Part 11 : Agar Fitrah Tak Menjelma Fitnah

34 8 9
                                    

"Siapa di sini yang pernah jatuh cinta? Atau mungkin malah sedang jatuh cinta?"

Kak Aini bertanya kepada para peserta kajian remaja dengan tersenyum ramah. Ditatapnya secara acak berpuluh-puluh pasang netra yang sejak kajian dimulai fokus memperhatikannya. Qurratul Aini, demikian nama lengkap akhwat cantik yang tampil sebagai pemateri pada kajian remaja bertajuk "Agar Fitrah Tak Menjelma Fitnah" itu. Sesuai namanya, paras teduhnya menyejukkan mata. Tampak anggun dalam balutan hijab syar'i bernuansa ungu yang dikenakannya.

Sungguh pertanyaan yang menggelitik. Berbagai ekspresi ditunjukkan oleh setiap wajah peserta kajian yang semuanya remaja putri. Beberapa pasang mata saling bersitatap dengan kawan di sebelahnya, lalu seketika tersenyum bersama. Ada di antaranya yang tampak tersipu, pipinya memerah, bibirnya mesem-mesem. Ada juga yang menjawab dengan lantang; "pernah".

Zahara menunduk, menyembunyikan pipinya yang mulai merona. Kerudung millo yang dikenakannya menambah cerah wajah putihnya, membuat rona di pipinya itu tampak lebih jelas. Ada debaran aneh di hatinya. Debaran yang baru pertama kali dirasakannya.

'Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?' batinnya. Ia pun mengulum senyum.

Peristiwa yang Zahara saksikan di bawah jembatan tempo hari itu terus membayang. Ya, betapa dalam pandangannya, ia tak cuma rupawan. Akhlaknya juga menawan. Zahara saksikan dengan kedua netranya sendiri, bagaimana ia mengasihi para anak jalanan itu. Tak hanya mengirimi mereka jamuan makan siang, ia pun mengajarkan anak-anak jalanan penghuni kolong jembatan itu baca tulis Al-Qur'an. Lantunannya yang merdu saat membacakan Al-Qur'an di hadapan anak-anak jalanan itu seketika membuat Zahara terpaku, membuat lisannya bergumam; "masyaa Allah ..." Itulah saat pertama debaran itu muncul di hatinya.

"Astaghfirullaah ...," Zahara tersadar dari lamunannya. Segera ia tepis angan-angannya. Tak sepantasnya ia memelihara rasa itu di hatinya. Rasa yang kiranya terlalu prematur jika disimpulkan sebagai cinta.

"Sebenarnya jatuh cinta itu boleh nggak, sih, menurut pandangan Islam?"

Suara Kak Aini yang kembali terdengar, seketika menyadarkan Zahara dari lamunannya. Sekilas, Zahara melirik ke arah Nadia yang duduk di sampingnya. Senyumnya mengembang tatkala melihat gadis tomboy yang kini berpakaian syar'i bernuansa abu-abu itu tampak tengah menyimak dengan seksama. Pandangannya lurus ke depan, tak sedikitpun terusik oleh lirikan Zahara atasnya.

"Cinta adalah fitrah. Ia adalah sebentuk perwujudan dari salah satu naluri yang dimiliki manusia, yaitu naluri nau' atau naluri melestarikan jenis. Jatuh cinta itu manusiawi, karenanya ia bukanlah suatu dosa. Tapi ...," Kak Aini menggantung penjelasannya, membuat para peserta kajian tampak penasaran.

"Kepada siapa kita melabuhkan cinta, atas dasar apa kita mencintainya, dan bagaimana kita mengekspresikan perasaan cinta tersebut ... itulah yang akan Allah mintai pertanggungjawaban," ucap Kak Aini menyambung pernyataannya.

"Hadirnya cinta memang atas izin-Nya. Namun, siapa yang kita cintai akan berpengaruh pada alasan kita mencintainya. Itulah letak pertanggungjawaban kita di hadapan Allah. Jadi, kepada siapa cinta itu berlabuh? Kepada orang shalihkah? Atau malah ke ahli maksiat sehingga akhirnya kita terjebak pacaran dengannya?Rasulullah bersabda: anta ma'a man ahbabta ... kamu akan dibersamakan dengan orang yang kamu cintai di akhirat kelak, " jelas Kak Aini.

"Adapun bagaimana kita menyikapi dan mengekspresikan cinta, inilah yang menentukan fitrah perasaan ini akan menjadi fitnah atau tetap pada koridor fitrahnya .... "

"Mereka yang memutuskan pacaran adalah gambaran kekeliruan dalam menyikapi gejolak asmara. Tak sedikit para aktivis pacaran yang akhirnya terjerumus pada perilaku zina. Alhasil, free sex di mana-mana, MBA (Married by Accident) membudaya, aborsi merajalela. Inilah salah satu gambaran fitrah yang menjelma fitnah sebab penyikapannya yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam."

Muhasabah Putih Abu (Terbit ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang