°°°
Hantu bocah menatap Sean memelas minta tolong dengan wajah pucat. "Tolong aku..." Bocah itu tahu Sean seorang indigo yang bisa berinteraksi dengan banyak hantu. "Aku tahu kamu bisa bicara dengan hantu. Selamatkan aku seperti kamu menyelamatkan hantu yang ini!" Si bocah menunjuk Yoana yang ia tahu sudah ditolong Sean sampai jasadnya ditemukan.
Yoana membelalak dengan tatapan bingung pada sosok arwah bocah laki-laki yang ekspresinya datar dan seluruh tubuhnya yang pucat. "Aku korban penjualan organ manusia juga." Tadinya Sean acuh tak acuh soal permohonan hantu bocah ini, tetapi saat arwah itu bilang ia adalah korban dari penjualan organ manusia juga — Sean menggerenyitkan dahi dan berpikir dua kali sebelum menolak.
"Ka-kamu korban mereka juga?"
Hantu bocah mengangguk dengan kaku. "Iya, aku diculik, dibunuh, dan semua organku ditawarkan dengan harga mahal untuk didonorkan." Sean dan Yoana saling melirik. "Siapa yang membunuh kamu, dek? Apa kamu ingat?" Yoana mendekati bocah itu dengan posisi setengah berlutut agar tubuhnya sejajar untuk meraih bocah itu.
Arwah bocah kembali menganggukan kepalanya. "Dua tahun lalu aku adalah anak jalanan." Kisah sepele yang berakhir keji diungkapnya. "Ada dua orang menyeret tubuhku masuk ketika aku mengamen di jalan." Cerita menarik yang Sean dengarkan serius. "Mereka membunuhku dengan suntik mati, lalu mereka membelek isi perutku dan mengeluarkan bagian-bagian seperti jantung, paru-paru, juga ginjal."
Sadis, sungguh keji perbuatan manusia yang membunuh manusia lain hanya demi keuntungan semata. Bahkan kelakuannya lebih bengis daripada iblis yang menjerumuskan manusia ke dalam neraka. "Kamu kenal sama mereka?" Tanya Yoana mengusap bahu kecil bocah itu.
"Mereka punya bos besar seorang dokter ahli bedah toraks dan kardiovaskular."
Sebuah rahasia yang tengah Sean cari selama ini mulai terungkap. "Dokter toraks?" Bocah itu mengangguk. "Kakak lihat dokter yang tadi membimbing kakak melihat badan tante hantu yang ini!" Bocah arwah seenaknya menunjuk Yoana dan memanggilnya tante.
"Hei, siapa yang kamu panggil tante?"
"Kamu!"
Yoana menunjukkan ekspresi kecut ketika bocah arwah menunjuk dirinya dengan jari telunjuk.
"Hei, aku masih delapan belas tahun!"
"Tapi kan itu dua belas tahun yang lalu, kalau masih hidup pasti kamu sudah tante-tante!"
"Hei!!!"
Bocah hantu membuat Yoana tersinggung karena mengatainya tua. "Kamu ini kurang ajar ya bocah!" Yoana menjitak kepala arwah yang tadi diusapnya lembut. Sudah dikasih hati malah minta jantung. Yoana sudah baik hati tapi bocah arwah malah mengatainya tua.
"Hei udah-udah jangan berantem di sini!" Sean melerai pertengkaran kecil antara dua arwah beda usia ini. Satu masih seukuran bocah berusia sepuluh tahun dan satu lagi gadis delapan belas tahun yang harusnya sudah menginjak usia kepala tiga jika masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
[H] Terbengkalai
أدب الهواةSebuah taman hiburan yang ramai dikunjungi dan jaya di masanya kini terbengkalai. Para kreator video horror bermaksud untuk melakukan ekpedisi demi konten videonya di internet, namun yang terjadi salah seorang dari mereka tak sengaja memanggil arwah...