"Kak! Kak Jaemin, bangun! Kak!!"
Renjun menggoyangkan badan Jaemin, dia sudah mengembangkan matanya. Renjun tetap menggoyangkan badan Jaemin, tangannya meraba mencari dimana letak wajah Jaemin.
"Akh!" Jaemin sedikit berteriak dan mengaduh saat Renjun dengan kerasnya menabok wajah Jaemin.
"Kak Jaemin nggak bangun-bangun!"
"Ya nggak usah nampol juga, Njun. Kamu kenapa?"
"Kebelet, mau ke kamar mandi."
"Bentar!"
Jaemin duduk, menuntun kakinya untuk turun menyentuh lantai. Dengan hati-hati, ia pegang kursi rodanya, dengan cepat dan mudah, Jaemin langsung duduk. Dia mengambil tangan Renjun, menuntun anak itu turun dan mendorongnya agar cepat sampai di kamar mandi.
"Belok kiri."
"Stop!!"
Jaemin berhenti di depan pintu, ia menyuruh Renjun masuk.
"Iya, di situ."
Akhirnya Renjun bisa pipis juga.
"Airnya di mana?"
"Samping kanan kamu, itu gayungnya di atas bak."
Renjun sedikit membungkuk mencari letak gayungnya. Melihat Renjun yang malah meraba tembok bukan gayung, akhirnya Jaemin masuk ke dalam. Ia nenyuruh Renjun keluar, giliran dia yang buang air.
Saat Jaemin keluar kamar mandi, ternyata Renjun masih menunggu dirinya.
Mereka mau ke kamar lagi ambil baju, soalnya Renjun mau mandi. Dia nggak suka mandi siangan, enakan juga pagi kaya gini.
Waktu lewat dapur, Jaemin lihat Ibu lagi pasang kompor. Itu kompornya yang dibawa dari rumah, karena rumah bapak nggak ada kompor. Kalau dulu sebelum ada ibu sama Renjun, Jaemin sama bapak cuman tinggal berdua, nggak perlu kompor, masak pake tungku aja udah bisa, cuman goreng tempe sama masak air mah gampang.
"Bapak belum bangun?" tanya Jaemin, dia berhentiin Renjun buat nggak ngedorong lagi.
Ibu menengok ke belakang. "Belum, masih tidur kayanya."
"Oh, ya udah, Jaemin ke kamar dulu anter Renjun."
"Iya."
Renjun mendorong kursi Jaemin lagi sampe masuk kamar. Ia duduk di kasur, sedangkan Jaemin ambilin baju Renjun.
"Mandi sendiri bisa, kan?"
Renjun mencebik. "Yah, kasih tau dulu tempat air sama sabunnya. Aku nggak tau, Kak."
Jaemin mengangguk. Ia mengantarkan Renjun ke kamar mandi. Walaupun susah menjelaskan di mana letak air sama sabun, tapi Renjun akhirnya ngerti juga. Jaemin nyuruh Renjun kalau ada apa-apa suruh teriak, Jaemin nunggu di depan pintu.
Ini Renjun mandinya lama banget, hampir setengah jam.
"Renjun, masih lama nggak?"
"Apa, Kak?"
"Lama nggak?"
"Masih sabunan."
Apaan masih sabunan, terus setengah jam itu ngapain aja? Renjun cuman buang-buang air doang. Nggak tau apa bayar listrik itu mahal.
"Kakak tinggal dulu, ya?"
"Jangan! Tunggu aja bentar."
Jaemin juga nggak bisa nolak. Dia tunggu Renjun sampai lima belas menit kemudian, Renjun keluar.
YOU ARE READING
1. The Best Step Brother | JaemRen ✓
Fanfiction"Mereka sempurna dengan caranya sendiri." Segala sesuatu berawalan manis, akan berakhir menjadi pahit. Minggu, 03.00 "Kak Jaemin, terimakasih telah memberikan kelebihanmu kepadaku..."