WHEN WE WERE YOUNG #6

116 8 2
                                    

Melelahkan, sangat melelahkan. Bagaimana bisa sejauh ini aku berurusan dengan iblis sepertinya. Bukan apa-apa, aku sungguh sangat lelah dengan kelakuan Lee fu*cking Taeyong yang terhormat. Dengan seenak jidat tampannya dia mengacak-acak hidupku.

Entah dosa apa yang pernah aku lakukan hingga Tuhan harus membuatku semakin hari semakin dekat dengan iblis yang cosplay  menjadi manusia seperti Taeyong.

Sudah seminggu semenjak kejadian pekan olahraga sekolah, Kini semua orang menganggap jika aku memang benar-benar seutuhnya adalah pacar dari Lee Fu*cking Taeyong. Sungguh kebohongan terbesar abad ini.

Harusnya tidak ada yang percaya jika aku, Kim Jisoo yang istimewa ini berpacaran dengan iblis semacam Taeyong. Sudahlah, ini semua memang harus kuhadapi. Baiklah!! Mari kita lihat Lee Fu*cking Taeyong. Rutuk Jisoo panjang di teras rumahnya.

Seminggu yang lalu, ketika acara pekan olahraga sekolah telah mencapai puncak acara. Tiba-tiba pengeras suara itu memperdengarkan suara seseorang yang sama sekali tak asing di sekolah. Katanya Jisoo tidak boleh tersenyum bodoh di depan pria lain. Betapa heboh kalian kira-kira sendiri.

Dengan senyum jahilnya, dengan enteng pula Lee Taeyong berteriak memberi tahu seisi sekolah jika Jisoo adalah kekasihnya. Bisalah dibantu petugas kesehatan saat itu. Banyak penggemar Taeyong yang kaget mendengar penuturan Taeyong. Bukan hanya penggemarnya bahkan teman-teman satu gengnya saja tidak tahu apa-apa. Yuta terlihat tersenyum bodoh sambil mengidikkan kedua bahunya saat Johnny dan Jungwoo melotot kaget mendengar ucapan Taeyong.

Tidak Jauh berbeda dengan yang diakui sebagai kekasih Taeyong. Jisoo, nampak seribu kali lebih bodoh daripada biasanya. Jika yang lain kaget dan menjerit hingga jatuh lemas seperti kehilangan masa depan. Jisoo hanya diam sambil memasang muka terheran-heran atas kelakuan luar biasa Taeyong. Tak bisa berkata apa-apa lagi nampaknya. Hingga sebuah uluran tangan mencoba meraih tangannya.

"Jaehyun-a" ucap Jisoo segera setelah Jaehyun menarik tangannya

Taeyong membiarkan Jisoo dan Jaehyun pergi dari kegaduhan yang dibuatnya. Dengan evil smirk ia mengikuti langkah Jisoo dan Jaehyun. Keduanya berjalan menuju aula sekolah. Disusul Taeyong secara diam-diam.

"Jisoo-ya" panggil Jaehyun pada Jisoo

Jisoo diam nampak kecewa dengan nada panggilan Jaehyun padanya. Sungguh jika bisa menangis saat ini, mungkin Jisoo akan menangis sekarang juga. Tapi ia merasa terlalu aneh jika tiba-tiba menangis di depan Jaehyun untuk saat ini.

"Waeyooo?" tanya Jisoo lemas tanpa semangat

"Apa itu semua benar?" tanya Jaehyun pada Jisoo dengan nada sangat mengintimidasi

"Jawab Jisoo-yaaa"

Jisoo hanya diam tak ingin menjelaskan apapun, bahkan ia berpikir apa sebaiknya ia kabur saja sekarang. Jaehyun masih sabar menunggu jawaban Jisoo, namun sudah beberapa menit berlalu masih saja sama. Diam dan tak menjelaskan apapun.

"Jisoo-ya....aku sungguh tidak tahu sejak kapan kau sangat berubah. Kau sungguh nampak berbeda sekarang" ucap Jaehyun kecewa

"Jaehyun-a" ucap Jisoo pelan namun kemudian kembali diam

Jisoo bingung apakah ini saat yang tepat untuk mengatakan pada Jaehyun jika dia menyukai Jaehyun. Bukan seperti ini yang Jisoo inginkan untuk mengatakan perasaannya pada Jaehyun. Akhirnya Jisoo megurungkan niatnya itu. Ia berpikir lebih baik menunggu Jaehyun untuk sedikit lebih tenang.

"Jaehyun-a aku.....aku sebenarnya.....aku" ucap Jisoo terbata-bata

"Yaaaa!! Kalian berdua kenapa menganggu jam tidurku hah. Sungguh menganggu!!" ucap seorang gadis dengan pakaian olahraga menghampiri Jisoo dan Jaehyun

WHEN WE WERE YOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang