05

5 0 0
                                    


-Let's Reading guys..

********

Seorang gadis muncul dari pintu dapur sambil membawa semangkuk sup iga ditangannya.
Gadis berkuncir dengan blazer hitamnya.

"Eh.. kalian udah Dateng..!!" Seru gadis itu.

Feli, Alfi, dan Lutfi melongo saat melihat gadis itu berada dirumah Aska dan ayahnya. Mereka memang bertetangga, tapi tiga gadis itu tidak menyangka kalau teman sekolah mereka bisa masuk kerumah ini bahkan bisa keluar dari dapur dengan membawa semangkuk sup ditangannya. Apa dia juga membantu untuk memasaknya? Pikir Feli.

Setahu Feli dan yang lainnya, Aska tidak bisa dekat dengan gadis lain kecuali mereka bertiga. Bahkan, Aska disekolah pun tidak terlihat dekat dengannya. Tapi, jika melihat lagi. Aska dan gadis itu nampak cukup akrab sekarang, bahkan jauh berbeda dari saat disekolah. Apa ada yang Aska sembunyikan dari kita? Batin Lutfi.

"Kenapa bengong?" Tanya Pak Rahman.

"Kaget aja om, ada Vita disini!!" Sahut Alfi jujur.

"Kenapa kaget? Vitakan tetangga om. Jadi om juga undang" balas Pak Rahman.

"Enggak Om. Cuma kaget aja. Tiba-tiba dia muncul gitu, maksudnya!!" Seru Lutfi .

"Oh iya. Om ada satu tamu lagi, Mereka udah Deket kok!! Tapi Masih dijalan" Ujar Pak Rahman memberitahu mereka.

Feli menganggukkan kepalanya paham. Mereka menunggu sambil mengobrol. Namun, tiba-tiba mata Feli sedikit membelalak saat melihat Vita merangkul lengan kanan Aska yang duduk di sebrangnya.

"Om. Kayaknya, tamu om spesial bangt nih?" Tanya Feli mencoba mengalihkan perhatiannya pada lengan Aska yang masih dirangkul manja oleh Vita.
Apalagi, Aska tidak menolak dan seperti tidak merasa risih dengan perlakuan Vita.

"Iya. Om, undang kalian kesini. Mau sekalian kenalkan dengan calon besan om!!" Jawab om Rahman.

"BESAN??"

Feli, Alfi, dan Lutfi seketika menjawab dengan sedikit berteriak. Tapi, walau begitu. Suara kompak ketiganya yang terkejut dapat membuat telinga siapa saja yang mendengarnya berdengung.

"Kenapa harus teriak sih, lu pada!!" Cicit Aska. Akhirnya, pemuda itu membuka suara juga. Walaupun hanya protesan yang keluar dari mulutnya.

Tiga gadis itu dengan kompak menggeleng menanggapi ucapan Aska.
Bagaimana mereka tidak berteriak, ucapan Pak Rahman membuat tiga gadis yang kini hanya saling lirik itu sangat terkejut.
Tiba-tiba mendengar jika salah satu sahabatnya akan segera mendapat jodoh disaat dia sendiri masih bersekolah.

"Om mau jodohkan Aska dengan siapa?" Tanya Feli penasaran.

"Tadinya sih. Mau om jodohkan dengan kamu, Fel!!" Jawab Pak Rahman santai. Sedangkan Feli dan Aska membelalak mendengar jawaban lelaki paruh baya itu.

"Tapi gak jadi. Karena kamu pindah!!" Lanjut Pak Rahman. Mendengar jawaban Pak Rahman Feli sedikit lega. Namun, kiranya berbeda dengan Aska. Entah sejak kapan wajahnya berubah masam.

"Jadi?" Tanya Alfi menimpali.

"Ada anak teman om. Dia cantik kok. Baik, jago masak. Pinter lagi!!" Sahut Pak Rahman memberi sedikit pujian untuk calon Aska yang belum tiga sahabatnya tahu.

Disebelah Aska, Vita sudah tersenyum malu-malu. Dengan wajah polos, sok cantik, ia semakin mempererat kaitannya pada lengan kanan Aska. Wajah Aska terlihat semakin tertekan.

"Sok cantik!!" Batin Feli, Alfi, dan Lutfi dengan saling lirik satu sama lain.

"Om tinggal angkat telepon dulu ya!!" Seru Pak Rahman. Yang mendapat anggukan dari mereka.

FELIANA-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang