Selamat datang dicerita GARAEL. Cerita pertama yang awalnya hanya bisa terekam dalam ingatan penulis, akhirnya dapat tertuangkan dalam sebuah wadah perHALUan sejuta umat.
Selamat membaca kisah Rain Razella, tentang cinta dan sahabat.
****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 2
Berbeda dengan murid lain yang menghabiskan waktu istirahat dikantin, Rain memilih mengelilingi sekolah barunya. Toh ingin kekantin pun, Rain belum tau letaknya dimana.
Dengan earphone yang menyumpal kedua telinga, kedua tangan tersimpan disaku hoodie, gadis berkuncir kuda tersebut mematri langkah menyusuri koridor sekolah.
Ditengah Rain melangkah, Rain bertanya pada dua gadis yang berjalan melewatinya.
"Sorry, taman belakang sebelah mana ?"
"Ntar Lo lurus aja sampe ujung, abis itu belok kiri dekat perpus" Jawab salah satu murid tersebut.
Rain melanjutkan langkah setelah mengucapkan terima kasih.
Begitu menemukan taman yang dimaksud, Rain memilih duduk dibangku taman yang berada persis dibawah pohon rindang.
Menyandarkan punggung pada sandaran kursi taman, memejamkan mata menikmati alunan musik dari earphone yang terpasang indah dikedua telinga.
Rasanya tenang
Dan saat-saat seperti inilah lembaran-lembaran lama itu terputar secara otomatis dikepala, menghantarkan sakit yang belum sepenuhnya mengering, menyesakkan dada yang kemudian meneteskan bulir air mata dari kelopak yang masih setia terpejam itu.
"Bahkan rasanya masih sama, sesak". Gumam Rain menahan isak yang hendak keluar.
Masih dengan mata terpejam, bulir air mata yang setia menetes, menahan sakit yang selalu sama. Bahkan setelah tiga tahun lamanya.
Dan semua itu disaksikan oleh sepasang mata dari kejauhan. Memandang dengan tatapan yang sulit diartikan.
✨
"Kelas kuy, mau bel nih". Kata Kenan
"Elah ntaran napa, baru juga abis makanannya belum sah nyampe kelambung nih bakso gue" protes Axel kemudian menyeruput susu kotaknya.
"Kayak gak tau aja lo pada, yakali ketos telat masuk kelas" sindir Luna dengan kekehan.
"Bacot lo pada, hayuk dah gerak lima menit lagi nih" balas Kenan
