BAB 10

216 34 8
                                    

✒️ Please note jika ada typo. Thanks! ^^

*****

Berdiri di samping mobil, Cleon seraya berdecak kagum mendongak mengawasi menyeluruh sebuah mansion bergaya eropa klasik di kawasan North Side of Lincoln Park, Chicago. Latar belakang langit kelam membuat kesan berkuasa pada bangunan bercat putih tiga lantai itu. Empat tiang raksasa juga jendela-jendela tinggi menghiasi bagian muka teras dan sepanjang lantai pertama. Sementara di lantai dua dan tiga beberapa bagian dilengkapi balkon dan lagi-lagi dipenuhi jendela-jendela besar.

"Well, mansion ini memang cocok sekali dengan selera juga citra dirinya di hadapan masyarakat luas. Mewah berkelas tinggi yang menuntut penghormatan mutlak," gumam Cleon mulai melangkah menyusuri jalan setapak beton putih sebelum menaiki undakan tangga depan. Di depan pintu ganda yang menjulang hampir mencapai langit-langit, tepat saat Cleon akan mengetuk menggunakan pengetuk pelat logam murni berbetuk singa, dari dalam seseorang telah menarik pintu terbuka.

Cleon disambut sikap tubuh kaku berbalut pakaian formal pelayan kepala rumah tangga. Sungguh totalitas, batin Cleon, bukan hanya tempat tinggal, dia bahkan mengadopsi secara menyeluruh sistem rumah tangga bangsawan Inggris. Ia menahan senyum mengejek pada obsesinya yang masih sama.

Pria paruh baya itu menyapa hormat, "Selamat malam. Selamat datang, Mr. Lockwood, mari, Mr. Wu menunggu kedatangan Anda." Tanpa basa-basi, pria itu lantas berbalik memimpin jalan.

Pemberitaan singkat itu berhasil membuat Jeff yang tidak biasanya membuka mulut, berbisik terkejut di belakang Cleon, "Anda tidak mengatakan bahwa Anda akan mengunjungi Cristian Wu?" Atau mungkin seharusnya lelaki itu sudah menduga mengingat semua persiapan yang Cleon perintahkan.

Dari lima anak buah, Cleon hanya menyisakan Lucas untuk tinggal menemani para wanita. Pun persenjataan lengkap yang dibawa cenderung berlebihan. Jeff sendiri mengantongi dua buah revolver di sarung pistol pinggang serta dua belati di kantong sepatu botnya. Belum lagi koper berisi uang tunai sebesar 50 juta dolar dan tiga emas batangan sebagai bahan tawar-menawar.

Namun, satu yang belum Jeff mengerti. Jika pertemuan ini berkemungkinan akan menimbulkan kekacauan kenapa tuannya itu malah mengikutsertakan satu orang lain menambah beban kerepotan.

"Kenapa membawa dia bersama Anda?" tambah Jeff bertanya penasaran.

Setelah menyeberangi ruang tamu depan, mereka mulai menaiki tangga melingkar di bagian kanan. Satu tangga di atas Jeff, Cleon melirik sekilas. "Nanti kau akan tahu alasan dia dibutuhkan di sini," jawab Cleon terdengar enggan berterus terang.

"Tidakkah ini terlalu berbahaya untuknya." Jeff masih ingin tahu.

Cleon lebih tahu itu. Tidak ada pilihan lain, ia harus melakukannya. Waktu yang kurang tepat menyangkut kebutuhan atas pertemuan ini dengan akibat kejadian kemarin malam yang menyebar cepat. Jeff sudah memperingatkannya bahwa ada yang melihat terlebih lagi berani memotret, dan sekarang tidak diragukan mengenai kebenaran berita itu dia akan meminta melihatnya dengan mata kepala sendiri.

"Berhati-hatilah," hanya itu balasan Cleon yang langsung mendapat anggukan mantap dari Jeff.

Memutari spasi di lantai dua, Cleon dituntun menaiki tangga lagi menuju lantai tiga, lalu menyusuri lorong panjang dihiasi lukisan-lukisan juga barang-barang kuno ke bagian kanan mansion. Pintu ganda di deret ke tiga, si kepala pelayan akhirnya berhenti, mengentuk tegas. Tanpa menunggu jawaban dari dalam, pria itu membuka pintu kemudian dengan isyarat tangan menyuruh Cleon masuk.

Ruang kerja luas temaram bernuansa warna hitam elegan menyambut penglihatan Cleon, juga tatapan samar-samar menelanjangi dari sepasang mata menawan hasil pantulan bayangan dari dinding kaca di seberang pintu. Cleon tersenyum menyeringai sebagai balasan, berjalan pelan menghampiri seorang lelaki yang duduk membelakanginya.

Obsession: Sweet RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang