27:: One Step Closer

158 24 1
                                    

Katrissa tidak tahu seperti apa perasaannya sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Katrissa tidak tahu seperti apa perasaannya sekarang. Saat mendengar suara tabrakan dan sambungan telfon terputus Katrissa langsung berlari sekencang mungkin untuk mencari taxi dan menuju Caffe Renjani. Besar harapan kalau hal tersebut tidak terjadi pada Yerina, tapi harapannya pupus. Karena saat ini dengan jelas dirinya melihat Yerina yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit.

" Gimana, Yerina? "

Jesya datang dan langsung menanyakan keadaan Yerina kepada Katrissa.

" Belum sadar. "

" Ochi, mana? "

" Belum gua kabarin, Je. Gua takut. "

Jesya tahu kalau Katrissa ketakutan karena terlihat jelas dari raut wajahnya.

" It's okay, biar gua hubungi Malik untuk jemput Ochi kesini. "

Jesya sedikit menjauh untuk menghubungi Malik. Katrissa masih terdiam yang ada di pikirannya saat ini adalah tidak mungkin Sergio kan?

" Ga mungkin, Risa. Ayo sadar, Gio juga engga suka di tuduh gini. "

" Siapa penanggung jawab Yerina, Ris? " Tanya Jesya yang sudah kembali duduk di samping Katrissa.

" Gua, Je. Tadi gua yang isi semua biodata Yerina di resepsionis. "

Jesya menganggukan kepalanya dan menepuk-nepuk bahu Katrissa menyalurkan ketenangan.

" Engga apa-apa, Risa. Yeye ga akan kenapa-kenapa. "

" Kemarin baru aja, Ochi, Je. Setelah ini engga mungkin kan kalau------- "

" Engga, Risa. Udah ya ga usah di pikirin. Ini cuma musibah yang kebetulan aja berdekatan waktunya. "

Semoga saja memang benar-benar hanya kebetulan.

•••

Utara memberhentikan mobilnya tepat di sebuah rumah bercat putih yang lumayan besar. Tangannya mengepal dan wajahnya memerah menahan marah.

Bughh

Utara menonjok Sergio yang saat ini sedang berdiri di depan mobilnya sambil bersedekap dada.

" Sialan. "

Sergio mengelap sudut bibirnya yang sedikit berdarah.

" Lo benar-benar tidak punya sopan santun, Kak Utara. "

Utara masih berusaha untuk menahan emosinya.

" Ini semua ulah, lo? "

Sergio hanya tersenyum.

𝐎𝐬𝐭𝐞𝐫𝐢𝐚 [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang