01

40 2 2
                                    

Selamat datang di cerita yang baru netes.

Jangan lupa untuk baca dengan cermat, dan bintang yang ada dibawah jangan lupa dipencet.

Mohon bersabar karena penulisnya sedikit labil.
Mungkin bawaan lahir.

Bacanya santai saja ya. Insya Allah Ndak ada kata kata yang berat. Biarkan rindu saja yang berat..

Let's reading guys..

******************

******************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu. Feli berangkat sekolah dulu ya.." seru seorang gadis Berseragam SMA yang berjalan mendekati sang ibu.

"Feli sarapan dulu. Ibu udah masakin nih!!" Sahut sang ibu sembari meniriskan tempe goreng keatas sebuah piring.

"Iya, bu..!!" Balasnya.

Namanya feli. Feliana Wirawan, gadis manis dengan rambut panjang lurus. Gadis berumur 18 tahun itu kini sudah duduk dimeja bundar yang dipenuhi dengan beberapa lauk pauk dan nasinya.

Feli menatap sang ibu dalam. Batinnya terus berteriak. Ntah apa yang ia pikirkan, hanya Feli sendiri yang tahu.

Sedetik kemudian ia tersenyum. Bersyukur bahwa ia memiliki ibu yang sangat baik seperti wanita yang kini sudah mulai duduk dihadapannya sembari tangannya sibuk menyendokan sayur dan lauknya pada piring Feli.

"Feli sayang sama, ibu!!" Seru Feli tiba-tiba. Sang ibu mematung sejenak, perasaannya menghangat. Dia senang mendengar ungkapan tulus dari Feli.

"Ibu juga sayang sama feli. Sayang banget malah!!" Sahut sang ibu sembari tersenyum.
Akhirnya, mereka menikmati sarapan dengan hikmat dengan sesekali bercanda yang semakin mempererat hubungan mereka.

"Feli, kesekolah cuma sebentar bu. Urus berkas kepindahan dan pamitan sama yang lain" seru Feli pada sang ibu.

Hari ini adalah hari terakhir Feli kesekolah, sebelum akhirnya dia akan pindah kesekolah lain.
Feli memutuskan untuk pindah sekolah atas persetujuan sang ibu.
Bahkan tidak hanya pindah sekolah, Feli dan ibunya juga pindah rumah.

Mereka melakukan itu untuk misi mereka menemukan orang-orang dari masalalu Feli yang memang harus ia temukan. Namun, Feli sendiri tidak yakin. Apakah pencariannya akan berujung baik, atau justru nihil. Feli hanya ingin berusaha.

Feli sampai digerbang sekolah dengan bertuliskan Bitna Art School.
Matanya sendu, bukan hanya karena ia akan meninggal sekolah. Tapi juga teman-temannya yang sudah berjuang bersamanya. Belum lagi kampung yang ia tinggali sejak ia kecil. Rasanya berat.

FELIANA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang