uchan dan estaro

117 10 0
                                    

Pukul kurang dari jam 8 anak-anak keluarga Jung telah berangkat menuju sekolah dengan mark sebagai supir pribadi adik-adiknya, namun saat sampai di sekolah jeno, beomgyu dan sungchan di bingung kan dengan dewan keamanan yang sudah berjaga di pintu masuk siswa untuk melakukan pemerikasaan dan rasia.

"lah anjir! kok ada rasia sih?" beomgyu dengan sebal menatap mark dengan pandangan menghakimi.

"lah aku gak bilang ta?" mark yang di tatap berusaha menghindar dengan mengalihkan kontak mata dengan adiknya itu.

"kak lain kali jangan lupa kasih tau kita^^" Jeno juga ikutan kesal dengan mark, malah hari ini ia sedang membawah salah satu PSP kesayanganya.

Sungchan juga kini hanya menatap malas ketiga orang yang lebih tua darinya, ia juga memandang malas antrian di depan sana, walaupun terbagi menjadi tiga baris namun tetap saja antriannya sangat panjang.

Sungchan mulai mengalihkan perhatiannya ke segala penjuru untuk menghilangkan rasa bosannya, sampai di sana tepat di samping barisannya yang baru saja berjalan, terdapat seseorang dengan senyum manis yang dapat mendebarkan dadanya beberapa waktu yang lalu dan kini dadanya kembali berdebar tampa alasan hanya karena melihat orang itu tersenyum dan menyapanya.

"pagi sungchan^^" shotaro anak bungsu keluarga yuwin, seseorang yang telah membuat dada sungchan bergemuru dengan tidak menentu.

"eh...pagi shotaro^^, aahhkk!!!" saat sungchan membalas tak kalah manis, beomgyu yang tak sengaja melihatnya langsung mencubit pipi adik kembarnya itu dengan gemas.

"duh, kok kamu gemesin banget sih!" Ujar beomgyu setelah puas mencubit pipi adiknya, shotaro yang melihat pun hanya terkekeh begitu pula dengan mark dan jeno, sungchan yang terlanjur sebal langsung memeluk beomgyu dan menyembunyikan wajahnya yang memerah malu karena ulah saudara-saudaranya.
.
.
.
.
"tuh kan, kak mark sih gak kasih tau ada rasia, psp Abang di sita kan" jeno yang kesal terus melampiaskan emosinya pada mark.

"emangnya bang jeno gak liat pengumuman di web sekolah?" shotaro bertanya dengan bingung karena tadi ia melihat bahwa psp jeno dan beomgyu di sita selama rasia dan akan di kembalikan 3 hari setelahnya.

"gak sempet taro, kemarin hp gw ma bang jeno di sita bunda soalnya kita gak sengaja mecahin gelas, baru aja di balikin tadi pagi" beomgyu yang sudah selesai meluapkan emosinya pun menjawab pertanyaan shotaro tersebut.

"hooh, terus kak Mark gak ad kasih tau apa-apa sama kita, untung ajak gw gak bawah yang aneh-aneh hari ini" sungchan dengan senang hati menuangkan minyak pada api jeno yang belum mereda dan kini jeno kembali meluapkan emosinya, membuat si kembar dan shotaro tertawa puas.
.
.
.
.
.
.
Sungchan kini berjalan di koridor sendirian, tidak di temani oleh beomgyu seperti biasanya. hari ini entah mengapa ia hanya ingin sendiri menikmati waktunya tampa ada satupun saudaranya yang menemani.

Sungchan dengan santai melangkahkan kakinya menuju sebuah pohon besar nan rindang di halaman belakang sekolah, ia mendudukkan dirinya di bawah pohon sembari menikmati semilar angin yang tenang menyapa tubuhnya.

Perlahan mata sungchan terpejam menikmati waktu tenangnya, otaknya secara spontan mengingat kejadian beberapa tahun silam, ia dan beomgyu bukanlah anak kecil yang tak paham arti tatapan keluarga mereka semalam, mereka hanya berusaha diam dan tetap tenang agar keluarga mereka tak terlalu khawatir mengenai orang itu, orang yang bahkan sekali pun tak akan sungchan sebut namanya, entah mengapa orang itu dapat kabur dari dalam jeruji besi dan sungchan sangat berharap bahwa ia maupun keluarga nya tak akan pernah bertemu dengannya lagi.

Sungchan terus memikirkan banyak hal setelahnya, memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, memikirkan tentang sekolahnya, teman-temannya dan tentu saja keluarganya, memikirkan pujaan hati dang masih banyak pikiran random yang muncul saat matanya tertutup hingga tampa sadar semua pikiran itu membawah sungchan pada alam mimpi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

gelukkig gezinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang