Aku hanya kecewa ...
—————
"Um ... Hali?" panggil (Name) agak takut mendekati bangku kekasihnya.
Tanpa menggerakkan posisi duduknya, Halilintar menolehkan kepalanya kepada (Name). Tapi tatapan dari iris merah pemuda itu sukses membuat kekasihnya tersentak.
Tatapannya berbeda. Rasanya dingin.
"M-maaf sudah melukai wajahmu. A-aku ... aku sungguh tidak sengaja,"
Halilintar terdiam dan memilih membuang muka. Itu membuat (Name) merasa sesak di dadanya.
"I-ini aku traktir es cokelat favoritmu," ujar (Name) masih berusaha membujuk kekasihnya yang tengah merajuk. Minumannya ia letakkan di meja sang pemuda.
Halilintar terlihat memandang ke minuman tersebut. Dan senyum semringah perlahan merekah di bibir (Name), saat Halilintar mulai meraih es cokelat itu. Tapi —
"Aku ... tidak memersalahkan soal kamu melempar stik game itu ke wajahku," ujar Halilintar, "aku yakin kamu tidak sengaja, dan spontan karena kecoa itu,"
"Y-ya! Ya! Aku tidak seng—"
"Tapi bukan itu permasalahannya!" potong Halilintar meninggikan suaranya tanpa sadar, dan menggebrak mejanya.
Mendengar sentakan dan gebrakan tersebut, (Name) kembali tersentak. Air mata mulai memaksa keluar.
"Aku bertanya pada Gopal, kemarin kamu bermain di rumahnya hingga lewat jam sore! Meski rumahmu dekat, anak perempuan tidak boleh bermain sampai malam!"
"T-tapi Gopal menemani—"
"Tetap saja itu salah, (Name)!"
Manik (e/c) itu semakin berkaca-kaca. Bibirnya terlihat gemetaran bersama setetes air mata yang akhirnya membasahi pipinya.
Menyadari air mata tersebut, Halilintar pun tersadar akan perbuatannya barusan.
Ah, seharusnya tak perlu sampai membuatnya menangis.
"M-maafkan aku, (Name). Aku ... aku tidak bermaksud membuatmu menangis," ujar Halilintar beranjak dari tempat ia duduk, dan perlahan membawa (Name) dalam dekapannya.
"Maaf ... maafkan aku ...," ujar (Name) sambil sesenggukan. Tangannya bergerak mencengkeram blazer merah Halilintar. "Tolong ... jangan membentakku lagi. Hali menakutkan saat marah. Aku takut,"
"Ya, ya, maafkan aku. Maaf. Aku takkan membentakmu lagi. Sebagai gantinya, jangan ulangi kesalahan yang sama, oke?"
(Name) hanya mengangguk-angguk mengiyakan. Ya, ia takkan mengulanginya lagi. Ia tak mau menerima tatapan tajam Halilintar lagi.
Itu menakutkan.
• Bonus •
"Gopal ganti gaya rambut ya. Tadi aku lihat rambutnya jadi keriting,"
"Mungkin kesambar petir. Untung dia masih hidup. Sudahlah, jangan bicarakan orang lain,"
" .... "
" .... "
'Itu kamu ya, dasar gledek!'
*sementara itu di lain tempat*
Yaya:
"Kenapa rambutmu bentuknya begitu, Gopal?"Gopal:
"Kesamber petir waktu berangkat sekolah."—————
... bukan cemburu atau sejenisnya dengan Gopal.
*Note:
Fyi, alur yang ada dipart ini, berhubungan atau sambungan dari part sevelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bad Girlfriend || BoBoiBoy Halilintar [✔️]
Fiksi Penggemar• Halilintar x Bad!Reader • Pacaran dengan gadis tomboi yang tingkahnya bikin geregetan? Siapa takut! Tampilan boleh berandalan, tapi kita tidak tahu apa sisi tersembunyinya. "Saya bosan lihat kamu ke ruang BK terus." "Nah, kalau begitu jangan dipan...