- Usia kandungan: 7 bulan 13 hari
"Jenis kelaminnya...."
Jaemin meremas tangan Jeno yang berada di atas pahanya erat-erat sambil menatap sang dokter dengan tatapan antusias. Dokter memandangi kertas di hadapannya kemudian tersenyum kecil, "laki-laki."
"Laki-laki!?" Jaemin memekik kemudian tersenyum lebar. Ia menoleh kepada Jeno yang juga tersenyum kecil mendengarnya, calon bayi mereka berjenis kelamin laki-laki. Sesuai dengan ekspektasi mereka berdua.
"Bayinya laki-laki, Jeno-ya!"
"Semoga dia tumbuh dengan baik. Jaga kesehatan, atur pola makan, dan minum vitamin. Datanglah kemari bulan depan untuk periksa." Dokter menyerahkan sebuah map putih berisi kertas-kertas hasil periksa milik Jaemin. Keduanya segera berdiri lalu berjabat tangan sebelum pergi keluar ruangan. Di luar sana ada manajer yang setia menunggu sambil main ponsel.
"Sudah? Bagaimana hasilnya?" Tanya manajer memposisikan diri berdiri di hadapan dua lelaki yang sudah ia anggap sebagai anak sendiri.
"Bayinya laki-laki, hyung!" Ujar Jaemin, di balik masker yang ia kenakan senyumannya masih merekah.
"Bayinya sehat dan tumbuh dengan baik." Sahut Jeno.
"Baguslah jika begitu. Ayo cepat kita kembali ke rumah, atau ingin pergi makan dulu?"
"Sebaiknya kita pergi makan siang dulu, hyung."
Manajer mengangguk lalu menaikkan maskernya. Ia mengajak Jeno dan Jaemin untuk segera pergi ke mobil yang terparkir di basement. Tapi sebelum itu Jaemin segera memeluk lengan kiri Jeno seolah tidak ingin ditinggal oleh lelaki bersurai pirang tersebut. Jeno tersenyum simpul di balik maskernya, ia mengusap perut buncit Jaemin yang dilindungi oleh hoodie dan mantel sekaligus.
"Ayo pergi." Ujar Jeno membawa Jaemin menyusul langkah manajer mereka.
Di sisi lain,
"Wah, itu benar-benar Jeno dan Jaemin. Ah bagaimana ini? Kenapa mereka ada di rumah sakit?"
"Ini akan menjadi berita terpanas di tahun ini. Aku sudah mengambil foto mereka."
"Jadi alasan Jaemin hiatus selama beberapa bulan ini... oh! Tidak mungkin!"
"Dia hamil, bodoh. Lihat! Perutnya besar dan Jeno adalah ayahnya!"
"Na Jaemin hamil!? Bagaimana bisa!?"
.
.
.
.
.
."Wah selamat!"
"Selamat hyung! Pasti bayinya akan tampan sepertiku."
"Hyung, ini hadiah dariku untuk adik bayi."
"Terima kasih Chenle-ya."
Mereka berbincang-bincang sambil memakan hidangan yang baru datang. Renjun tidak memasak jadi mereka memesan lewat internet. Ada daging, selada, ada ayam goreng juga, dan beberapa makanan ringan. Jangan lupakan satu kotak stroberi untuk Jaemin.
"Sepertinya salju sebentar lagi akan turun. Udaranya dingin sekali, Jisung-ah nyalakan penghangat ruangannya." Ujar Renjun setelah menutup pintu balkon ruang tengah. Detik berikutnya Jeno datang membawa selimut hangat untuk dibalut ke tubuh Jaemin.
Chenle menyalakan televisi dan mencari tayangan yang menarik. Ia mendudukkan diri di karpet kemudian memakai cemilan juga. Acara televisi mulai berganti seiring Chenle menekan-nekan tombol di atas remote.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nana | JenoJaemin✔️
Fanfiction"siapa bajingan yang telah membuatku buncit seperti ini!?" "Lee Jeno." Ketika Na Jaemin yang tampan, keren, kuat, dan berwibawa berubah secara perlahan menjadi Na Jaemin yang manis, manja, menggemaskan, dan hanya ingin dipanggil dengan nama Nana. ...