Nana [5] : Masakan untuk Nana

14K 1.6K 93
                                    

Setelah insiden dimana nama Jeno menjadi trending 1 di beberapa negara, Jeno akhirnya bisa membaringkan tubuh di atas ranjang kesayangannya yang masih terbalut seprei berwarna merah muda bermotif stroberi. Ia belum sempat menggantinya karena selain sibuk, ia juga tidak ingin membuat Jaemin mengamuk mengingat Jaemin menyukai seprei yang Renjun beli tempo hari ini.

Baru saja Jeno memejamkan mata selama beberapa menit, seseorang membuka pintu kamarnya begitu saja. Lantas Jeno pun terpaksa membuka kedua mata guna melihat siapa yang berani membuka pintu kamarnya. Oh, ternyata Jaemin. Anak itu sedang berdiri di ambang pintu sambil memeluk boneka kelinci kesayangannya.

"Jaemin-ah? Ada apa?" Jeno melirik ke arah jam digital yang terletak di samping komputernya, "ini sudah jam dua malam, lebih baik kembali tidur."

"Aku mau tidur di sini, Jeno-ya."

"Oh..."

Jeno menghela nafas panjang kemudian beranjak dari kasurnya. Ia membantu Jaemin untuk berbaring tidak lupa menutupi tubuh itu dengan selimut juga. Baiklah Jeno akan tidur di ruang tengah saja malam ini. Tapi sepertinya Jaemin tidak ingin ia pergi kemana-mana. Terlihat dari cara Jaemin menatap dan menahan tangan Jeno ketika Jeno hendak pergi.

"Aku ingin tidur denganmu." Ujarnya malu-malu. Ugh, padahal Jaemin tidak suka tidur berdesak-desakan tetapi bayinya yang mendesak untuk tidur bersama sang ayah.

"Baiklah." Akhirnya Jeno mengalah. Ia menggeser posisinya sehingga Jaemin kini berbaring di sebelah tembok, takut jika di pinggir kasur anak itu malah jatuh mengguling ke bawah. Jaemin berbaring menyamping menghadap Jeno, memeluk boneka kelinci kesayangannya yang.... uhh sudah lama tidak dicuci.

Mungkin Jeno akan mencucinya besok.

"Jeno-ya," panggil Jaemin di alas deheman oleh Jeno, "kenapa Jeno terlihat tampan sekali?"

"Jaemin-ah, cepat tidur."

"Panggil aku Nana!"

Karena posisinya Jeno memunggungi Jaemin, Jaemin tidak bisa melihat wajah Jeno yang memerah seperti buah persik. Lagipula bagaimana bisa Jaemin mengatakan hal seperti itu di saat keduanya berada di suasana seperti ini? Tapi Jaemin malah terus menggoda Jeno dengan cara menyebutnya tampan karena memang itulah kenyataannya. Rambut pirang dengan gaya undercut mampu membuat Jaemin bertekuk lutut. Bahkan Jaemin banyak menyimpan foto-foto Jeno yang terbaru di ponselnya. Untuk konsumsi pribadi.

Merasa sudah lelah mengoceh, lagipula Jeno tidak memperdulikannya akhirnya Jaemin mencoba memejamkan mata. Ia memeluk tubuh Jeno dari belakang dan menyembunyikan wajahnya di punggung lebar itu. Kemudian wajahnya sedikit mendongak sehingga kini pipi gembulnya bersentuhan dengan punggung Jeno, yah terlihat sangat menggemaskan.

"Jeno-ya, aku mau takoyaki buatan Yuta hyung." Ujar Jaemin tiba-tiba.

"Hmm..."

"Aku mau sekarang, Jeno-ya."

"Jae- Nana, ini sudah malam dan Yuta hyung sudah tidur. Besok saja ya?"

Terjadi keheningan selama beberapa saat sebelum terdengar isakan kecil dari balik punggung Jeno. Jeno membuka kedua kelopak matanya kemudian segera berbalik, terkejut melihat Jaemin menangis sambil memeluk boneka kesayangannya. Astaga, Jaemin benar-benar manja dan susah ditebak.

"Jeno jahat." Ujar Jaemin sengit, sepasang mata memerahnya memandangi Jeno tidak suka.

"Dengar, kau lihat sekarang jam berapa? Yuta hyung pasti sudah tidur dan super market juga sudah tutup. Aku tidak bisa membeli bahan makanannya malam ini juga. Besok pagi saja, bagaimana?"

Nana | JenoJaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang