Nana [7] : Fluffy Nana

13.8K 1.5K 185
                                    

"jaga kesehatan, oke? Makanlah yang banyak dan jangan lupa minum vitamin. Kami harus kembali karena hari sudah terlalu sore." Taeyong berujar sambil mengusap kedua bahu Jaemin. Jaemin mengangguk patuh.

"Sampai jumpa, lain kali kita akan main lagi ke sini."

"Terima kasih Hyung."

Jaemin dan Jeno melambaikan tangannya kepada Taeyong yang masuk ke dalam lift menyusul yang lain. Kemudian mereka pun pulang setelah menghabiskan waktu bersama. Jaemin tersenyum, menunduk sambil memandangi tangannya yang masih menggenggam sebuah stroberi matang. Tanpa basa basi Jaemin memakannya.

"Hei kalian, ayo cepat masuk dan makan bersama." Ujar Renjun sedikit berteriak dari dalam. Ia sedang memasak makanan untuk makan malam, tubuhnya terbalut apron dan tangannya memegang spatula. Sedangkan Jisung sibuk membereskan barang-barang dari para kakak yang masih berada ruang tengah.

"Sebaiknya Jaemin mandi dulu lalu kembali ke sini. Jangan lupa keramas!" Ujar Renjun lagi.

"Aku akan membantu membereskan semua ini, tenang saja." Sahut Jisung.

"Terima kasih Jisung-ah." Ujar Jaemin senang. Ia berjalan bersama Jeno menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Jeno membantunya melepas pakaian karena pergerakan Jaemin yang mulai terbatas seiring perutnya membesar.

"Berbaliklah."

Jaemin menurut. Ia berbalik sehingga berdiri memunggungi Jeno. Kedua tangan kekar itu mulai menurunkan celana serta celana dalam milik Jaemin hingga Jeno berjongkok. Wajahnya mendadak menghangat karena harus berhadapan dengan pantat Jaemin yang semakin bulat dan memerah seperti buah persik.

Oh, sebentar.
Berapa jumlah pantat manusia yang sebenarnya?
1 atau 2?

"Jeno-ya, aku mau mandi." Ujar Jaemin membuyarkan lamunan Jeno. Jeno berdehem singkat sebelum berdiri di belakang Jaemin, mereka menghadap ke arah cermin.

Baiklah, kenapa tinggi tubuh Jaemin jadi menyusut? Dan kenapa dadanya terlihat sedikit membesar?
Hm, menarik.

Jeno berusaha keras untuk tidak menyentuhnya. Ia memilih untuk berbalik kemudian berjalan menuju bathup, menyalakan keran air hangat tidak lupa menuangkan cairan sabun sehingga kini airnya berubah menjadi busa. Jaemin segera masuk ke dalamnya, menyenderkan punggungnya dengan nyaman dan memejamkan mata.

"Aku tinggal ya." Ujar Jeno tapi Jaemin langsung menggeleng ribut.

"Baiklah aku duduk di sini." Jeno mendudukkan diri di atas tutup kloset sambil memandangi Jaemin. Jaemin terlihat menyelam untuk sesaat kemudian kembali duduk dengan keadaan sepenuhnya basah. Rambutnya ia sisir ke belakang sehingga keningnya terpampang jelas.

Terjadi keheningan di antara keduanya. Jaemin sibuk bermain gelembung-gelembung sedangkan Jeno memandanginya. Jaemin terlihat lebih berisi. Pipinya terlihat chubby, tulang selangkanya pun tersamarkan, juga bagian dada yang sudahlah jangan dibahas. Itu area privasi.

"Jeno-ya, tidak mau mandi juga?" Tanya Jaemin membuyarkan lamunan Jeno.

Jeno menggeleng, "aku akan mandi nanti saja."

"Kenapa?"

"Apa perlu aku jelaskan?"

Terdiam.
Jaemin terdiam karena Jeno menjawab pertanyaannya dengan sinis. Mendadak kedua bola mata Jaemin berkaca-kaca seperti hendak menangis tetapi ditahan. Membuat Jeno beranjak dari duduknya lalu berjalan mendekati Jaemin dengan perasaan khawatir sekaligus bingung.

"A-ada apa? Apa aku salah menjawab?" Tanya Jeno panik.

"Kau marah denganku?" Tanya Jaemin enggan menatap mata Jeno.

Nana | JenoJaemin✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang