Obsession: Sweet Revenge

BAB 11

✒️ Please note jika ada typo. Thanks!

*****

Letusan ke dua diiringi kata-kata sumpah serapah Cleon menyentak Laura awas, otomatis menengok ke belakang. Dalam laju mobil yang semakin menjauh dilihatnya mobil anak buah Lockwood melambat menghadang rentetan tembakan peluru dari area halaman mansion. Namun sayangnya belum selesai di situ, Cleon tidak bisa lolos dengan mudah begitu saja. Melewati pertigaan pertama, tiba-tiba sebuah mobil mulus berbelok mengikuti menyamakan kecepatan.

"Ada satu mobil mengikuti Anda!" seru Laura tanpa sadar memberi tahu Cleon. Matanya melebar panik ketika mobil baru itu cepat mendekat berada kurang dari empat meter.

Sekilas Cleon melirik memastikan lewat spion samping bertepatan sebuah pistol keluar dari jendela penumpang. "Merunduk!" teriaknya kasar. Jarak sedekat itu, sepersekian detik kemudian kaca bagian belakang SUV-nya terhantam retak, Laura menjerit, ia memaki.

Tak ingin lebih tersudut karena tidak memiliki kesempatan bagus membalas, satu-satunya jalan bagi Cleon adalah melarikan diri, mengandalkan anak buahnya menahan orang-orang Cristian. Prioritasnya saat ini membawa Laura keluar dari wilayah pribadi milik Cristian yang hampir seluas sebuah pulau di tarik dari mansion sebagai titik pusat. Jadi, ia menginjak pedal gas dalam hingga mencapai kecepatan di atas 90 kilo meter per jam, meluncur kencang menyibak jejeran pepohonan di kanan kiri jalan bagai gerbang menuju neraka penuh kengerian memekakkan suara tembakan dari mobil di belakangnya yang berusaha mengimbangi mengejar.

Beruntungnya tak lama, mobil anak buahnya terlihat. Berada di balik kemudi Kenzo dengan ahli menyeimbangkan kecepatan memberi keuntungan bagi Jeff menembaki ban, tetap memepet sampai mobil itu melesak menabrak pohon-pohon.

Cleon memanfaatkan tambahan waktu itu fokus mengendalikan kemudi, stabil terus bergerak. Seharusnya ia tahu Cristian bukan tipe pemurah, terbukti janji waktu empat menitnya untuk melarikan diri diingkari. Ia juga tidak tahu sejauh mana pengejaran ini berlangsung yang merupakan permainan mengasyikkan bagi Cristian. Harapannya jangan sampai ke ruang publik, tambahan perhatian para polisi pasti menyusahkan.

Sialnya memang masih permulaan sebab Laura lagi berkata lantang memperingatkan, "Mr. Lockwood, arah kanan!"

Melalui deretan pohon terlihat sebuah mobil jelas menyeimbangkan dengan kecepatan pergerakannya, sedapat mungkin membuat momentum pertemuan di pusat masing-masing jalan pertigaan depan. Tabrakan yang tak terhindarkan. Seiring pikirannya memperhitungkan jarak, kaki dan tangan tegang sigap mengatur laju mobil, mulut Cleon menumpahkan serentetan caci-maki untuk Cristian. Berdasarkan kondisinya sekarang mustahil melambat atau memilih putar balik, jadi agar bisa lolos tersisa pilihan menambah kecepatan mobil.

Lima ratus meter, tiga ratus lima puluh meter, seratus meter.... Cleon gesit memutar kemudi---sebisa mungkin mengambil peluang meskipun hanya lima senti meter jarak sebelum sentuhan---membuat belokan kecil pindah ke jalur kiri, hampir tergelincir masuk ke tepi jalan beraspal. Dalam detik yang sama ia menormalkan kemudi mengakibatkan mobilnya memberontak oleng, tetapi segera dipaksanya menginjak gas rata dengan dasar mobil. Berhasil, SUV itu kasar melesat meninggalkan suara hantaman.

Namun, Cleon tak sempat merayakan, sekejap berselang ia membelalak tajam menyadari jauh dari arah depan dua titik sorot lampu mobil yang lagi-lagi menjadikannya sasaran. Dan kali ini tidak akan ada kesempatan menghindar.

"Oh, bajingan berengsek!" geram Cleon murka serta tak dapat dipungkiri sedikit belingsatan mencari jalan keluar. Jantungnya bertalu hingga seakan mampu memecahkan gendang telinganya, napas berhembus kacau, ke sepuluh jemari memutih kaku mencengkeram roda kemudi. Bukan sebuah rahasia umum Cristian berengsek itu tidak segan membunuh orang tak bersalah hanya untuk memenuhi keinginan gilanya yang super egois.