pekan kedua ujian.

Ketika bel berbunyi, pemuda itu segera meninggalkan ruang kelasnya menuju ke arah kelas Karina. Namun bukan Karina yang ia lihat, dari kejauhan tampak seorang gadis sedang berdiri di depan pintu kelas seperti debt collector.

"Yosh," panggil Giselle saat melihat Yoshi berjalan kearahnya. "Ngapain lo lewat sini? Oh, mau ketemu Karina ya? Yah telat lo, baru aja dia balik sama Jeno," Yoshi terdiam begitu mendengar nama Jeno disebut oleh Giselle.

"Cemburu ya? Tenang aja, mereka deket karena nyokapnya Jeno nyuruh mereka belajar bareng selama ujian," pemuda itu hanya mengangguk-ngangguk seolah hatinya baik-baik saja.

"Lagian siapa sih yang nyariin Karina?" elak Yoshi mencoba terlihat cool seperti biasa.

"Terus ngapain lewat sini? Kan parkiran deket dari kelas lo," Giselle bisa melihat jelas Yoshi sedikit gugup mencari alasan untuk mengelak.

"Gabut. Pengen keliling sekolah aja," jawabnya asal-asalan. "Aneh," sahut Giselle.

"Lo sendiri ngapain belum pulang?" tanya Yoshi mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

"Lagi males pulang aja, lagian masih jam segini nggak ada yang bisa jemput gue."

"Makanya belajar naik motor Sell, kan enak bisa pulang se waktu-waktu nggak perlu nunggu jemputan lagi."

"Gampang banget kalo ngomong, emang siapa yang mau ngajarin gue naik motor? Lo?"

"Boleh, cepetan ambil tas lo sekarang," jawaban Yoshi tersebut sukses membuat Giselle terlihat bingung sekaligus terkejut. "Hah?"

"Katanya mau diajarin naik motor, mau nggak?"

"MAU LAH," pemuda tersebut hanya bisa tersenyum kecil melihat Giselle yang sangat antusias.

"Sekarang Yosh?"

"Iya, gue hitung sampe 5 ya sebelum gue berubah pikiran. Satu...." Giselle segera masuk ke dalam kelas dan membereskan buku-bukunya yang masih berantakan di meja.

Lia dan Shuhua bingung melihat sikap Giselle, "mau kemana lo?" tanya Lia karena merasa penasaran.

"Gue balik duluan ya."

"Lah katanya dijemput jam 3?"

"Nanti aja gue ceritain, udah ditunggu Yoshi di luar, duluan ya."

Begitu mendengar nama Yoshi, Lia menjadi histeris. "Heh lo balik sama wangjanim gue lagi? Sell lo pake pelet dari dukun mana anjir manjur banget," teriak Lia yang sama sekali tidak digubris oleh Giselle yang sedang terburu-buru.

Di sisi lain, Karina sedang belajar bersama Jeno di tepi kolam renang rumahnya. Raut wajahnya berubah menjadi masam setelah membaca pesan di ponselnya. Jeno yang menyadari perubahan ekspresi Karina pun menjadi penasaran. "Kenapa muka lo? Kusut amat," tanya nya.

"Biasa aja, males aja belajar sejarah," jawab Karina mencari alasan lain.

Pemuda itu tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Karina. Ponsel gadis itu terus menyala dan menunjukkan banyak pesan masuk. "Rin hape lo nyala mulu tuh," ucap Jeno sambil melirik kearah ponsel Karina.

Forelsket || Yoshinori ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang