6. Perjanjian

99 74 95
                                    

Aku terdiam dengan berbalut seprai. Baru sadar akan bagaimana kinerja kutukan ini terjadi padaku.

Dan.. Sial! Aku sangat di rugikan!

Terus gimana cara menghilangkan kutuk ini coba?

Aku membaringkan tubuhku di ranjang. Mencoba berfikir keras sedangkan si Dajal kembali fokus pada bukunya tanpa memperdulikanku.

Kaki depanku atau aku sebut dengan tangan kalau jadi manusia ini terbentang ke depanku.

Mataku tertuju pada pergelangan tanganku.

Bintang...

Untuk apa kira-kira bintang ini coba?

Apa fungsinya di tanganku?

Pasti ada maksud terselubung dari bintang ini.

Aku menggosok pergelangan tangan ini di kain seprai. Kemudian aku melihatnya lagi, "Ngak berubah. Aku pikir ini tinta."

Aku semakin menggosokkannya lebih kuat.

"Eh. Ngapain?" Panggil si anak naknat.

Aku memutar mata malas.

Dreb

Aku berubah jadi manusia.

Aku langsung menutup tubuhku. Menatapnya tajam, "Apa maumu?!"

"Menyiksamu," katanya singkat.

"Kenapa?!"

"Karena kau yang pertama cari gara gara denganku." Katanya santai.

"Kau...." Aku menunjuknya kesal.

Bugh

Dia melemparkan bukunya ke arahku namun tanganku lebih cepat menangkisnya.

"Heh! Kenapa kau lempar aku!" jeritku.

Dia mengedikkan bahunya. "Ntah. Ngak suka aja lihat mukamu,"

Dasar stres!

"He. Mari kita buat perjanjian," katanya tiba-tiba.

"Maksudmu?"

"Kau turuti apa keinginanku. Dan aku akan membebaskanmu," lanjutnya membuat mataku membesar.

"Kau akan menghapus kutukannya?! Benarkah!" aku sangat bersemangat.

Yes... Setelah ini aku akan kabur.

Dia melipat kedua tangannya di dada dan berdiri berjalan ke arahku, "Membebaskan untuk sementara waktu. Mana mungkin. Kalau aku melepaskan kutukan, ya kau bakalan kabur. Tolol," tekannya.

Deg!

Aku mundur ke belakang menjauh darinya.

Ni orang memang serem anjir. Pertama, dia bukan sembarang cewe, tepatnya dia memiliki rupa cewe tapi tingkahnya kaya kuli pekerjaan keras! Kedua, dia bisa ngutuk orang dan terjadi anjir.. Kaya dukun nyantet orang gitu...!

"Intinya kau mau atau tidak?" tanyanya.

Aku berfikir sejenak, "Kebebasan apa yang kau maksud jadinya?"

"Hm, bebas bersyarat."

"Huh?"

"Bebas bersyarat, aku takkan mengubahmu menjadi babi selama kau menuruti perintahku. Tapi kalau kau membantah, aku takkan segan-segan mengubahmu di depan umum. Gimana?"

Aku sungguh sulit untuk mengiyakan perjanjian ini. Gimana kalau dia ingkar janji dan tiba-tiba ngubah aku jadi babi di depan umum karena dia punya dendam kesumat padaku?!

Overthinking Of Babi NgepetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang