Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katrissa sangat tahu, cepat atau lambat situasi ini akan terjadi. Ia tidak mungkin terus-menerus menghindari Sergio.
" Berhasil menghindar nya? "
Katrissa hanya diam, ketakutan di dalam dirinya benar-benar terasa jelas.
" Kita ngobrol di mobil. "
" Engga, disini aja. " Tolak Katrissa tegas.
Sergio tersenyum.
" Kenapa, takut? "
Cuaca sore ini sebenarnya sangat sejuk, berbeda dengan siang tadi yang sangat panas. Tapi Katrissa yakin kalau pelipisnya berkeringat sekarang ini.
" Gio, kita sudah selesai. Engga ada hal apapun yang harus di bicarakan lagi. "
Katrissa sangat tahu resiko apa yang akan ia dapatkan setelah mengucapkan hal tersebut. Tapi ia juga tidak bisa terus-menerus berada di keadaan seperti ini.
" Memang gua mengiyakan? "
Katrissa diam.
" Katrissa Senantri, dari awal lo tahu. Bagi gua, orang yang sudah masuk, engga akan pernah bisa untuk keluar. "
" Gio, kita engga bisa terus------ "
" Bisa, dan akan selalu bisa. "
Sergio memegang pundak Katrissa dan tersenyum dengan sangat manis. Dia merapihkan sedikit rambut Katrissa yang berterbangan terkena angin sore. Sangat lembut, sangat perhatian dan sangat Risa rindukan.
" Lo akan selalu jadi rumah gua, iya kan? "
" Gio------ "
" Iya kan, Katrissa Senantri? "
Katrissa menganggukkan kepalanya. Sergio tersenyum melihat respon yang di berikan oleh Katrissa.
" Sudah mau hujan, ayo pulang. "
Katrissa hanya berharap, apa yang sudah ia putuskan adalah hal yang benar. Walaupun sebenarnya dirinya sendiri pun meragukan hal tersebut.
•••
Jesya sedikit menyesal sebenarnya kenapa tadi ia tidak langsung pulang saja ke kostan. Sore tadi hujan dan ia harus menunggu sampai malam dan sialnya waktu mau pulang ban motornya kempes. Ini sih sudah pasti orang iseng, tapi sopan kaya gitu???
" Wah benar-benar cari ribut nih. Dia gatau kali ya si Ochi jago nendang orang. "
Karena Jesya parkir di dekat ruang siaran, jadi ia diam saja. Siapa tau gitu kan ada anak siaran yang baik hati mau memberi dia tebengan.
" Ngapain lo? "
Mahesa bertanya karena melihat Jesya yang saat ini sedang jongkok.