3

368 22 1
                                    

"Hari selasa toil, jangan mageran mulu." Ujar Lea yang baru tiba di tempat duduknya padaku yang sedang menelungkupkan wajah sedalam mungkin.

Lea menarik rambutku iseng, supaya aku menoleh padanya, "Astagaaa, lo bisa gak sih sehari aja gak rese!" semprotku dan Lea kelihatan terkejut tapi aku yakin bukan karena perkataanku tapi karena melihat wajahku pagi ini.

"Gileee, zombie kalah kali sama lo !!!" pekiknya histeris, untungnya si kembar belum datang.

"Diem, ah !" bentakku.

Hari ini aku cukup stress, semalam aku jungkir balik dengan buku paket hingga pagi kembali, gak tidur sama sekali loh. Semuanya gegara pak Mus yang rese ngasih tes dadakan, bahkan aku gak sempat makan malam dan sarapan tadi makanya saat ini maag ku kambuh.

Duh, gak enak banget ini mah. Tadi aja pas masuk kelas, anak-anak diem aja karna lagi sibuk sama ngafal rumus, nyakar sana-sini.

"Gue kan lagi perhatian banget sama lo, toil. Gak bersyukur amat sih punya sahabat kayak gue."

"Ngatain gue lebih nyeremin dari zombie, itu yang namanya perhatian. Wah, thengs banget Lea lo baiiiiik banget." Sambutku dengan sinis kemudian kembali menelungkupkan wajahku dalam-dalam.

Lea nyengir gak berdosa."Hehehe, tapi gue serius sekarang. Lo yakin mau ikutan tes dengan keadaan kayak begono?"

Aku hanya mengangguk lemah tanpa menengadahkan kepalaku lagi. Sekarang kepalaku berat sekali rasanya. Maag ini menyerangku, Bundaaaa.

Huhuhu.

Kriiiiing Kriiiiiing Kriiiiiing

Jangan komen deh tentang lonceng sekolahku, aneh emang. Terdengar derap kaki yang sedang berlari, itu si kembar rusuh dan kelas mendadak hening, pasti kali ini karena pak Mus udah masuk kelas.

Dengan susah payah aku bangkit dari posisiku, ikut berdiri memberi salam pada guru rese ini.

"Silahkan duduk kembali. Kita langsung tes saja." Terdengar desahan napas berat dari anak-anak, dan yang paling berlebihan ya tetap tiga spesies aneh di dekatku ini. Sebenarnya aku juga akan bereaksi sama seperti mereka tapi keadaanku sedang tidak memungkinkan sekarang. Rasanya terlalu lelah untuk bersuara kalo maag lagi kambuh begini.

Aku tahu, tubuhku mulai berkeringat dingin. Lea hanya bisa mengelus punggungku pelan.

Pak Mus terlihat memindai absen."Loveta Devonne, tolong bantu saya membagikan soal-soal ini." Elahh pak, gak tau apa kalo saya lagi benci banget sama bapak. Ah, si bapak,ah!

Tapi aku bisa apa, guru killer yang satu ini paling gak suka dibantah dan murid yang lelet makanya aku segera berdiri lagi dan menghampirinya. Langkahku sempoyongan dan rasanya kelas ini berputar-putar tapi aku berhasil sampai di depan pak Mus.

"Kamu kenapa Loveta? Kamu sakit?" suara pak Mus rasanya mengiang-ngiang di telingaku, penglihatan ku mulai mengabur dan tiba-tiba menjadi gelap. Selanjutnya aku merasakan tubuhku menyentuh lantai kelas yang dingin ini. Aku pingsan.

*

Hal pertama yang kulihat begitu membuka mata adalah langit-langit sebuah ruangan yang terasa asing.

"Voni, lo udah bangkit?" tanya Lea bersemangat dengan nada jenaka pada suaranya. Kampret emang ni orang, lagi sakit juga.

Aku hanya tersenyum kecut karena kepala ku masih terasa pusing, belum lagi gesekan pada lambungku yang mengakibatkan rasa perih. Oh, aku belum mengisi perutku sama sekali.

Lea menatapku dengan sorot khawatir. "Laper?"

Rupanya Lea menangkap gelagat kelaparanku itu. Aku mengangguk semangat dengan tampang kunyu.

YOU'VE GOT ME FROM FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang