Everybody loves the things you do
From the way you talk
To the way you move
Seoul Senior High School, sekolah bergengsi tempat anak-anak kalangan menengah ke atas.
Jarang sekali ada murid yang berasal dari keluarga sederhana bersekolah di sekolah ini. Jika bukan karena program beasiswa mungkin tidak akan ada murid dari kalangan biasa di sekolah ini.
Sebenarnya anak-anak dari kalangan biasa yang mendapat beasiswa pun akan malas untuk hanya sekedar mengobrol dengan teman-temannya. Mereka lebih memilih menjadi introvret di dalam sekolah, kemudian berubah menjadi ekstrovret di luar sekolah. Berbanding terbalik dengan anak-anak dari kalangan menengah keatas mereka sibuk dengan kelompok mereka masing-masing. Entah membicarakan apa. Yang pasti mereka terlihat sangat suka mengobrol bahkan sibuk membicarakan orang lain. Jangan di tanya membicarakan siapa. Pasti membicarakan anak-anak terkenal di kalangan mereka.
Tiga bulan sebelum libur musim dingin, ujian percobaan kedua sebentar lagi akan dilakukan. Betapa gilanya sekolah ini. Ujian percobaan pertama baru saja diselesaikan sekitar awal bulan lalu. Kini menginjak akhir bulan akan mengadakan ujian kedua, dan satu ujian lagi sebelum libur musim dingin. Siapa murid yang tidak akan mengumpat jika bersekolah ditempat seperti ini. Mungkin ada tapi tidak banyak.
Dingin menusuk hingga menusuk ke tulang, suasana musim dingin sedikit demi sedikit sudah mulai terasa. Sepertinya meminum coklat panas dan roti panggang dengan selai kacang untuk sarapan akan sangat enak.
Kim Jisoo murid kelas dua Seoul Senior High School menghela nafasnya panjang sebelum berangkat sekolah. Sebuah jaket ia pakai untuk melindungi tubuhnya yang terasa dingin.
"Aku berangkat" teriaknya sebelum berangkat ke sekolahnya.
"Jichu-ya hati-hati jangan lupa makan siangmu" teriak ibunya di ambang pintu melihat anaknya berlari begitu cepat
"Ndeee!" teriak Jisoo sambil melambaikan tangannya
Stasiun bawah tanah sangat padat ketika hari senin, begitu pula dengan sekarang. Jisoo sangat putus asa mencari celah dimana dirinya bisa sekedar berdiri dengan nyaman.
"Aigo jinjja, penuh sekali" ucapnya dalam hati. Sepuluh menit waktu yang dia perlukan untuk sampai. Tunggu, bukan di sekolahnya. Namun di halte bus, karena setelah stasiun bawah tanah ia harus ke halte bus untuk sampai ke sekolahnya. Cukup menguras tenaga di pagi hari, tapi memang begitulah cara tercepat untuk sampai kesekolahnya. Sepuluh menit kereta dan lima menit dengan bus. Begitu rutinitas yang harus Jisoo lakukan setiap harinya.
Bel Berbunyi semua murid memasuki kelas masing-masing. Dan disinilah Kim Jisoo berada, 2-C. Kelas yang dia tempati selama beberapa bulan terakhir. Ya, beberapa bulan kemarin, baru tiga bulan Jisoo menjadi murid kelas 2. Dan sebentar lagi dia akan mengikuti ujian percoban kedua untuk semester pertamanya.
"Sohye-ya sudah mengerjakan pr matematika?" tanya Jisoo pada temannya Kim Sohye
"Menurutmu?" Balas Sohye tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya naik turun
"Hyaa, lupakan" Jawab Jisoo
"Lebih baik aku tanya ke Jaehyun saja" Ucap Jisoo lalu berlalu pergi
"Hyaaa, sebentar lagi guru kimia galak bernama Lee Sooman itu akan datang Jichu-ya" teriak Sohye
"Hyaaa!! Kenapa kau berteriak haa?" Sahut teman sekelasnya yang lain
"Dia hanya berjalan ke pojok depan dan kau berteriak sekeras itu. Membuat telingaku sakit Kim Sohye!" Teriak Kang Mina sambil geleng-geleng
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN WE WERE YOUNG
FanfictionWHEN WE WERE YOUNG Kim Jisoo, gadis cantik dengan kepribadian yang terkenal aneh. Memendam perasaan pada sahabatnya yang terkenal memiliki banyak penggemar di sekolah. Lee Taeyong, tampan dan sangat dingin. Tanpa sadar dengan menyebalkan Lee Taeyong...