Cyiitt!!!
Soobin terkejut kembali saat kehadiran Jisu yang ada di sebelahnya, tidak seperti tadi saat pertama kali melihat Jisu, kini Soobin malah kesal dengan kehadiran Jisu, ia sudah sangat lelah tak memperdulikan dengan siapa ia sekarang.
"Yak! Kenapa kau bersamaku sekarang, pergilah jauh-jauh, kau tau aku sungguh lelah, jangan ganggu aku pergilah dengan tenang." Guratan emosi terpancar jelas pada raut wajah Soobin yang mengkerut.
"Aku tidak akan menganggumu pemuda tampan bernama Soobin-Ah ya! Choi Soobin! Marga kita sama, aku dengar kau juga lahir di tahun yang sama denganku." Sungguh Soobin heran dengan makhluk halus yang duduk disebelahnya ini, ia begitu santai padahal seharusnya ia sedih karna 3 hari yang lalu tak jadi debut, tapi malah debut ke dimensi dan dunia lain.
"Apakah kau Choi Jisu?" Tanya Soobin yang sebenarnya tidak perlu ia tanyakan lagi, jelas-jelas yang ada di sampingnya kini sama persis seperti pada portofolio yang ia lihat.
Jisu mengangguk. "Lanjutkan perjalanmu, sebentar lagi pasti ada yang mengklakson mobilmu."
Tiinn!!! Tiinn!!
Soobin kembali melajukan mobilnya yang terhenti memang ditengah jalanan yang sepi.
"Sampai kapan kau mau mengikutiku?" Tanya Soobin sarkas, sebenarnya di dalam hatinya ia kasian melihat Jisu namun karna selama di perjalanan perempuan itu malah asik memutar lagu dari boyband favoritnya maka hilang sudah empati Soobin ke Jisu.
"Aku akan terus mengikutimu, menjadi temanmu, selama 40 hari." jawab Jisu penuh semangat.
Soobin terkekeh. "Kenapa harus 40 hari?"
"Apa kau tidak tahu? Bahwa ruh seseorang akan terus berkeliaran selama 40 hari sebelum mereka benar-benar pergi ke surga, jadi akan ku pakai 40 hariku mulai hari ini." Seru Jiso sangat bersemangat.
"Kau tahu aku tidak memiliki teman yang selalu ada di sampingku, jadi sebelum aku benar-benar pergi aku ingin berteman denganmu." Lanjutnya lagi.
"Tapi bukankah kau wafat tiga hari yang lalu itu artinya sisa waktumu hanya tinggal 37 hari lagi." Sungguh saat ini ketakutan Soobin sudah benar-benar hilang, Jisu nampak seperti manusia sungguhan tak menyeramkan seperti visualisasi di film-film horor.
"No! No! Aku baru dimakamkan hari ini dan baru bisa berkeliaran ketika tubuhku sudah dimakamkan." Jelas Jisu yang semakin membuat Soobin kebingungan dengan teori di luar nalar tersebut, ia hanya mengangguk-angguk.
Sampailah keduanya di rumah Soobin, keduanya turun—Soobin turun karna Jisu dapat menembus apapun dengan mudah jadi tak perlu susah payah membuka pintu mobil, ia bahkan bisa berteleportasi kemanapun ia mau.
Soobin mengeluarkan peralatan yang sudah ia gunakan, membersihkan dan menata ruang penyimpanan peralatan, melepas seragam, dan pergi untuk membersihkan diri.
"Apakah kau dapat melihatku saat mandi?" Tanya Soobin tiba-tiba saat melihat Jisu mengikuti langkahnya.
Jisu mengangguk dan langsung mendapat reaksi berlebihan dari Soobin dengan kedua tangan Soobin yang menyilang di dada.
"Tapi aku tidak senakal itu untuk mencoba melihatmu talanjang bulat ketika sedang mandi." Jawab Jisu santai sambil melipatkan kedua lengannya di depan dada.
"Kau bisa duduk disitu sambil menonton televisi, hari ini ada tayangan spesial dari BTS." Tawar Soobin sambil menunjuk televisi yang berada di ruang tengah.
"Memang tujuanku kemari adalah untuk menonton acara BTS." Jisu menjulurkan lidahnya meledek Soobin lalu berbalik badan.
Soobin yang melihat kelakuan Jisu hanya menggaruk bagian kepalanya yang tak gatal sambil mengendikan bahu, masa bodo.
Setelah Soobin membersihkan diri, ia memutuskan untuk membuat ramen untuk mengisi perutnya yang lapar, ayam pemberian Arin sudah habis ia santap bersama Yeonjun dan Paman Cheol saat ketiganya istirahat sejenak.
Soobin melihat Jisu telah tertidur di sofa sambil memegang remot tv yang meampilkan tayangan ulang konser tur dunia.
"Aku baru tahu makhluk sepertinya bisa tertidur sepulas itu, bukankah mereka sudah tidur lalu kenapa mereka tidur lagi? Apakah kali ini ia tidur pangkat dua atau tidur level dua?" Gumam Soobin saat melewati Jisu yang masih tertidur.
Ramen yang ia buat sudah jadi, cuaca malam ini cukup dingin menjadikan ramen sebagai menu yang sangat pas bagi Soobin.
"Hhhmm...Baunya lezat apakah ini bau ramen?" Suara Jisu membuat Soobin menengok ke arah perempuan itu yang kini ada di belakangnya sebab Soobin memakan ramen tepat di depan televisi dan duduk dengan nyaman dilantai.
"Apakah aku bisa makan ramen? Bagimana caraku memakan ramen? Jika ramen menembus perutku dan terjatuh di lantai bagaimana?" Racauan itu keluar dari bibir plum Jisu yang termanyun dengan mata yang terpejam.
Soobin kembali terkekeh. "Apakah dia bisa mengigau? Sungguh luar biasa."
"Ya! Soobin-ah! Kau pikir aku tidak dapat mendengar ucapanmu huh?!" Kali ini Jisu sedikit membuka matanya menatap Soobin yang sedang mengunyah ramen dengan pipi yang penuh.
Soobin tak memperdulikan hal itu ia kembali menikmati ramennya dan kembali fokus pada televisi.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days | Soolia
FantasySoobin seorang pekerja serabutan yang bekerja untuk membersihkan barang-barang mendiang kasus bunuh diri yang sering terjadi Korea Selatan. Suatu ketika mendapat panggilan ke rumah mewah di komplek perumahan elit untuk membersihkan barang seorang ga...