Qtime

9 3 2
                                    

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.



.
.
.
.
.






































Ruang tamu yang tadinya sepi, sekarang menjadi ramai karena ada kalian berdua. Kamu duduk sambil memeluk toples berisi camilan kesukaan mu, dan kak Seungwoo duduk disebelahmu sambil menyelesaikan tugasnya.

Kamu menonton serial tv yang ada, apapun itu kamu tonton saja sebagai hiburan walaupun tontonan tidak mendidik pun.

Lagi enak-enak menikmati sore vibe, kamu jadi teringat kertas yang diberikan kak yedam tadi siang di sekolah. Kamu buru-buru masuk kamar dan membanting pintu.

"Kenapa si adek?". Tanya Seungwoo bingung

Setelah 5 menit dikamar, kamu keluar dengan tergesa dan kembali duduk di samping kak Seungwoo.

"Kenapa dek?". Tanya Seungwoo

"Aku lupa kak, disuruh isi ini pemilihan ekskul. Aku bingung mau ikut apa". Jelas mu sambil memberikan kertas berisi pilihan-pilihan ekskul ke kak Seungwoo

Kak Seungwoo membaca semua pilihan ekskul yang tertera, ekskul-ekskul tersebut diberi penjelasan tentang beberapa penghargaan yang dicapai dan pelatihannya.

"Ya terserah kamu, kamu suka aktivitas yang seperti apa, kamu jago dibidang apa. Ya kakak mah dukung aja".

Kamu mengambil kertas yang ada ditangan Kak Seungwoo, membaca lagi apa yang kamu minati dan yang kamu bisa.

"Kak aku ikut renang boleh ya?". Tanya mu

"Iya terserah kamu". Kak Seungwoo mengelus kepala mu dengan sayang

"Tadi ngapain aja disekolah?".

"Hum? Um....tadi di sekolah ada 2 pak polisi datang! Terus dijelasin cara berkendara yang baik dan benar".

"Ohh, ada sesi tanya jawabnya tadi?".

"Ada.... Tapi adek malu".

"Kenapa malu?". Seungwoo mengkerut bingung

"Tadi ditanya, siapa yang membawa motor sendiri ke sekolah, dan semua angkat tangan kecuali adek, temen adek dan beberapa siswa lain".

Seungwoo yang mengerti pun langsung menarik adiknya itu ke dalam pelukan hangatnya.

"Gak papa, kenapa mesti malu? Harusnya kamu bersyukur karena ada yang memperhatikan mu". Ucap Seungwoo, tangannya masih terus mengelus punggung mu

"Tapi tadi kakak gak jemput adek". Kamu pun menunduk sedih yang membuat seungwoo panik.

"E--eh tadi kakak pulangnya ke sorean, dan juga dijalan macet banget, makanya kakak gak sempat. Maafin kakak, oke?". Kamu cuma bisa mengangguk dan bergumam kecil

"Dimaafin gak nih?".

"Iya kak woo". Ujar mu dengan suara teredam dada kak Seungwoo

Seungwoo terus mengelus punggung mu, ia tau sangat tau adiknya ini masih merasa minder dengan traumanya.

"Kak lepas, aku mau nyuci jaketnya haruto dulu". Kamu mendorong dada seungwoo dengan sekuat tenaga

"Masih sore, nanti aja. Kita udah lama gak berbagi cerita gini, semenjak kakak kuliah, kakak jadi sibuk sama perkuliahan kakak, dibandingin sama adek cantiknya kakak ini".

"Apaan sih kak lebay banget, nanti dulu kan bisa, aku cuma mau masukin ke mesin cuci terus ditinggal kan bisa kak". Kamu mendongak dengan wajah galakmu, kalo begini terus nanti jaketnya haruto gak ke cuci dan gak bisa dibalikin dengan cepat

Dengan tidak relanya, seungwoo melepas pelukannya dan membiarkan mu mencuci jaket sialan yang mengganggu waktu nya.

Kamu mengisi air didalam mesin cuci, memasukan jaket dan beberapa baju kotor lain biar sekalian mencuci agar weekend nanti kerajaanmu sedikit ringan.

"Udah selesai belum dek?". Tanya Seungwoo dari ruang tamu

"Sebentar kak, tinggal kasih sabun". Kamu dengan cepat memasukan sabun dan memutar timer pada mesin cuci. Dari pada kakak mu mengoceh terus, kamu pun masih sayang kuping mu

Setelah kembali ke ruang tamu, kak Seungwoo menepuk sisi sofa yang tadi kamu duduki.

"Sini".

"Iya kak iya". Kamu duduk kembali ditempat yang tadi, kak Seungwoo langsung merangkul bahu mu

"Tadi tuh ya kakak...."

Iya, Seungwoo langsung bercerita ini itu di kampusnya, kamu pun merasa excited untuk cepat-cepat lulus dan berkuliah.

Tolong sadarkan dia bahwa dia baru saja lulus SMP.

"Kakak udah punya pacar?". Pertanyaan mu membuat seungwoo mati kutu, dia langsung bungkam dan menoleh patah-patah ke arah mu

"Eh? Hm..." Tepat saat Seungwoo ingin menjawab, mesin cuci mu berhenti dan seungwoo menyuruhmu mengurusi cucianmu

"Dek cuciannya udah tuh". Kamu yang tidak mendengar suara mesin cuci pun langsung bergegas untuk mengeringkannya

"Untung ada mesin cuci". Seungwoo mengelus dadanya lega

Kamu kembali lagi dan duduk disamping Seungwoo lagi. Saat mengambil camilan yang sempat terlupakan, Seungwoo bertanya lagi.

"Kamu sama haruto kenal dari SMP?". Tanya Seungwoo

"Gak kak, dia satu kelompok sama aku, terus tadi kebetulan aja dia belum pulang".

"Ohh, gimana? Ada rasa?". Tanya nya lagi yang malah membuat mu bingung

"Rasa?". Kamu mengernyit bingung

"Hahaha masih polos banget adek ku ini. Jangan cepet-cepet gede ya, kakak masih suka kamu yang polos gini". Kak Seungwoo mencubit kedua pipi mu dan menggerakkan wajahmu ke kanan dan ke kiri

. . . . . . . . . .

Hari menjelang malam, kamu masih betah di dalam kamarmu sambil memainkan ponselmu, menonton grup kesukaan mu yang sedang tampil di acara survival.

"Juyeon ganteng banget!! Coba aja Juyeon tuh kakak pembimbing mpls gituuu".

"Kalo gak, Sangyeon juga gak papa. Hyunjae apa lagi".

Kamu masih menonton video yang menampilkan performance grup mu, sampai pintu kamar mu terbuka menampilkan sosok berperawakan tinggi gagah.

"Makan malem dek, jangan hp-an terus". Ucap kak Seungwoo

"Iya kak". Kamu menaruh ponsel mu di meja dan pergi keluar kamar untuk makan malam.

Saat kamu menutup pintu, ponsel mu bergetar tapi kamu tidak tau karena kak Seungwoo yang mulai berisik di meja makan.

Saat kamu menutup pintu, ponsel mu bergetar tapi kamu tidak tau karena kak Seungwoo yang mulai berisik di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S

ampai tidur pun kamu tidak memegang ponsel mu lagi karena terlalu malas dan lelah.

TBC

Prompt PartyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang