- 02 -

142 28 3
                                    


◆◆◆


-Canteen, 09:56 AM.

.

.

.

"Tembak si Y/n."

Seketika Minho membutuhkan beberapa waktu untuk mengumpulkan semua kesadarannya. Sesudahnya ia bertanya balik,
"Y/n siapa?"

Ketujuh lawan bicaranya spontan menanggapi dengan cara yang sama. Mereka semua tidak menyangka bahwa Minho belum mengenali seorang gadis yang sering dijadikan bahan topik bicara untuk satu sekolahnya.

"Serius nggak kenal, kak?" Tanya Jisung mengoreksi.

Minho menggelengkan kepalanya,
"Eh iya," Dia membangkitkan sedikit badannya lalu mencondongkannya guna mendekati telinga ketujuh sahabatnya itu.

Ia berbisik, "Emangnya ada yang punya pistol? Gue pinjem dulu sini. Lo pada tau aja gue pengen ngelakuin yang kayak begini dari- akh,"

Belum selesai berbicara, Chan menoyor kepalanya.
"Tsk, bukan 'tembak' itu."

Tidak butuh waktu lama Minho kembali duduk. Ia terdiam menatap sahabatnya satu-persatu. Saat maniknya bertemu dengan sosok Jeongin, ia merasakan ada hal janggal darinya.
"Kenapa, Jeong? Mau lo aja yang ngambil tantangannya?" Tanya Minho.

Jadilah Jeongin seorang pusat perhatian yang baru. Dia refleks mengerutkan dahinya. Semua kakak-kakaknya memberi tatapan seolah itu merupakan kalimat tanya namun Jeongin hanya menjawab dengan mengedikkan bahu dibarengi dengan gelengan kepala.

Kembali lagi ke si tokoh utama, Minho menghela napasnya.
"Kalau suka bilang aja deh. Udah jelas tadi dari mukanya, yaahahah~" Tunjuk Minho seorang diri yang tergeli sendiri, para sahabatnya pun jadi menatapnya miris.

"Emangnya tadi lo kenapa, Jeong?" Tanya Seungmin.

"Nggak ngapa-ngapain tuh." Jelas Jeongin.

Minho menghela napasnya tidak puas dengan jawaban Jeongin.
"Jadi cuma nembak doang, kan? Nggak usah sampe pacaran gitu."

"Lo tuh emang bodoh atau gimana sih?? Abis nembak ya otomatis pacaran lah, Ho." Ujar Chan.

"Kita belum nentuin sampai kapan Kak Minho harus hubungan sama Kak Y/n, ya?" Tanya Felix.

"Oh iya belom, ya udah sampe nikah aja." Kali ini sahut Jisung.

"Setuju, sama-sama miring kan jadi cocok." Cibir Changbin spontan mengundang gelak tawa tetapi tidak bagi Jeongin, Minho, dan Hyunjin. Ketiganya terlihat terdiam seakan tidak tertarik dengan topik yang lainnya langsung omongkan.

"Eh, lo pada nggak bisa bayangin posisinya dia itu gimana, ya. Kalo kayak begini kalian jadi kayak yang lainnya tau gak." Dengan malasnya Hyunjin bangkit dan memilih untuk balik ke kelas duluan sendiri. Kepergiannya pun meninggalkan tanda tanya di setiap lawan bicara yang mendengarkannya.

"Dia kenapa?" Tanya Felix membuka suara pasalnya tadi suasana sempat membisu untuk sesaat.

"Gue juga balik, ya." Pamit Jeongin tanpa sebab.

"Lha situ pada kenapa??" Tanya Jisung.

Seakan tidak ingin menguras waktu, Minho berkata,
"Lagian lama sih, jadi berapa lama tantangannya?"

"Hmm, sampe lulus(?)" Usul Chan tapi dia tidak yakin jadi dia lanjut dengan,
"–Menurut kalian gimana?"

"Udah semester genap juga sih, mayan setuju." Sahut Seungmin.

Truly | •Lee Know X You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang