Chapter 1

13 4 2
                                    

Pagi yang cerah itu, saat embun belum lagi beranjak di dedaunan, Alfin sudah rapi dengan seragam putih dongkernya. Lengkap dengan tas sekolah yang menggantung di pundaknya. Cukup aneh juga Alfin bisa bangun pagi dan siap berangkat sekolah seperti pagi ini. Padahal biasanya cowok keren itu justru bangun kesiangan, terus kalang kabut dan cepat-cepat mandi, terus pake baju sambil sisiran, sambil nonton TV, sambil pake sepatu, baru berangkat sekolah sepuluh menit sebelum bel berbunyi.

By the way, pagi ini Alfin menyengajakan diri untuk tidak telat. Soalnya kalau telat bisa gawat.

"Tumben berangkat pagi-pagi, Fin. Apa nggak nonton SpongeBob dulu?" tanya Ibunya yang sudah hapal kebiasaan putranya.

"Enggak Bu, khawatir telat. Soalnya hari ini adalah hari pertama aku masuk SMP." Jawab Alfin sambil bergegas keluar rumah.

"Oh iya Ibu lupa, hari ini hari pertama kamu masuk SMP ya, ingat sekolah yang rajin jangan nakal." Kata Ibunya sambil memberi nasehat klasik kepada Alfin.

"Siap bu!" sahut Alfin.

Setelah sampai di Sekolah Alfin langsung mengumpulkan niat untuk masuk kedalam sekolah, betapa terkejutnya Alfin ketika masuk ke perkarangan sekolah, dia tidak menjumpai orang-orang yang dia kenal. saking semangatnya dia lupa bahwa dia adalah siswa baru di sekolah tersebut, untung saja Alif melihat Alfin yang sedang kebingungan. Sambil berteriak Alif memanggil Alfin, "Fin sini!" sontak saja Alfin langsung menoleh ke arah Alif dan langsung bergegas menghampiri Alif.

"Kok lu ada disini Lif?" tanya Alfin kesel.

"Hehehe" Alif hanya bisa senyum-senyum sambil garuk kepala.

Inilah Alfin dan Alif, dua sahabat yang enggak bisa berpisah.

Flashback ON

"Pokoknya jangan sama SMPnya ya, awas saja lo ngikutin gua, gua nyambung di SMP Lentera Bangsa" ujar Alfin galak.

"Iya Fiiin, gue juga punya pilihan tersendiri kali." jawab Alif kesel.

Inilah saatnya 2 Sahabat menentukan jati dirinya masing-masing.

"Bagus kalau gitu, aku gak mau kalau SMP sama dengan lo, kita itu harus jauuuuh banget, gak kayak SD dulu".

"iye-iye" jawab Alif singkat.

Waktu SD dulu Alif sangat dekat dengan Alfin, sampai-sampai mereka dibilang adik kakak, lebih parah lagi di bilang jodoh alias homo karena gak bisa pisah, selalu berdua. Hahaha namanya juga masih bocil.

Flashback OFF

Hari pertama sekolah diisi perkenalan-perkenalan yang dipandu kakak-kakak kelas pengurus OSIS. Sesi pertama, mereka dikenalkan dengan wali kelas. Beliau menyampaikan beberapa wejangan dan gambaran umum sekolah ini. Para siswa mendengarkan takzim. Setelahnya wali kelas meminta setiap siswa memperkenalkan diri secara singkat.

Selepas perkenalan dilanjutkan pemilihan tempat duduk dan perangkat organisasi kelas.

Alfin tau betul selain kemampuan, nilai mata pelajaran seorang siswa itu berhubungan juga dengan lokasi tempat duduknya di kelas.

"Fin, lu duduk dimana?" tanya Alif.

"Gini Lif, gua sedang mencari tempat duduk yang strategis, karena kalau tempat duduk lu strategis, nilai lu juga bakal bagus."

"Ya Allah Fin, urusan tempat duduk aja sampai mikir segala, gini ya sekarang itu kita siswa baru jadi gak tau siapa yang pintar di kelas ini."

"Ehm bukan gitu Lif, orang pintar itu cenderung pelit, kalau lu mau nilai bagus jangan duduk sama orang pintar, duduklah sama orang yang tepat dan orang yang tepat itu gak harus pintar." Jawab Alfin sambil menggurui.

"Ya udah, kalau gitu kita duduk berdua aja, kita berduakan nggak pintar-pintar banget, tapi kita SALING MELENGKAPI." kata Alif sambil ketawa.

Akhirnya mereka duduk berdua saling melengkapi, ketika Alif enggak ngerti dan Alfin ngerti, Alfin ngejelasin ke Alif sampe ngerti, begitupun sebaliknya. Bahkan, kalau curang, mereka curang sama-sama, jadi kalau malu, mereka malu sama-sama.

Sesi kedua dilanjutkan dengan berkeliling kompleks sekolah, dipandu kakak kelas. Hari ini pertama kalinya mereka meniti inci demi inci sekolah. Mereka siap merengkuh hari, memeluk takdir hidup masing-masing.



Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

.

.

Tinggalin Vote , Koment 💬 kalau boleh Follow📍sekalian, Terima kasih😭

AGAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang