2

350 19 2
                                    

Hari ini merupakan hari pertama sekolah di semester dua. Gak enak banget. Sekolah aku ini gak fleksibel sama sekali. Hari ini juga KBM resmi dimulai, gak enakkan? Sama sekali gak ada hura-hura atau nyantai dulu sebelum pelajaran dimulai.

Minimal nih ya, kelas kita tuh dibersihin dulu kek hari ini, baru deh besoknya pelajaran dimulai.Tapi apa, kelas emang sengaja dibersihin oleh cleaning service. Oke deh, aku memang sengaja menghindar dari yang namanya belajar.

Aku ini bukan seorang siswi dengan otak cemerlang ataupun terkenal. Kalau di sekolahku ada dua kategori murid yaitu, populer; yang isinya anak-anak orang kaya, cogan, dan cewek cantik; sementara kategori yang satunya lagi nerd; bukannya anak culun ya, mereka yang masuk golongan inilah yang selalu berprestasi. Nah, aku gak masuk ke dalam dua ketegori itu.

Aku gak cantik dan juga punya otak yang biasa saja. Aku pribadi dikenal sedikitlah oleh anak-anak basket bukan karena aku anak basket ya.

Model-model kayak aku begini masuk basket, nggak, terimakasih. Mereka mengenalku karena abang ku, Eric Alexavier adalah kapten tim basket satu tahun lalu.

Hhh, pokoknya gak enak banget jadi aku yang biasa-biasa aja tapi punya kakak yang gak biasa-biasa aja alias luar biasa.

Abang Alex itu ya, udah jago basket, ganteng maksimal, pinter pula makanya aku selalu dibanding-bandingin. Bahkan ada yang gak nyangka kalau aku, Loveta Devonne adalah adik dari abang ku itu.

"Hah? Ini beneran kamu adiknya Alexavier?"

"Kamu becanda kan? Becandanya gak lucu, tau."

"Kalo lo adiknya Alexavier, berarti gue pacarnya Alexavier. Ahahaha."

Yang di atas itu respon beberapa murid di sekolahan ku begitu mengetahui bahwa aku adik bang Alex. Sakit emang gak diakui gitu, tapi aku adalah tipe orang yang 'sebodo amat' jadi aku fine-fine saja sama tanggapan orang lain.

"Devonne!!!" teriak seseorang dengan suara yang menggelegar di tengah lorong yang lagi padat-padatnya. Aku tahu siapa itu jadi biarku abaikan saja.

Dia juga tahu kalau hari senin adalah hari dimana aku akan menjadi orang yang cuek, bete, mageran, nyebelin, dan pendiam sedunia.

"Ahhhh!!!" teriaknya kali ini tepat di telingaku. Ia melingkarkan tangannya ke leherku dengan kuat sampai aku kesulitan bernapas. Sialan. Aku segera mendorongnya menjauh dengan sekuat tenaga.

"Ih, Devonne... kangen taukk." Ujarnya sambil bergerak ingin memelukku. Tapi aku langsung menarik rambut cokelat panjangnya dengan anarkis.

"Lepas, Devonne. Iya, iya, gue gak akan meluk." Janjinya.

Yang tadi itu namanya Alea Zalea, cewek bar-bar ngeselin yang merangkap sahabat karibku. Lea-begitu ku memanggilnya-termasuk ke dalam dua kategori yang kusebutkan tadi.

Dia cantik, kaya, punya banyak teman, aktif organisasi, cerdas dan juara kelas. Indahkan hidup ku ini? Punya abang yang keren banget dan sahabat yang nyaris sempurna.

"Galak banget sih, non." Sungutnya sambil merapikan rambut ikalnya.

"Senin." Jawabku singkat, memperingatkan. Dia manggut-manggut.

"Tapi lo gak kangen gue nih?"

"Nggak lah. Gue belum belok dodol."

"Elahhh, gue serius kali, De." Rengeknya dengan toa. Astaga, pagi-pagi gini dia udah rusuh banget.

"Lo rusuh banget sih, Lea. Masuk liburan otak lo diganti pentium berapa sih?" Kini giliran aku yang bersuara besar. Bomat deh.

"Nah, gitu dong. Gue kan jadi bar-bar nya gak sendirian." Ujarnya kelewat senang.

YOU'VE GOT ME FROM FIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang