Prolog

535 28 2
                                    

"Duh, ribeet banget sih. Ayah juga pake acara sibuk segala, sampai gak bisa nganterin ke bandara gini."

Aku berbalik, mendengar omelan yang lumayan kuat dari seorang cewek. Cewek itu dengan koper yang super besar turun dari taksi. Dia tampak kepayahan, menurunkan koper dari bagasi. Bibir nya masih terus komat-kamit, berceloteh tentang Ayahnya.

Hahaha. Dia nampak lucu. Dia gak malu ya, dumelannya didengar olehku, atau dia gak sadar, padahal jarak kami lumayan dekat.

"Adoh, plis jangan ngulah dong, koper. Nyusahin aja, ish." Omelnya lagi, sambil berusaha menarik kopernya sekuat tenaga. Kakinya beberapa kali menendang di bagian roda. Oh, roda kopernya nyangkut di filter got ternyata.

Brakkk

Satu hentakan itu berhasil melepaskan koper biru cewek itu, bertepatan dengan tubuhnya yang limbung ke arahku akibat beban koper miliknya.

Untungnya aku sigap, sehingga aku bisa menahan tubuhnya. Tanganku memegang kedua bahunya yang bersandar padaku. Eh, intinya kami seperti melakukan back hug.

Sadar dengan posisi kami, cewek itu bergerak dari posisinya. Ia menunduk beberapa kali, mengutarakan permintaan maafnya. Aku hanya diam, begitu menyadari cewek di hadapanku ini sangat manis.

Dari balik kacamata hitam yang kukenakan, aku menatap mata almond-nya yang indah.

"Duh, sori banget, yah. Gak sengaja, sumpah." Ujarnya lagi dengan wajah bersalah. Aku gak tega melihat cewek manis itu meminta maaf terus jadi aku mengangguk singkat.

Ia tersenyum senang yang terlihat manis kemudian melangkah pergi dengan koper birunya yang dijinjing. Kasihan, roda koper cewek itu copot, ternyata. Aku berpaling ke filter got itu, rodanya udah gak ada di sana.

Aku berjalan mendekat, mencari roda itu berniat untuk mengembalikannya ke cewek manis itu, kali aja bisa kenalan kan. Aku menyisir di sekitaran dan melihat benda kecil itu terletak tidak terlalu jauh dari filter. Tanganku meraihnya.

"Kak, ayo."

Ajakan Mama mengurungkan niatku. Langkah kakiku mengikutinya ke ruang tunggu, tapi mataku mencari-cari keberadaan cewek manis yang berhasil mencuri perhatianku.

Dia di sana, di salah satu kursi tunggu. Bibir kecilnya komat-kamit. Hahaha, pasti ia menggerutui kopernya.

Sebaiknya gak usah aku samperin deh. Gak enak juga sama Mama, nanti duduk di ruang tunggu sendirian.

Hmm, kira-kira dia mau kemana ya? Kita satu tujuan gak?

Hhh, mudah-mudahan aja kita ketemu lagi. Dan, begitu ketemu langsung aku ajak kenalan deh.

Tanganku bergerak, menyakukan roda itu ke dalam saku jaket basket yang kukenakan. Jemariku menggenggam erat benda kecil itu. Semoga kita bertemu lagi, sweet girl.



Hai readers, author balik lagi nih dengan cerita baru. Maaf lagi ya, belum bisa lanjutin Two Side nya. Tapi lagi aku tulis kok dan udah menuju ending.

Dan, cerita ini spesial loh. Kenapa? Karna cover nya buatan teman aku. Thanks for both of you guys @Ayuandra dan Rahel. Jangan lupa vomment ya guys. Luv.

YOU'VE GOT ME FROM FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang