4

208 19 0
                                    

"Von, gue denger lo kemarin susulan bareng Filan?" Tanya Irish di sela-sela makan siang kami di kantin.

Aku yang tadinya sibuk dengan makananku, melayangkan tatapan tau-dari-mana-lo-? Aku terlalu malas untuk berbicara, apalagi dengan mulut yang penuh dengan siomay begini.

"Sumpeh lo ?" pekik Lea berlebihan.

Aku hanya bisa memutar bola mata, terbiasa dengan tingkah mereka yang memalukan ini.

"He'em. Kemarin Leoni ngasih tau kalo Filan ikut tes susulan, berarti samaan dong sama jones kita ini."

Kali ini aku melototi Airish begitu mendengar kata 'jones' yang ditujukannya padaku.

"Widihhh, enak dong." Desis Lea sambil menatapku, menuntut penjelasan.

"Apa sih? Gue colok juga idung lo pake garpu." Hardikku. Ganggu banget si Lea.

"Filan dapat nilai berapa, Von ?" pertanyaan Irish membuatku berhenti mengunyah.

Tanganku bersedekap di depan dada dan melayangkan tatapan bosan, jengah, lelah dan antek-anteknya pada tiga spesies di hadapanku ini.

Bukan apa-apa, aku masih iri sama nilai yang didapat Filan di tes kemarin dan... aku sedang sensitif sekali tentang semua yang bersangkutan dengan Filan semenjak sikap manis nan anehnya yang berhasil membuatku jungkir balik semalaman.

"Lebih rendah dari gue pokoknya." Hahaha. Aku membohongi mereka, eh tapi kayaknya gak berhasil deh. Soalnya mereka memandangku gak percaya.

"Masa' sih? Lo delapan lima, lah Filan berapa? Delapan puluh? Tujuh lima? Berapa sih?" Desak Airish, kepo. Aku hanya melemparkan senyum misterius pada mereka. Wuahaha.

"Wah wah wah, kayaknya ada yang ngelakuin penipuan publik nih." Cibir seseorang dari balik punggung ku. Dan gawatnya orang itu adalah Filan!

Jangan bilang dia dengar pembicaraan kami tadi? Atau bahkan parahnya lagi, dia mendengar kebohonganku? Kalau yang itu, pasti dia mendengarnya, kan barusan kata 'penipuan publik' nya dialamatkan padaku.

Aku tertunduk malu, lalu menumpukan tanganku di atas meja sambil memijit ujung hidung ku. Adohh, siap-siap malu nih !

"Filan !!!" Panggil ketiganya dengan heboh.

"Hai."

Aku hampir muntah mendengar sapaan Filan yang kelewat ramah. Njirrr. Gak pernah tuh dia ramah kayak begitu padaku!

"Gue saranin nih ya ke kalian, kalau nanya soal gue jangan tanya ke orang lain. Nanti orang lain itu malah ngomong yang gak-gak tentang gue, apalagi tentang nilai gue."

Aku bisa merasakan tatapan sinis Filan ditujukan padaku.

"Emang lo dapat nilai berapa sih Filan?" tanya Airish dengan nada manja.

Aku yakin saat ia bertanya pasti mata bulatnya dikedipin terus.

Aku merasakan senggolan pelan di lenganku. "Kasih tau temen-temen lo dong, Love."

LOVE ??? Apa dia bilang barusan? LOVE ??? Dia manggil aku Love?

Aku membelalakan mata saat itu juga. Tentunya ketiga orang di hadapanku sedang menahan keterkejutan mereka saat mendengar panggilan baru dari cowok yang sedang bersedekap di sampingku ini.

"Barusan lo manggil gue apaan?"

"Love." Jawabnya datar.

"Panggil gue, Voni. Titik !"

Tangan Filan menunjuk name tag di seragamku. "Tapi Love juga nama lo, kan. Jadi, gak masalah dong."

Aku mendesah kuat sebelum berbicara. "Okay, semerdeka lo aja." Jawabku pasrah.

YOU'VE GOT ME FROM FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang