Page: 10

1.4K 124 20
                                    

"Kak nengok kamera dong, senyumnya juga mana masa datar banget mukanya" Changmin menarik kedua sudut bibir Younghoon paksa, dengan tangan tentunya. Demi mendapatkan senyum Younghoon, lantaran lelaki tampan di sebelahnya ini sedari tadi hanya menunjukan wajah datarnya.

Iya, mereka semua sudah berkumpul dirumah Hyunjae sperti rencana Hyunjae kemarin. Changmin dari tadi sibuk dengan ponselnya, berusaha mengambil foto dengan Younghoon yang wajahnya sudah sangat amat tertekan

Ntah berapa kali jepretan, hanya ia yang berganti pose. Younghoon? Jangan ditanya, senyum saja tidak.

"Iya kakak senyum, tapi ini terakhir ya" Ucap Younghoon sambil perlahan menyingkirkan tangan Changmin

Changmin tersenyum senang, ia pikir setelah ini akan segera pergi ke pencetakan foto untuk mencetak foto mereka berdua. Lalu diletakannya foto ini di dalam case bening miliknya.

Sungguh, membayangkannya saja sudah cukup senang.

Posisi mereka sedang duduk berjejer di sofa, Changmin disebelah Younghoon, sedangkan Hyunjae disebelah Juyeon. Lengkap dengan selimut lembut yang membalut setengah tubuh mereka.

Sorot mata Hyunjae tidak lepas dari layar tv nya, ia sibuk memperhatikan aksi dari sang pemain film. Tanpa sadar, perlahan Juyeon meraih tangannya. Dibelainya tangan Hyunjae dengan lembut, membuat sang pemilik tangan halus itu sejenak menolehkan pandangannya

"Kenapa?" Tanyanya berbisik

Sang lelaki pun menghembuskan nafasnya berat. Ntah, ia seperti ingin mengatakan sesuatu yang tertahan? Hyunjae tak tahu, ia hanya menunggu lelaki disebelahnya ini berbicara.

"Aku kangen, are you not?" Juyeon memposisikan dirinya untuk lebih merapat dengan Hyunjae

Ntah sejak kapan, tangannya yang semula menggenggam tangan Hyunjae kini bergerak untuk mengelus paha yang lebih muda

Apa maksudnya? Ayolah, ini bukan waktu yang tepat

"Aku juga, tapi tangan kamu?" Hyunjae menahan tangan Juyeon dengan tangan mungilnya, ia menggelengkan kepalanya sebagai tanda penolakan.

Tapi bisa dilihat dari raut wajah juyeon, ia kecewa. Mata sayu-nya tidak bisa membohongi, bahwa ia ingin sesuatu yang lebih. Tapi bukankah akan berbahaya? Apa Juyeon lupa bahwa mereka tidak hanya berdua disini?

Juyeon yang tangannya jauh lebih kuat, menarik tangannya yang sekuat tenaga ditahan oleh Hyunjae. Lalu ia membelai paha Hyunjae lagi, kali ini dengan sangat agresif

Merasa tidak bisa melawan, Hyunjae memutuskan untuk diam saja. Mulutnya ia tutup rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara. Tangan Juyeon semakin naik, hingga ke selangkangan milik Hyunjae. Salahkan saja Hyunjae karena memakai short pants, yang mungkin akan sangat mudah untuk Juyeon menyelipkan tangannya

"Nghh-" Desah Hyunjae lirih, ia sampai harus menggigit bibir bawahnya kuat-kuat agar tidak mengeluarkan suara

Karena dirasa yang lebih muda tidak memberinya penolakan, Juyeon dengan bebas menggerayangi 'Adik kecil' Hyunjae yang masih terbalut celana.

Bohong jika Hyunjae bilang ia tak menikmatinya, pasalnya matanya kini dipejamkan untuk menikmati halusnya permainan Juyeon saat ini.

Juyeon semakin tidak tahan tentunya dengan ekspresi Hyunjae, ia memasukan tangannya ke celana Hyunjae. Membuat sang pemilik terkejut karena pergerakan tiba-tibanya

Hyunjae refleks melebarkan kakinya, memberikan akses kepada tangan besar Juyeon agar tidak kesulitan.

Juyeon mengusap lembut adik kecil Hyunjae, membuat sang pemilik melenguh kegelian. Walaupun pelan, Juyeon yang disebelahnya samar-samar mendengar.

Juyeon menaikkan satu alisnya, satu ide licik melesat di otaknya

Dengan jailnya, Juyeon memasukan satu jari panjangnya pada lubang hangat Hyunjae

"Ahhh"

Iya, Hyunjae tak sengaja mendesah cukup keras hingga membuat lelaki disebelahnya kaget

"Je, lo kenapa??"

Changmin memasang wajah bingungnya, Younghoon pun sama. Karena satu ruangan pasti mendengarnya.

"Nh-nggak, gapapa tadi kayanya ada semut gigit paha gue makanya gue teriak"

"Lo tau sendiri gue gak tahan sakit" Lanjut Hyunjae, berusaha meyakinkan dua temannya ini. Syukurnya, mereka berdua hanya mengangguk sebagai arti bahwa mereka mengerti

Persetan dengan Juyeon, bahkan saat Hyunjae ditanyai pun tangannya tak sudi untuk berhenti. In and out, membuat sang pemilik meneteskan keringatnya. Energinya seakan dikuras habis dengan yang lebih tua.

Hyunjae mati-matian menahan desahannya, namun tetap sesekali lolos dari bibirnya. Juyeon melirik Hyunjae. Tidak munafik, Juyeon merasa puas dapat membuat Hyunjae menikmati aksinya

Rasanya Juyeon seperti megobrak-abrik lubangnya. Ia kini memasukkan ketiga jarinya sekaligus, membuat Hyunjae meremas selimut yang tak bersalah itu.

Hentakan demi hentakan tangan yang Juyeon ciptakan, hingga Hyunjae sampai ke titik nikmatnya

Tubuhnya bergetar, cairannya ia tumpahkan secara bebas. Pikir Hyunjae, paling-paling ia harus mengganti celana setelah ini.

Tapi ternyata salah, Juyeon menadahkan telapak tangannya hingga semua cairan milik Hyunjae benar-benar tumpah di telapak tangannya.

Juyeon memasang wajah tak berdosa, dikeluarkan tangannya dari celana Hyunjae dengan keadaan tangan penuh dengan cairan basah Hyunjae. Tanpa rasa jijik, Juyeon menjilat habis semuanya hingga tak bersisa.

Hyunjae panik, ia menolehkan pandangannya ke dua temannya itu. Yang satu tertidur pulas, sedangkan Younghoon sibuk memainkan ponselnya. Ah, syukurlah.

Hyunjae membuang nafasnya kasar, mendorong tubuh Juyeon sebagai ungkapan kesal karena sudah membuatnya kewalahan seperti ini.

Penasaran dengan reaksi Juyeon? Dia hanya tersenyum miring, dirangkulnya yang lebih muda walaupun sedang dalam keadaan kesal.

Tapi kesalnya ia kubur dalam-dalam, ia tak bisa berbohong bahwa rasa nikmatnya kini lebih dominan. Ia menyandarkan kepalanya pada Juyeon, membiarkan tubuhnya beristirahat sejenak setelah permainan gila gurunya ini.
































###

hai, gimana-gimana next gak? aku mau kasih clue nih kalo capt selanjutnya bakal ada yang berantem, coba tebak siapa? haha.

enjoy reading, have a nice day! 🦋

Les Private • Jumil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang