Main Course #4.1

35 3 3
                                    

"Failure. In cooking you've got to have a what-the-hell attitude."

- Julia Child -


Sat, please bales WA gue!

Sat!!

Angkat telpon gue!

Udahan kek ngambeknya, urgent ini!!

Karmel menyerah. Sekarang pesan WhatsAppnya malah pending. Ia mencoba menelepon ke nomor Satria, dan nomor yang dituju sedang tidak aktif. Sepertinya Satria sengaja mematikan ponselnya atau sengaja membiarkan ponselnya begitu saja hingga kehabisan baterai dan mati.

Karmel frustrasi. Ia kembali ke kantin dan memesan segelas es teh manis untuk meredakan kepanikannya.

Bego banget sih lo, Mel!

Karmel menyalahkan diri sendiri karena selalu bertindak bodoh ketika di dekat Sadam. Apa jadinya kalau cowok itu menertawakannya seperti dulu.

Saat es tehnya sudah datang, dengan segera Karmel menenggak hingga tandas. Biasanya, di saat terserang panik seperti ini, entah karena nilai ulangannya yang jelek, lupa bawa buku PR atau apapun, ada Satria yang menemaninya di bangku pojok kantin sekolah dengan segelas es teh. Lalu Satria akan menghibur dan menenangkannya. Tak lama kemudian dunia akan kembali seperti semula. Namun tidak kali ini.

Satria kelewatan ngambeknya!!

Karmel tahu, ia pasti akan melakukan hal yang sama jika ada di posisi Satria. Terbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit lalu membiarkan momen penting dalam hidupnya akan berlangsung tanpa dirinya. Belum lagi posisinya yang harus digantikan oleh orang yang tidak ia sukai. .

Oh salah. Karmel masih sangat menyukai Sadam. Itu alasan ia bertingkah idiot seperti sepanjang hari ini di dekat Sadam. Tunggu, apa baru saja ia mengakui pada dirinya sendiri kalau ia masih menyukai Sadam?

Tidak, tidak!

Karmel mencoba menyadarkan diri sendiri bahwa rasa bencinya pada Sadam lebih besar. Ingatannya kembali ke dua tahun lalu, ketika sosok yang paling dikagumi dalam hidupnya menjadi sosok nomor satu yang tidak ingin ditemuinya seumur hidup.

***

Dua tahun lalu. Hari terakhir masa Orientasi Siswa. Para panitia MOS mengadakan banyak kegiatan di sekolah. Ada bazaar makanan, merchandise, buku, dan produk-produk dari sponsor. Panitia juga mengadakan beberapa lomba yang dilangsungkan secara bersamaan di lokasi terpisah. Di lapangan utama, panggung pentas seni mulai dipersiapkan untuk hiburan.

Setiap kelas diwajibkan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti perlombaan yang diadakan oleh panitia. Pukul delapan perlombaan akan dimulai. Di lokasi lain, pentas seni, lomba melukis, lomba puisi, dan kegiatan lain juga akan dimulai secara bersamaan.

Karmel tentu saja memilih lomba memasak untuk mewakili kelasnya, begitu juga Satria. Sejak pagi mereka sudah berjibaku dengan peralatan masak dan bahan-bahan yang dibawa dari rumah. Menu yang diperlombakan sudah ditentukan dua hari sebelumnya oleh panitia, sehingga pagi ini para peserta hanya membawa peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan.

Panitia menentukan dua menu yang harus dimasak oleh para peserta dalam waktu maksimal dua jam. Menu pertama bertema sayur-sayuran khas Indonesia, disertai lauk pauk. Sedangkan menu kedua adalah makanan penutup. Peserta dibebaskan membuat makanan penutup sesuai kreasi masing-masing asalkan menu tersebut cocok dihidangkan dengan menu utama yang dimasak.

Lomba memasak diadakan di lapangan basket di bagian depan sekolah karena memerlukan space yang lebih luas. Pos masing-masing peserta dibatasi oleh pagar-pagar kecil dari bambu yang sudah diatur sedemikian rupa oleh panitia. Hari itu Karmel mewakili kelasnya bersama Bintang.

CARAMELLOVE RECIPE (SUDAH TERBIT - GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA 2018)Where stories live. Discover now