EP. 3 : Bertemu

2 0 0
                                    

HAI! APA KABS!



Bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi Pak Sam (nama lengkapnya Samsudin) belum juga mengakhiri pelajaran dan malah melanjutkan cerita tentang masa lalunya. Katanya dulu dia cuma bisa makan nasi sama garam saja, kalau ada rezeki tambahan paling dibuat beli sayur kangkung lalu makannya dibagi bagi karena Pak Sam adiknya banyak. Mau ngalahin Atta Haligledek kayaknya.

Adryan yang sudah lelah mendengar celotehan guru itu akhirnya berinisiatif untuk menyetop mulut sang guru.

"Pak Sam," kata Adryan sambil mengangkat tangan.

"Ada apa?"

"Ini si Wira katanya kepingin boker, Pak! Udah diujung banget nih, kapan pulangnya, Pak?"

Wira yang namanya dijadikan kambing qurban–eh, kambing hitam maksudnya, hanya bisa melotot ke arah Adryan. Kalau ia menyanggah pun nantinya Pak Sam malah akan lanjut bercerita.

"Sana ke toilet dulu, saya belum selesai," kata Pak Sam.

"Wira nggak betah boker di sekolah Pak. Pantatnya nggak cocok sama WC sekolah, alergi katanya. Iya kan, Wir?" kata Gema yang membuat Wira mengangguk kencang sambil meremas perutnya untuk meyakinkan Pak Sam.

Pak Sam menghelas nafas pelan dan merapikan buku pelajaran yang dia bawa, "Baiklah karena sudah bel kita akhiri pelajaran ini, Assalamualaikum."

"WA'ALAIKUMSALAM, PAK! TITI DILAN, PAK!"

"Titi Dilan apaan?" tanya Wira.

"Tiati di jalan. Dah kuy cabut, nanti adeknya Bang Ken keburu pulang," jawab Adryan dan langsung melesat.

—👋—

"Pulang sama siapa, Kai?"

"Aku dijemput supir," jawab Kai.

"Ya udah kalau gitu gue sama Aldo duluan, ya. Dadah, Kai!"

Setelah Nadia dan Aldo tidak terlihat lagi dipandangannya, Kai memilih duduk disekitar taman dekat parkiran motor. Ayah Kai tidak mengizinkan putrinya untuk menunggu jemputan di luar sekolah, ia takut terjadi sesuatu pada putrinya.

Saat sedang menunggu sambil melihat pemandangan siswa yang berlalu lalang, ponsel Kai tiba-tiba berbunyi. Sang supir lah yang menelponnya.

"Halo, Mang, ada apa?"

"Halo, Neng Kai, maaf banget ini kayaknya Mang Udi agak telat jemputnya. Ban mobilnya bocor di tengah jalan, Neng."

"Ooh, ya udah, Mang nggak papa, Kai pulang naik ojek atau taksi online aja."

"Ya jangan atuh, Neng. Bisa gawat kalau saya biarin, Neng Kai naik ojek. Nanti si Bapak bisa marah."

"Terus gimana, Mang? Ayah nggak bisa jemput, Abang juga masih ada kuliah katanya."

"Tunggu ya, Neng. Mang Udi jemput ke sana pakai taksi."

"Oke, Mang, hati-hati. Kai tutup telponnya, ya."

"Oke, Neng."

How To Get Kaiyara?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang