05

134 25 1
                                    

Dafa sudah sampai dirumahnya, saat membuka pintu dirinya sudah ditatap tajam oleh Lina.

"Dari mana saja kamu anak sial" ujar Lina sinis

"Dafa habis keluar sebentar mah" ujar Dafa

Plak

Tamparan yang didapat oleh Dafa, namun kali ini Dafa tak meneteskan air matanya.

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan sebut saya mamah" murka Lina.

"Ma-maaf" ujar Dafa dengan nada yang bergetar.

"Dasar anak sial" ujar Lina kemudian meninggalkan Dafa.

"Aden gak papa?" Tanya bi Mina dari arah dapur

"Gak papa kok bi, Dafa kan anak kuat" ujar Dafa dengan senyum penuh kepalsuannya.

"Ya sudah istirahat yah" ujar bi Mina dengan begitu lembutnya.

"Iya bi" balas Dafa kemudian pergi ke arah kamarnya.

Saat tiba ditempat beristirahat nya, Dafa duduk termenung memikirkan bagaimana dan kenapa nasibnya hingga seperti ini.

Tanpa sadar air matanya yang sejak tadi ia tahan luruh membasahi pipinya.

"Hiks...." Isakan mulai terdengar dari mulut Dafa.

"Hiks" Isak tangis yang kembali terdengar.

"Kenapa harus Dafa sih.... Kenapa harus Dafa yang seperti ini, Dafa hanya pengen bahagia, Dafa hanya pengen merasakan rasa sayang dari sebuah keluarga yang menganggap ku ada." Ujar Dafa dengan tangisnya

"Dafa harus gimana hiks" tangis Dafa.

"Apa Dafa bunuh diri aja" ujar Dafa dengan tatapan kosongnya.

"Dafa capek... Dafa cuman ingin tahu bagaimana rasanya jadi seorang anak dengan kasih sayang hiks mah, pah, sekali aja kalian lihat ke arah Dafa, Dafa gak pernah minta apa-apa dari kalian, Dafa juga gak pernah ngeluh mah, pah, tapi kenapa... Kenapa begitu sulit buat kalian untuk memahami rasa sakit Dafa." Tangis Dafa dengan mengeluarkan isi hatinya

"Dafa iri... Dafa iri disaat melihat orang lain, anak lain yang terlihat bahagia dengan keluarga mereka hiks Dafa juga ingin mah, pah, kak Dion, Dafa ingin ngerasain jadi seorang anak dan seorang adik"

"Dafa lelah dengan semuanya, Dafa gak bisa bila harus berdiri diatas semua derita yang kalian berikan, rasa sakit saat kalimat dan kata sarkas yang kalian ucapkan, sakit" ujar Dafa meremas dan memukul dadanya yang terasa sesak

"Sa-sakit mah, pah, kak Dion, Dafa ca-pek hah" ujar Dafa kemudian tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir deras dari hidungnya.

.

.
.

Pagi hari disaat terbangun Dafa merasakan sakit di kepala nya.

"Ya Allah biarkan hari ini aku bisa menjalani hari ku dengan baik" doa Dafa dalam hati

Dafa bangun dan membersihkan diri, setelah membersihkan dirinya dia melakukan pekerjaannya yaitu membersihkan rumahnya.

Last Hope ✅ [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang