- 08 -

127 20 10
                                    


◆◆◆

-Lobby, 20:00 PM

.

.

.

Kamu baru saja selesai membayar belanjaan. Kini kamu tengah melajukan langkah menuju keluar gedung supermarket membawa pulang satu tas berisi cemilan dan beberapa bahan yang ayah kamu suruh beli tadi. Memang aneh karena beliau hanya menyuruh beli bahan yang tidak begitu penting, padahal masih ada berbagai hidangan lain yang tidak memerlukan daun bawang dan bawang bombay. Mau bagaimana lagi, perintah orang tua tetaplah perintah orang tua. Lagipula aslinya ini tidak terjadi hanya sekali.

Saat ini jarak dirimu dengan rumah sudah lumayan dekat. Dalam perjalanan yang kamu lewati, kamu ditemani cahaya rembulan di langit yang terus mengintip dari celah-celah daun pada setiap pohon di kedua sisi jalan itu. Hanyalah suara gesekan sandal berbahan karet dari langkah yang kamu ambil begitupun dengan angin yang berhembus menghasilkan suara gesekan halus dari daun-daun pohon yang tertiup. Se-saking sepinya itu tempat ini.

Tidak disangka ketika hendak melewati taman bermain kamu mendengar suara sekumpulan lelaki yang sedang menghabiskan waktunya di sana. Menyadari bahwa sekarang bukanlah situasi yang bagus, kamu menarik tudung hoodie supaya wajahmu tertutupi dari mereka. Ya kalau tidak terlihat berarti bagus, toh ini hanya untuk jaga-jaga.

Berjalan dengan tas yang dipenuhi oleh cemilan berbungkus plastik benar-benar menghasilkan suara yang tidak mungkin sunyi. Kamu pun berusaha berjalan se-tenang dan semoga bisa secepat mungkin agar tidak menangkap satupun perhatian mereka.

Saat melewatinya kamu mengintip sedikit dari balik tudungmu untuk melihat siapakah mereka. Kedua matamu membulat ketika menyadari bahwa kumpulan lelaki tersebut satu sekolah denganmu diketahui dari seragam yang mereka pakai.

Begitu tegangnya ketika salah satu lelaki tersebut melajukan langkahnya pada arah yang mendekati dirimu. Namun untungnya dia hanya ingin mengambil tempat duduk dan posisinya membelakangi dirimu. Perasaan gugupmu belum hilang, walaupun seperti itu tapi tetap saja jarak kalian jadi sangat dekat. Kemungkinan kehadiranmu di mata mereka jadi lebih jelas.

'Srek.' Suara itu berasal tas belanjamu.

"A#j$u@¡*<&e¿g)aa!!!" dan kamu tidak sengaja mengagetkan dirinya.

Kamu ikut tersontak kaget dan langsung menoleh pada kawanan yang lainnya. Pandanganmu sekarang mendapat semuanya sedang memperhatikan dirimu dengan raut wajah yang tidak jauh berbeda.  Pasalnya mereka semua juga terkejut oleh kehadiranmu.

"Y/n??" Panggil Chan.

Makin terkejutnya saat kamu mengetahui bahwa mereka adalah para temannya Minho. Kamu menoleh pada orang yang tidak sengaja kamu kagetkan tadi dan ternyata dia ialah Minho sendiri.

Merasa telah mengganggu waktu penting mereka, kamu langsung kembali melanjutkan perjalanan pulangmu lebih cepat agar bisa kabur dari sana.

Saking masih pada memuat, akhirnya Chan berkata
"Kenapa pada diem aja?? Ho, kejar dia."

"Lah, kok gue??" Protes Minho.

"Cepetaan!" Frustasi Chan.

Minho menghela napas kesal, dia bangkit dari posisinya lalu berusaha menyusul dirimu yang sudah menjauh.

"Y/n!" Panggilnya seraya berlari padamu.

"Aish, gawat." Gumam dirimu.
Mencoba untuk menghiraukannya, kamu makin mempercepat laju langkah.

"Jangan bikin kejar-kejaran gini napa?!"

Kamu mengerutkan dahi disembari mengeratkan tutupan mata begitupun kamu memperlambat kecepatanmu. Di saat berhenti, Minho mengerem mendadak lalu memegang pergelangan tanganmu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Truly | •Lee Know X You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang