01. Berpura-pura.

1.1K 198 10
                                    

❌❌🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❌❌🔞🔞

Pukul tiga dini hari. Angin malam berhembus kencang dari jendela kamar yang belum tertutup. Menerbangkan kain gorden dengan gerakan acak. Karina sedikit menggeliat ketika merasakan hembusan angin malam itu menusuk tubuhnya yang tidak terlapis sehelai benang pun.

Karina menoleh, menatap Jeno yang juga tidak mengenakan sehelai benang, tengah memeluk tubuh nya posesif. Dengan gerakan pelan Karina melepaskan tangan Jeno dari perut.

Mengambil kemeja Jeno yang berserakan di lantai dan memakainya tanpa mengenakan dalaman, Karina berjalan menuju jendela, menutupnya.

Dari kaca besar di sudut kamar, ia dapat melihat pantulan diri yang kacau. Pipi merah dengan sudut bibir yang sedikit berdarah—Yap karena Jeno benar-benar menampar Karina dengan apa yang telah dirinya lakukan beberapa jam yang lalu.

Pergelangan tangan itu sudah terbalut oleh perban.

Sebelum keluar dari kamar, Karina menyempatkan untuk menyelimuti tubuh polos Jeno. Kondisi rumah jauh dari kata baik-baik saja, mengambarkan bagaimana kondisi dari sang pemilik.

Tidak peduli berapa sering ia merapikan rumah ini, pada akhirnya tetap akan berakhir berantakan. Pecahan kaca vas bunga berserakan, jika berjalan tanpa mengenakan alas kaki pecahan kaca itu dapat melukai.

Hembusan asap rokok keluar dari bibir Karina. Setidaknya benda ini dapat menenangkan dirinya. Meski sedikit merasakan kebas dan sakit ketika menggerakkan bibir, karena tamparan Jeno kali ini tidak main-main jika di banding dengan yang biasanya.

"Ck, udah berapa kali gue bilang jangan merokok lagi"

Tiba-tiba Jeno merebut rokok dari bibir Karina dan melemparnya ke wastafel. Pria itu sudah mengenakan celana tanpa atasan.

"Lo terlalu mengatur gue"

"Wajar, gue pacar lo"

Karina terkekeh sinting. "Tamparan lo tadi boleh juga, lain kali lebih keras lagi ya"

"Bakal gue lakuin" Angguk Jeno santai. Karina menatap bingung ketika Jeno menyodorkan sebuah pisau cukur alis miliknya.

"Buat apa?" Tanya Karina dengan kedua alis menukik.

"Gue tau lo belum puas dengan apa yang lo lakuin tadi karena gue udah keburu datang, jadi lo boleh ngelakuin lagi sampai hati lo puas. Tapi bukan di tubuh lo" Jeno menyerahkan pisau cukur itu ke tangan Karina.

"Gue nggak mau ngelakuinnya ke tubuh lo lagi" Tolak Karina dan meletakkan pisau cukur ke atas meja.

"Bukan nya sama aja? Mau lo ngelakuin itu di tubuh lo atau pun tubuh gue bakal tetap sama aja" Bentakan Jeno tidak di hiraukan Karina.

"Jangan pancing gue buat marah Jeno" pinta Karina pelan.

"Lo yang memulai nya duluan Karina!! Mau sampai kapan lo ngerusak tubuh sendiri? Mau sampai kapan lo ngelakuin hal gila kaya gini?!"

TOXIC RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang