Berbagi 4

6.4K 89 29
                                    

Untuk beberapa part ke depan masih tentang Liam dan Alisha dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk beberapa part ke depan masih tentang Liam dan Alisha dulu ya.

Di cerita ini kalian (secara tidak langsung) akan mencari siapa antagonis disini.

Jangan salah orang ya 😆

😈😈😈

Alisha sampai di rumah pukul sepuluh malam. Ia pulang dari apartemen Matthew.

Ya, Alisha melakukan bersama Matthew.

Liam tampak menunggu Alisha di ruang tamu dengan wajah marahnya. Alisha menutup matanya sejenak.

Lalu, ia berjalan medekat kearah Liam.

"Sedang apa kau di apartemen Avenue?" tanya Liam tanpa basa-basi.

"Aku tadi bertemu dengan teman lamaku. Dia mengajakku untuk mampir di apartemennya. Karena terlalu senang aku lupa memberitahumu" ujar Alisha.

Liam terdiam. Kemudian pria itu menghela nafas.

Lalu, ia memeluk tubuh Alisha.
Kening Liam menyengrit.

"Kamu habis mandi?" tanya Liam. Alisha gelagapan.

"Aku terpaksa mandi di sana. Kamu taulah aku tidak suka jika tubuhku bau atau lengket" Liam mengangguk.

"Yasudah ayo kita tidur. Kasian babynya" ujar Liam.

Alisha mengangguk dan tersenyum.

Esok paginya. Alisha melambaikan tangannya pada mobil yang di tumpangi Liam.

Wanita itu menutup pintu utama.
Alisha mengeluarkan plastik yang di dalamnya terdapat serbuk putih.

Wanita itu memasukan serbuk putih itu di dalam minumannya.

Alisha mengelus perutnya.

"Maaf" bisik Alisha. Wanita itu sudah mengetahui jika Matthew sudah pergi dari negara ini. Pria itu kembali ke negara aslinya.

Alisha meminum jus jeruknya. Mata wanita itu terpejam. Tak lama kemudian perutnya terasa di lilit.

Alisha menjerit. Ia melihat darah yang mengalir di kakinya.

Beberapa maid yang mendengar teriakan Alisha menghampiri wanita itu.

Beruntung Alisha sudah membuang plastik tadi.

Alisha tidak sadarkan diri ketika di bawa ke rumah sakit.

Mata Alisha terbuka. Ia melihat Liam yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf" bisik Liam. Pria itu mengecup kening Alisha.

"Kenapa?" tanya Alisha dengan nada lemah.

"Maaf aku tidak bisa menjagamu dan anak kita" dalam hati Alisha bersorak senang. Alisha pura-pura menangis.

"Maksudmu?"

"Alisha maafkan aku. Kamu keguguran" ujar Liam sambil menintikan air matanya.

Alisha menangis. Ia pura-pura menjerit tidak tidak.

Liam memeluk tubuh Alisha.

"Alisha sstt..." Liam mengelus punggung Alisha. Wanita itu berhenti memberontak. Alisha tersenyum.

Beberapa minggu kemudian.

Alisha tersenyum, ia memasuki rumah diikuti beberapa maid yang membawa barang belanjaan.

"Nyonya ini ada paket" ujar seorang maid. Alisha mengangguk. Ia membuka paket itu.

Alisha hanya menemukan sebuah kertas.

Yang bertuliskan 'Alisha, kau akan menyesal'.

Alisha berdecih. Wanita itu menyobek kertas itu menjadi kecil-kecil. Lalu, membuangnya.

Alisha tampak masa bodoh. Ia tidak memikirkan ancaman itu.

Sepertinya ancaman itu benar.

Keesokan harinya ketika Alisha bangun ia mendapati kaca balkonnya terdapat tulisan darah 'Baby'.

Alisha berteriak dan membangunkan Liam.

"Ada apa?!" tanya Liam. Alisha menunjuk kearah balkon.

Liam menoleh kearah balkon.

"Tidak ada apa-apa" ujar Liam. Alisha membuka matanya.

Tulisan itu hilang. Kaca itu terlihat bersih tidak ada noda.

Alisha beranjak dari tempat tidur. Ia berlari menuju balkon. Dan melihat sekitar. Tidak ada siapa-siapa.

"Kenapa Alisha?" tanya Liam.

"Ti-tidak"


😈😈😈😈

Short Story Bitch di laporin ke wattpad sama orang yang tidak bertanggung jawab 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Short Story Bitch di laporin ke wattpad sama orang yang tidak bertanggung jawab 😭

Sedih syekalii.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Berbagi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang