"Kakek! Bima! Makan malam udah siap"
Bima dan Kakek Bowo langsung menoleh kearah asal suara.
"Baru kali ini makan malam ada yang masakin, biasanya sih beli... " Ucap Bima dengan kegirangan.
"Emangnya lo gak bisa masak Bim?"
"Gue masak bisa kok. Bisa gosong, bisa asin, bisa hambar" Jelasnya diakhiri cengiran lebarnya.
"Yeeee... Itu mah gak bisa masak namanya Bima, hahaha... " Ucap mahda.
Ya, kini mahda tinggal dan menjadi pembantu di rumah Bima selama 1 bulan sebagai ganti rugi terhadap Kakek Bowo.
Menjadi pembantu di rumah Bima adalah permintaan Kakek Bowo, Mahda tidak menolak karena ia juga tidak tau lagi harus kemana, yang ia butuhkan saat ini tempat persembunyian serta tempat istirahat gratis dan tentunya makan gratis pula.
Sebenarnya ia ingin menyewa kos dan membeli persediaan makanan hanya saja kartu kredit dan ATM nya diblokir oleh orang tuanya dan uang di dompetnya hanya tersisa 300 ribu saja jadi ia tidak bisa berbuat apa - apa selain menumpang di rumah Bima."Ya udah ayuk Kek kita masuk rumah terus makan! Angin malam gak baik buat kesehatan Kakek" Ucap Mahda sambil menyelimuti punggung Kakek Bowo.
Yuda yang berada di tubuh Kakek Bowo merasakan hangatnya selimut yang diberikan Mahda. Baginya setiap malam adalah malam yang gelap dan dingin bahkan selimut dan suhu hangat ruangan tetap tidak bisa menghangatkan dinginnya tubuhnya yang sedingin hati dan pikirannya.
Baru kali ini ia merasakan hangat yang benar - benar hangat.Mahda tersenyum tulus dan memapah Kakek Bowo.
"Waaaah ada menu kesukaan Kakek nih ikan goreng, sayur lodeh, tahu tempe sama sambel"
"Maaf ya Kek saya cuma masak ini tadi di pasar saya bingung mau belanja apa soalnya" Ucap Mahda.
"Gapapa Da santai aja, ini semua malah makanan favorit Kakek" Ujar Bima yang mulai memasukan satu persatu makanan ke piringnya.
"Ini Kek udah Mahda siapin" Ucapnya dan meletakkan sepiring makanan di depan meja Kakek Bowo.
Yuda menyuapkan makanan ke mulutnya dan merasakan makanan yang ia makan terasa sederhana dan enak, padahal hanya menu sederhana tapi ia sangat menikmatinya. Jika dibandingkan dengan menu makanan di rumahnya sebelumnya tentu saja sangat jauh berbeda terlebih lagi dulu dimeja makannya bisa penuh dengan segala jenis makanan, mulai dari dizert, makanan pembuka, buah - buahan, makanan berat, berbagai macam lauk pauk, serta hidangan penutup semua lengkap tersaji di meja makan meski hanya Yuda yang tengah makan.
Dulu Yuda akan marah besar dan menghukum pembantunya jika ada rasa yang tidak ia sukai atau makanan itu kurang membuatnya senang. Namun kali ini Yuda hanya menikmati setiap rasa yang bahkan tidak rata ada yang sedikit asin dan ada yang hambar di satu ikan yang tengah ia makan namun ia tidak marah atau sekedar mengeluh.
Jika sebelumnya Yuda selalu makan sendirian kini Yuda tengah makan dengan sahabatnya dan wanita yang ia tidak suka.
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama Yuda bisa merasakan makan bersama dengan menu sederhana namun suasananya sangat hangat dan membuat makanan yang ia makan terasa nikmat dan spesial."Masakan lo enak banget Da, uhuk uhuk... "
"Kalo makan hati - hati dong Bim! Ini minumnya! " Ucap Mahda dan menyerahkan segelas air putih.
Yuda masih menikmati makanannya tanpa mengatakan sepatah katapun, sesekali ia melihat Bima dan Mahda yang tengah berbincang dan tertawa.
Ada sesuatu yang berdesir di dada Yuda tapi ia tidak tau apa yang sebenarnya ia rasakan, perasaan yang terasa asing dan tidak nyaman namun ingin ia rasakan selalu."Ini Kek, tambah lagi nasinya... "
***
" Hay Yuda cucuku... Bagaimana kabarmu nak?" Sapa Kakek berjengot putih dengan sorban melingkar di kepalanya serta baju serba putihnya.
"Kamu siapa? Dimana ini? Kenapa tempat ini sangat - sangat gelap dan dingin?" Ucap Yuda dengan kebingungan melihat kakek tua yang bercahaya.
Kakek itu terlihat gagah dan tegap wajahnya juga memancarkan ketenangan dan keteduhan."Tenanglah cucuku, kau harus keluar dari tempat gelap dan dingin ini... Keluarlah dari amarahmu, kebencianmu, serta dendam di hatimu"
"Apa maksud Kakek? Kakek sebenarnya siapa? "
"Ada 3 cara untuk kembali ke ragamu, yang pertama kau harus menebus kesalahan - kesalahanmu, Yang kedua kau harus berubah menjadi pribadi yang lebih baik cucuku, dan yang terakhir kau harus menemukan wanita yang benar - benar tulus kepadamu dalam wujudmu sebagai laki - kaki tua" Ucap Kakek itu menjelaskan apa yang harus Yuda lakukan untuk bisa kembali ke tubuhnya.
"Kenapa aku tidak langsung kembali saja ke tubuhku? Kenapa aku harus melakukan semua itu? " Keluh Yuda.
"Kau hanya memiliki waktu 30 hari setelah kau masuk ke raga Kakek Bowo... Jangan menyia - nyiakan waktumu cucuku, jika kau tidak kembali ke tubuhmu dalam 30 hari maka ragamu akan mati dan jiwamu akan terjebak di tubuh kakek Bowo selamanya" Ucap kakek itu lalu menghilang dengan cahayanya.
Hanya ada Yuda yang tengah ketakutan diantara gelap gulita dan dinginnya suhu yang amat sampai menusuk ke tulang - tulang.
"Tolong... Tolong... Kek tolong Yuda takut gelap! Tolong... Disini sangat dingin Yuda takut! TOLONG...! "
Bima terbangun mendengar Yuda mengigau.
"Tolong... Yuda benci gelap! "
"Kek bangun, Kakek bangun kek... " Bima berusaha membangunkan kakeknya yang tengah mengigau itu.
"Hah... hah... hah... Huufftt..."
Yuda terbangun dengan nafas tidak beraturan serta keringat bercucuran di wajahnya."Kakek gapapa? Kakek mimpi buruk apa sampek ngigo parah banget? "
"Kakek! Kakek! gue bukan Kakek lo! " Ucapnya ketus lalu kembali membaringkan tubuhnya.
"Yeeee... Kan emang tubuh Kakek gue wajar lah kalo gue panggil Kakek" Ucap Bima kesal.
Bima kesal sekaligus bingung, jika Yuda bersemayam ditubuh Kakeknya lalu bagaimana dengan jiwa Kakeknya? Ia terus saja bertanya - tanya apakah saat jiwa Yuda kembali ke tubuhnya nanti jiwa Kakeknya juga akan kembali ke raganya.
Jujur saja sebenarnya Bima belum siap kehilangan Kakeknya, padahal sebelumnya ia sangat senang saat kakeknya bangun dari kematiannya ternyata ia harus kecewa karena ternyata di raga Kakeknya bukan lah jiwa Kakeknya melainkan temannya.Yuda juga tidak bisa tidur memikirkan mimpi yang baru saja ia alami, apakah benar mimpi itu adalah petunjuk? Jika memang benar berarti ia harus mengikuti syarat yang diberikan oleh Kakek dalam mimpinya. Dan waktu yang ia miliki hanya 30 hari saja.
Jam dinding tepat menunjukkan pukul 01;20 Bima dan Yuda tengah berusaha keras memejamkan mata berharap dapat tertidur lelap namun nihil, mereka tetap bergelut dengan pikiran mereka masing - masing.
Sampai akhirnya rasa lelah dan kantuk mampu membuat mereka terlelap tepat pukul 03;15 dini hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki - Laki👦 jadi Aki - Aki👴
Novela Juvenildiwajibkan follow sebelum baca.. Seorang pria tampan dan kaya harus terjebak di tubuh kakek - kakek karena kesombongan dan keangkuhannya. Berhati sekeras batu dan suka melakukan segala sesuatu sesukanya. Raganya mengalami koma dan dirawat di ruma...