Chapter 3

8 3 3
                                    

Setelah pulang sekolah Alfin tidak langsung pulang ke rumahnya melainkan mampir dulu ke rumah Alif.

"Woi Lif!" kata Alfin sambil mematikan TV yang di tonton Alif.

"Apasih Fin?" jawab Alif kesel.

"lu pernah jatuh cinta nggak Lif?"

"Jatuh cinta? Jadiiii inii yang buat lu melamun pas pelajaran Bu Ratih tadi?" tanya Alif heran.

"Iya, gua lagi ngerasain jatuh cintaaa, pertama kali ketemu pas di ruang guru, ditambah kejadian tadi di depan kelas Lif-Lif." ucap Alfin sambil mengambil gitar Alif.

"Iiiiiih, jangan-jangan lu suka sama Salwa ya, lu serius Fin?"

"Ya serius la Lif. 100% yakin gua, emang kenapa? Jangan bilang lu juga suka sama Salwa ya?"

"Yee mana ada, si Salwa itu Fin orangnya cantik, pintar dan sholeha dan banyak yang suka. Lu ma apaan dideketin cewek dikit gemetar" sindir Alif.

"Ya udah kalau gitu, gua akan cari cara untuk dapetin si Salwa" ujar Alfin optimis.

"Gak akan berhasil Fin" kata Alif pesimis.

"Namanya juga usaha Lif, apa yang salah sih namanya juga usaha" jawab Alfin kesel.

"Gak ada yang salah Fin, tapi gua yakin ujung-ujungnya lu pasti akan menjadi pemuja rahasia hahah" kata Alif sambil ketawa.

"Enak aja pemuja rahasiaa, hee pemuja rahasia ma luu, tiap hari ngeliatin foto-foto cewek di Facebook." ujar Alfin nyindir.

"Ye mana adaa." ngelak Alif.

"Nih gua balikin, gua mau pulang" Alfin menaruh kembali gitar Alif.

"Dasar gak punya adab lu Fin." ujar Alif.

Dan Alfin pun pulang ke rumahnya.

"Saatnya kita main HP" kata Alif senang dan langsung membuka HP-nya dan melihat foto-foto Salwa di facebook.

🔅🔅🔅

Alfin tak bisa melupakan wajah Salwa, pertemuan keduanya di depan kelas memperdalam perasaan sukanya kepada Salwa. Sejak pertemuan kedua itu, dia tak pernah lagi bertemu dengan Salwa. Dia merasakan kehilangan yang sangat. Dia berusaha tau tentang Salwa. Yang dia tau Salwa hanya Siswa kelas 8F. Saking ingin melihat wajah Salwa, dia sering bolak-balik di kelas 8F. Sayang, wajah lembut itu tak jua di temui. Alfin mulai putus asa. Dia berharap ada suatu kebetulan yang akan mempertemukannya dengan Salwa.

Suatu kebetulan...

Akhirnya, kesempatan itu pun tiba. Saat Alfin berjalan di koridor kelas dia tidak sengaja bertemu dengan Salwa.

"Salwa?!" Alfin gugup. Benar-benar tak diduga. Jantungnya berdegup kencang.

"Ada apa ya?" tanya Salwa datar.

"Gak ada apa-apa" kalimat itulah yang spontan keluar dari mulut Alfin.

Salwa menghela napas.

"Ooo" Salwa membalik badan. Alfin menggerutu dalam hati, mencoba membangun keberanian.

"Aku Alfin dari kelas 8C, senang berjumpa dan berkenalan denganmu Salwa Aaqila." Akhirnya Alfin berani berbicara sebelum Salwa berjalan lebih jauh meninggalkannya. Salwa menoleh sedikit mengangguk kemudian berlalu tanpa reaksi lebih lanjut.

🔅🔅🔅

Hari-hari berlalu, Alfin sering berkunjung ke kelas 8F. Sekedar tersenyum atau mengangguk ketika berpapasan dengan Salwa. Jika bel tanda jam pulang berdentang Alfin takkan beranjak sebelum Salwa dulu yang pulang. Matanya terus mengawasi Salwa. Hanya sebatas itu keberanian Alfin kini. Tapi ia cukup berbangga dengan itu, baginya itu adalah 'pengorbanan' yang penting.

Sejatinya, selain Alfin masih banyak penggemar Salwa yang lain. Pesona gadis itu selayak bintang. Berbinar, cantik, pintar, rapi, sholeha. Namun penggemar yang lain tidak berani menunjukkan termasuk Alif. Dia hanya sekedar menjadi pemuja rahasianya doang.


Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita itu hanyalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

.

.

Tinggalin Vote , Koment 💬 kalau boleh Follow📍sekalian, Terima kasih😭

AGAIN!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang