Chapter 3

8.8K 416 0
                                    

     Aku sangat bersyukur ketika aku sampai pada titik balik hidupku. suatu pagi,aku tiba-tiba aku seperti tersadar. Aku terharu melihat sosok ayahku. "Sedang apa yah?" tanyaku. Pertanyaan yang mubazir sebenernya karena jelas-jelas kulihat apa yang sedang ayahku kerjakan. Ayahku tersenyum sambil menjawab pertanyaanku. "Ayah sedang menyiram tanaman pril,kenapa?"

     Aku terdiam melihat ayahku. Tiba-tiba seluruh tingkah burukku melayang-layang dikepalaku. Teganya waktu itu diriku telah melakukan hal buruk seperti itu. Tapi aku bersyukur karna Tuhan telah menyadari diriku dari hal-hal buruk. Tiba-tiba saja air mataku lolos mengalir ke pipiku.

"Hei..kenapa kau menangis?" Tanya ayah padaku,sambil melambaikan tangannya dihadapanku. "Haaa... emmm t-tidak aku tidak apa-apa." Jawabku terbata-bata. "Lalu mengapa kau menangis Pril?" Tanya ayahku lagi. "Tidak ayah." Jawaku "Maafin Prilly ayah,Prilly sudah tega sering memuat ayah sedih karna kelakuanku." Sambungku dalam hati. "Yasudah kalau begitu. Oh iya Pril apa kau tidak pergi kekantor?" Tanya ayahku (lagi). "Ini Prilly mau pergi kekantor..."

***

Aku sudah siap dengan gaun putih yang sudah disiapkan oleh ayahku. Sebenarnya males sekali aku memakai gaun ini,tapi demi membahagiakan ayahku,aku sih fine fine saja.

     "Prilly nanti malam kamu dandan yang cantik,dan memakai gaun ini." Ucap aya tadi sore sehabis aku pulang dari kantor. " Haa?buat apa yah?" Tanyaku bingung. "Nanti malam ayah akan mengajakmu dinner bersama keluarga teman ayah dan ayah akan menjodohkan kamu dengan teman sahabat ayah." Jawab ayah. "Ha..maksud ayah?ayah akan menjodoh aku dengan anak teman ayah?" Jawabku sambil memasang wajah kesal. " Iya. Pokoknya kamu gak boleh ngebantah"

      Enak saja aku ingin dijodoh-jodohkan. Ini tuh bukan zaman Siti Nurbaya ayah-__- Tapi yasudahlah bisa berbuat apa aku?hanya bisa bilang 'iya' saja ke ayah, karna aku tidak ingin membuat ayah sedih. Anggap saja ini sebagai tanda maaf atas kelakuan burukku.

Vote and commentsnyaa ya

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang