Setelah berganti baju Soobin keluar dari kamarnya, tidak ada Jisu di dalam rumah ternyata gadis tersebut sudah berada di depan rumah sambil terus mengamati kegiatan Arin yang sedang menyiapkan kedainya.
"Kenapa kau terus menatapnya?" Tanya Soobin pada Jisu yang kini berkacak pinggang seperti ibu kos yang sedang menagih penghuni kosnya untuk segera membayar.
Jisu menggeleng ringan, "bukan apa-apa, aku hanya sedang menyelidikinya."
Kening Soobin bertaut wajah penuh tanya miliknya terlihat sangat polos bagi Jisu, menggemaskan sekali pipinya, batin Jisu.
"Sepertinya Arin itu, suka kepadamu." Celetuk Jisu yang membuat Soobin langsung terbatuk-batuk.
Arin mendengar suara Soobin langsung menaruh perhatian ke pemuda yang berada di seberang rumahnya. "Pagi Soobin!!!" Sapa Arin yang di balas Soobin dengan senyuman.
"Lihat saja dia bahkan menyapamu dan langsung tersenyum saat melihatmu padahal sedari tadi aku hanya mendengar dia menggerutu dan ingin menutup kedainya." Ucap Jisu dengan nada julid.
"Kau ini julid sekali." Komen Soobin berbisik ke Jisu.
"Kau mau kemana Soobin?!" Tanya Arin masih dari sebrang.
"Ke pasar membeli bahan makanan." Jawab Soobin yang diangguki Arin.
"Hati-hati!"
Soobin melambaikan tangannya dan berjalan ke arah pasar yang tidak begitu jauh dari rumahnya, ia tahu ada beberapa penjual bunga di pasar yang tentunya masih sangat segar dibanding bunga dari toko-toko yang belum buka sepagi ini.
"Kenapa kita berjalan ke pasar?" Tanya Jisu sambil mengerutkan keningnya.
"Katanya kau menginginkan bunga, dimana lagi ada bunga segar selain di pasar tradisonal." Jawab Soobin enteng.
"Aku kan ingin bunga yang ada di toko! Bukan di pasar tradisional, aku tidak pernah mengunjungi tempat seperti itu, kotor dan bau kau tau?" Soobin tak mendengar ocehan Jisu, ia malah menyapa beberapa penjual ikan langganannya.
"Ahjussi!" Sapa Soobin pada pedagang ikan segar.
"Soobin! Aigu...Kau terlihat tampan walaupun belum mandi!"
Soobin terkekeh, "bagaimana kau tahu aku belum mandi?" Tanya Soobin dengan nada bercanda, senyumnya tak pernah luntur ketika bersama orang-orang di sekitarnya.
Paman penjual ikan itu menunjuk ujung bibir Soobin, "Iler mu masih ada." Celetuk Paman penjual ikan lalu tertawa.
Soobin berusaha menghapus sudut bibirnya, sialan ini pasti karena Jisu menyuruhnya untuk buru-buru sampai ia lupa untuk mencuci wajahnya terlebih dahulu.
Sedangkan Jisu ikut tertawa terbahak-bahak melihat kebodohan Soobin pagi ini, pasti Soobin sangat malu, pikirnya.
"Hahaha...Tapi aku tetap tampan kan?" Tanya Soobin lagi, berusaha menutup rasa malunya.
"Masih tampan opsir Yeonjun!" Timpal Ibu-ibu, istri dari paman penjual ikan.
Seketika wajah Soobin menjadi masam, "baiklah aku akan ke sana dulu, selamat bekerja semoga dagangan kalian habis hari ini!" Pamit Soobin lalu meninggalkan penjual ikan tersebut.
"Soobin kenapa jalannya becek sekali! Sudah ku bilang kita ke toko bunga saja!" Gerutu Jisu saat melewati jejeran pedagang ikan yang memang becek terkena air.
"Now or never?" Tanya Soobin dengan santai, kedua tangannya dimasukan ke saku celananya bergaya sok maskulin karena berbicara bahasa inggris dengan Jisu, aku sangat keren, pikirnya.
"It will be better if we go to florist right now, i don't want to pick a flowers from this place! They didn't sale a fresh flowers and they didn't sale a good quality in here." Soobin meneguk salivanya mendengar Jisu menjawab pertanyaannya dengan bahasa inggris, dirinya lupa bahwa Jisu memiliki keluarga di Amerika dan pastinya Jisu mahir bahasa itu.
"Okey sorry i'm no understand Jisu." Jawab Soobin, hari ini dia sudah malu dua kali!
Jisu berdecak sebal melihat wajah Soobin yang terlihat menyebalkan kali ini.
Keduanya sampai di pedagang bunga segar, mereka adalah petani bunga yang berasal dari barat daya kota dan menjualnya di pasar tradisonal.
Mata Jisu seketikar berbinar ketika melihat bunga kesukaannya terlihat sangat segar dan indah, rasanya ia ingin membeli semua daisy yang dijual.
"Aku mau bunga daisy." Ucap Soobin ke pada pedagang bunga yang siap melayani.
"Baiklah."
"Tolong beli semua bunga daisy yang dia jual." Pinta Jisu pada Soobin.
"Berikan aku uang terlebih dahulu, aku tidak membawa uang yang banyak." Soobin berbisik agar suaranya tak terdengar oleh sang pedagang yang sedang mengemas bunga daisynya.
Jisu mengerucutkan bibirnya, merasa kecewa ia salah telah meminta pria ini untuk membelikannya bunga yang banyak.
Melihat ekspresi Jisu yang kecewa Soobin menjadi tidak tega.
"Pesan satu lagi bunga daisy, tolong pilihkan yang terbaik." Ucapan Soobin barusan membuat mata Jisu kembali berbinar, ia langsung tersenyum senang sambil bertepuk tangan.
"Oh baiklah dengan senang hati!" Ucap pedagang tersebut.
Soobin melihat Jisu yang tersenyum ikut menarik bibirnya tipis, manis.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
40 Days | Soolia
FantasySoobin seorang pekerja serabutan yang bekerja untuk membersihkan barang-barang mendiang kasus bunuh diri yang sering terjadi Korea Selatan. Suatu ketika mendapat panggilan ke rumah mewah di komplek perumahan elit untuk membersihkan barang seorang ga...